BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

badminton ala boyzforum :D

12728303233196

Comments

  • @autobanned ngga juga kalo menurut gw.. Yg susah dikalahin ama Owi/Butet itu si Xu/Ma..

    Lagian final kemarin Owi/Butet emang kece kok maennya. Butet siap kalo didorong lawan ke belakang, owi juga oke kalo dipancing ke depan. Kalo kemarin2 kan suka kacau kalau mereka dibikin lawan kyak gitu.. :) #IMO
  • Liat M&Q Listt utk Australia Open, ngga banyak pemain2 diluar Asia Tenggara yg ikut. Semoga Liwen bisa memanfatkan peluang disana. Tp masih ada Tai Tzu Ying sih..
  • Artikel menarik.

    Sinar Kejayaan Bulutangkis Indonesia Makin Terang

    Dengan kemenangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di All England 2013, kejayaan bulutangkis Indonesia kini semakin tergambar nyata.

    Namun, lebih dari itu, pasukan Pelatnas Cipayung membuktikan, Indonesia bukan lagi negara kelas dua di persaingan bulutangkis dunia. Indonesia tidak lagi bisa diremehkan seperti dua tahun lalu.

    Prestasi Indonesia di ajang turnamen tertua di dunia ini menunjukkan persiapan matang disertai motivasi yang luar biasa tinggi. Sektor ganda campuran bisa melangkah lebih baik dengan bekal prestasi yang sebelumnya juga telah mumpuni. Inilah satu-satunya sektor yang sempat begitu diandalkan untuk mendulang prestasi di tahun 2012.

    Yang lebih mantap, Tontowi/Liliyana tak perlu berjuang sendiri karena ada pasangan ganda lain yang bisa bertahan. Selain itu, kehadiran pasangan non-pelatnas Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet sebagai lawan tangguh Tontowi/Liliyana di babak semifinal All England juga bisa menjadi contoh baik bahwa Indonesia masih yang terbaik di bulutangkis.

    Artinya, pembenahan sistem pembinaan para pemain Pelatnas Cipayung berbuah manis diikuti geliat para pemain non-pelatnas yang semakin gemilang.

    Dua pembinaan yang tercipta, baik secara terpusat di dalam Pelatnas Cipayung maupun secara perseorangan, akhirnya memunculkan banyak pemain dengan prestasi memukau di turnamen individu. Mereka-mereka dengan prestasi menawan itu tentu tak bakal menyulitkan di saat Indonesia membutuhkan tim terbaik saat berlaga di turnamen beregu (seperti Piala Thomas-Uber dan Piala Sudirman) atau turnamen di ajang kejuaraan multicabang seperti Olimpiade.

    Catatan prestasi yang ditorehkan di All England tahun 2013 ini seharusnya bisa menjadi tolok ukur kebangkitan bulutangkis Indonesia. Sejak tahun 2003, belum pernah ada begitu banyak wakil Indonesia yang bisa bertahan sampai dengan babak perempatfinal. Bahkan, kerap kali perwakilan Indonesia langsung gugur layu di babak-babak pertama, paling jauh kedua.

    Namun, tidak untuk tahun ini. Delapan wakil Indonesia bisa bertahan sampai di babak perempatfinal. Salah satunya pemain tunggal putri Lindaweni Fanetri, yang menjadi satu-satunya tunggal putri yang bertahan setelah sejak tahun 2003. Sayang Linda kemudian kalah dari Tine Baun asal Denmark.

    Meski kalah, Linda menunjukkan sektor tunggal putri bisa bangkit dari keterpurukan. Semenjak kehilangan peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti, sektor ini semakin sulit mengejar sukses seperti yang pernah diraih di era kejayaan Susi Susanti dan Mia Audina di era 1990-an.

    Wakil Indonesia lainnya yang bertahan cukup lama adalah pemain tunggal putra, Tommy Sugiarto. Kehadirannya di babak perempatfinal menjadi sedikit penutup luka setelah Sony Dwi Kuncoro — yang lebih diharapkan — justru harus terseok akibat cedera.

    Pasangan tumpuan harapan Indonesia di sektor ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, juga sedikit meleset setelah terhadang di babak semifinal.

    Indonesia menempatkan dua wakil dari pemain non-pelatnas. Ada ganda campuran Markis Kido/Pia Zebadiah yang kemudian bertahan sampai babak semifinal dan akhirnya tunduk dari Tontowi/Liliyana. Pia juga bisa bertahan sampai babak perempatfinal di sektor ganda putri bersama dengan pasangannya Rizki Amelia Pradipta. Keduanya lalu kandas di tangan ganda putri Cina, Ma Jin/Tang Jinhua.

    Yang jelas, sektor ganda campuran memang patut diberikan penghargaan karena bisa konsisten dengan kehadiran wakil terbanyak. Tiga dari empat pasangan ganda campuran yang lolos sampai perempatfinal bisa bertahan sampai babak semifinal. Sayangnya, hanya satu yang bertahan sampai final dan akhirnya meraih gelar juara yaitu Tontowi/Liliyana.

    Yang luar biasa, Muhammad Rijal/Debby Susanto yang bisa menggilas ganda campuran unggulan pertama asal Cina, Zu Chen/Ma Jin dalam pertarungan sengit yang berujung pada kemenangan 16-21, 21-13, 21-18. Namun, seperti Fran Kurniawan/ Shendy Puspa Irawati — yang lebih dulu kandas di perempatfinal — Rijal/Debby juga dijegal lawan Tontowi/Liliyana di babak final, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

    Beruntung Tontowi/Liliyana tak mau senasib dengan kedua pasangan “korban” ganda Cina itu. Gelar juara memang harus tetap bersama mereka yang juga sudah dimenangkan pada tahun 2012. Satu kali lagi, Tontowi-Liliyana bisa mengejar rekor milik mantan pasangan Korea Selatan, Park Joo-bonghung Myung-hee, yang pernah merebut tiga gelar beruntun pada 1989 hingga 1991. Catatan kemenangan back to back sebelumnya juga pernah dibuat oleh pasangan ganda putra Ricky Subagja/Rexy Mainaky pada tahun 1995 dan 1996.

    Itulah era di saat Indonesia mampu merajai kembali bulu tangkis dunia setelah lepasnya era Rudi Hartono. Di tahun 1996, Indonesia menempatkan masing-masing wakilnya secara bersamaan di puncak peringkat dunia. Dengan modal gelar juara ini, Tontowi/Liliyana menjadi kandidat kuat sebagai Most Valuable Player of the Year dari PB PBSI. Bayang-bayang hadiah sebesar Rp1 miliar tentu menjadi salah satu motivasi yang membuat mereka semakin haus gelar di turnamen selanjutnya.

    copyright http://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/sinar-kejayaan-bulutangkis-indonesia-makin-terang-074206194.html

    Semoga bulutangkis indo semakin jaya!
  • Nice share @ron89... Mari kita doakan saja sinar itu semakin terang.. :)
  • Semoga sinarnya menerangi Angga/Rian yg baru aja kalah... :|
  • @blackdroid Angga/Ryan payah bgt belakangan ini.. seringnya kalah di R1.. Paling banter nyame R2. Pdhl dulu digadang2 jd MD masa depan INA :(
  • @anohito php bgt mereka, dulu aja suka ngalahin beberapa MD top ten, sekarang memblee...e...e...
  • blackdroid wrote: »
    Kido/Pia vs Sudketi/Saralee seru bgt...
    Set 2 Sudket/Saralee unggul 19-17 kekejar jadi 20-22 & Rubber!
    Set 3 Sudket/Saralee Match point 20-18, pengembalian tanggung di depan net disamber Sudket & masuk...
    Tapi....di fault sama wasit! Akhirnya kido/pia bisa menyamakan point, deuce, & menang :D *serangan jantung*

    XD SF: INA 3, CHN 1
    sekian.

    anyway, itu tau pertandingan Kido/Pia liat di mna ya? Pgn liat jg. >.<
  • @djdavid waktu itu nonton streaming, sekarang udah ada di youtube kok
  • Hampa gelar dari Swiss, masuk final pun tidak. Huft. Jgn pada PHP AE2013 dong.
  • @ron89 iya, pas barusan buka TS, eh liat Dua2nya kalah. yg nyesek sih Owi/Butet. padahal PraVit bsa ngalahin Zhang Nan/Tang Jinhua straight set. Tapi Owi/Butet kalah. -___-
  • @blackdroid oh iya2. kemaren2 nyari belum ada. skarang udh ada. hehe
  • Iya bro @djdavid pdhl kalo masuk bisa final idaman sama XD Denmark. MD coba yg maju Ahsan/Hendra, mungkin lain cerita #ngayal. yg lalu biarlah berlalu~
  • Alvent/Kido disalip di tikungan terakhir & kalah nyesek x_x
    Oya, katanya Owi ini doyan party & ngabisin duit sama pacarnya...katanya.
  • @ron89 iya. Skornya nyesek itu. T.T tp yaudah lah. *menghibur diri*

    @blackdroid katanya gtu. Tp yaudah si. Toh dia sendiri ama pacarnya. Selama prestasinya bagus si gpp. *IMO*
Sign In or Register to comment.