BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Married Man Club

191012141527

Comments

  • Perenungan Sebelum Melangkah Dalam Pernikahan

    Saya ingin membagikan sedikit pengalaman hidup. Timeline penting dalam hidup I. Menyadari waktu SMP suka dengan laki-laki dan juga perempuan, berarti I tergolong biseks. Konsultasi dengan psikolog waktu kuliah, jawabannya "apa yang sudah terbentuk tidak bisa hilang" berarti I akan menjalani sesuai perasaan I. Mulai aktif berhubungan dengan cowok sampai ml waktu kuliah. Dengan cewek sebatas pacaran tapi tidak ml krn takut hamil. Pelampiasan hanya dengan cowok dan I tipe vers.

    Setelah lulus dan kerja di jkt, dunia gay semakin kental dalam hidup I, dan satu kali pernah punya hubungan khusus dengan cowok yang berakhir dengan kekecewaan.

    Pada akhirnya I bertemu dengan cewek yg menjadi isteri I sekarang. I menikah di umur 36 tahun, sebelum menikah banyak hal yang direnungkan, antara lain: Tujuan hidup I, apakah I akan menghabiskan hidup saya dalam kesendirian?Bagaimana nanti jikalau sudah lanjut umur? Ketika berkunjung ke tempat saudara selalu ditanya mana calonnya? Begitupun juga ketika ke acara kawinan, rasanya malu kalau pergi sendiri, sementara teman yang lain sudah punya pasangan? Setiap akhir tahun apabila kumpul dengan kakak dan keponakans selalu ditanya sudah punya calon belum/mana calonnya? dan berbagai pertanyaan lain di tempat kerja,juga dilingkungan sekitar yang selalu berbicara, kurang apalagi seh? kerja ok, wajah lumayan, pasti banyak yg mau? Selain itu, I merasa capek kesana kemari mencari dan mencari, ke mal-mal tujuannya hunter, ke diskotek begitu juga, pada akhirnya tetap dalam kesendirian, sepertinya hidup dalam lingkaran, berputar itu-itu saja, rasa haus yg tidak terpuaskan.

    Dalam keletihan dan kecapean seperti itu, akhirnya setelah bertemu dan pacaran dengan cewek (isteri sy skrg) hanya 6 bulan kami langsung menikah. Sebelum menikah semua yg berhubungan dengan dunia gay dalam hidup saya diminimalisir. Bokep gay, saya kasi ke teman, no hp saya ganti dgn yang baru, kemudian I menjalani bimbingan pernikahan dan masuk dalam konseling pernikahan yang didalamnya I diarahkan/dipersiapkan untuk memasuki pernikahan. Dan menjalani tes kesehatan. Syukur akhirnya semuanya I lewati dan masuk dalam pernikahan.

    Malam pertama, dengan pertolongan yang Mahakuasa dan dengan motivasi yang tinggi, I dapat menjalani tugas sebagai seorang suami dengan baik. Dan malam-malam berikutnya I dapat melewati juga. I bersyukur pada yang Mahakuasa, sekarang sudah dikaruniai dua anak (sepasang), cewek
    ( 4 thn) dan cowok ( 3 thn), cukup tokcer karena sudah umur jadi cepet kejar supaya punya dua, rasanya lengkap sudah apa yang I impikan.

    Dalam kehidupan rumah tangga, anak menjadi perekat dan pengalih perhatian terhadap segala sesuatu, terutama ketika kita pulang kerja bisa bermain dengan mereka, ke mal dengan mereka, mengajak mereka ke t4 sodara dll. Walaupun perasaan suka sama cowok itu ada, tetapi itu dapat diobati oleh anak dan isteri. Tidak munafik, bahwa perasaan itu ada, dan sekali dua kali tidak tertahankan, akhirnya pelariannya ke internet buka situs gay dan pulang coli sendiri, atau ml dengan isteri. Untungnya isteri mempunyai motto "sebagai isteri dia juga adalah pelacur untuk suaminya" artinya dia mau melayani suami dalam gaya apapun yg diminta suami di tempat tidur, dan I meminta dia untuk mengoral, dan dilakukan dengan lembut dan sepenuh hati sampai I keluar. Karena mengoral itulah favorit, disamping sekali dua kali melakukan penetrasi.

    Memang bagi kita, yg menjalani kehidupan gay sebelum menikah perjuangannya tidak mudah, tapi "dengan keyakinan yg teguh dan pertolongan yang Mahakuasa" pasti kita dapat melaluinya. I tidak peduli kata org munafik, yang I jalani sekarang memberikan I tempat yg teduh untuk bernaung. I tidak perlu lagi hunter, tapi I bisa dirumah bermain dengan anak-anak, menyisir rambut mereka, mengganti baju mereka, mengajar mereka waktu belajar, semua hal itu menyita waktu dan perhatian I, dan sungguh menyenangkan. Apalagi ketika pulang kerja mereka sambut dengan berlari sambil memanggil "papa, .....papa". Setiap kali mengingat ini, membuat I berpikir dua kali untuk tidak mengecewakan mereka. Dalam hati I berjanji untuk tidak akan mengecewakan mereka, walaupun masih ada perasaan itu, tidak mudah memang, tetapi untuk mereka I akan berusaha.

    Untuk teman-teman yang sudah menikah, selamat berjuang
    ( karena kita berjuang melawan perasaan kita, walaupun sakit rasanya dan kadang membuat kita (saya) menjadi frustasi sendiri) dan marilah kita berusaha menjaga keluarga kecil yang sudah kita punyai (walaupun dengan mengorbankan perasaan kita). Ingat menikah itu bukan coba-coba atau main-main, jadi kalau belum memikirkan resiko dan harga yang harus dibayar, jangan melangkah dulu. Bagi rekan dan teman yang akhirnya mau melangkah ke dalam bahtera rumah tangga, renungkan dan pikirkan dengan matang, sekali melangkah resiko dan harga yang harus kita bayar itu besar, tetapi saya yakin dengan tekad dan keyakinan yang kuat dan dengan pertolongan yang Mahakuasa semua dapat dilalui, seperti yang sudah I jalani, pasti kalian juga bisa menjalaninya.

    Semoga tulisan ini bermanfaat.

    Salam
    Brother


  • arcadion wrote: »
    Perenungan Sebelum Melangkah Dalam Pernikahan

    Saya ingin membagikan sedikit pengalaman hidup. Timeline penting dalam hidup I. Menyadari waktu SMP suka dengan laki-laki dan juga perempuan, berarti I tergolong biseks. Konsultasi dengan psikolog waktu kuliah, jawabannya "apa yang sudah terbentuk tidak bisa hilang" berarti I akan menjalani sesuai perasaan I. Mulai aktif berhubungan dengan cowok sampai ml waktu kuliah. Dengan cewek sebatas pacaran tapi tidak ml krn takut hamil. Pelampiasan hanya dengan cowok dan I tipe vers.

    Setelah lulus dan kerja di jkt, dunia gay semakin kental dalam hidup I, dan satu kali pernah punya hubungan khusus dengan cowok yang berakhir dengan kekecewaan.

    Pada akhirnya I bertemu dengan cewek yg menjadi isteri I sekarang. I menikah di umur 36 tahun, sebelum menikah banyak hal yang direnungkan, antara lain: Tujuan hidup I, apakah I akan menghabiskan hidup saya dalam kesendirian?Bagaimana nanti jikalau sudah lanjut umur? Ketika berkunjung ke tempat saudara selalu ditanya mana calonnya? Begitupun juga ketika ke acara kawinan, rasanya malu kalau pergi sendiri, sementara teman yang lain sudah punya pasangan? Setiap akhir tahun apabila kumpul dengan kakak dan keponakans selalu ditanya sudah punya calon belum/mana calonnya? dan berbagai pertanyaan lain di tempat kerja,juga dilingkungan sekitar yang selalu berbicara, kurang apalagi seh? kerja ok, wajah lumayan, pasti banyak yg mau? Selain itu, I merasa capek kesana kemari mencari dan mencari, ke mal-mal tujuannya hunter, ke diskotek begitu juga, pada akhirnya tetap dalam kesendirian, sepertinya hidup dalam lingkaran, berputar itu-itu saja, rasa haus yg tidak terpuaskan.

    Dalam keletihan dan kecapean seperti itu, akhirnya setelah bertemu dan pacaran dengan cewek (isteri sy skrg) hanya 6 bulan kami langsung menikah. Sebelum menikah semua yg berhubungan dengan dunia gay dalam hidup saya diminimalisir. Bokep gay, saya kasi ke teman, no hp saya ganti dgn yang baru, kemudian I menjalani bimbingan pernikahan dan masuk dalam konseling pernikahan yang didalamnya I diarahkan/dipersiapkan untuk memasuki pernikahan. Dan menjalani tes kesehatan. Syukur akhirnya semuanya I lewati dan masuk dalam pernikahan.

    Malam pertama, dengan pertolongan yang Mahakuasa dan dengan motivasi yang tinggi, I dapat menjalani tugas sebagai seorang suami dengan baik. Dan malam-malam berikutnya I dapat melewati juga. I bersyukur pada yang Mahakuasa, sekarang sudah dikaruniai dua anak (sepasang), cewek
    ( 4 thn) dan cowok ( 3 thn), cukup tokcer karena sudah umur jadi cepet kejar supaya punya dua, rasanya lengkap sudah apa yang I impikan.

    Dalam kehidupan rumah tangga, anak menjadi perekat dan pengalih perhatian terhadap segala sesuatu, terutama ketika kita pulang kerja bisa bermain dengan mereka, ke mal dengan mereka, mengajak mereka ke t4 sodara dll. Walaupun perasaan suka sama cowok itu ada, tetapi itu dapat diobati oleh anak dan isteri. Tidak munafik, bahwa perasaan itu ada, dan sekali dua kali tidak tertahankan, akhirnya pelariannya ke internet buka situs gay dan pulang coli sendiri, atau ml dengan isteri. Untungnya isteri mempunyai motto "sebagai isteri dia juga adalah pelacur untuk suaminya" artinya dia mau melayani suami dalam gaya apapun yg diminta suami di tempat tidur, dan I meminta dia untuk mengoral, dan dilakukan dengan lembut dan sepenuh hati sampai I keluar. Karena mengoral itulah favorit, disamping sekali dua kali melakukan penetrasi.

    Memang bagi kita, yg menjalani kehidupan gay sebelum menikah perjuangannya tidak mudah, tapi "dengan keyakinan yg teguh dan pertolongan yang Mahakuasa" pasti kita dapat melaluinya. I tidak peduli kata org munafik, yang I jalani sekarang memberikan I tempat yg teduh untuk bernaung. I tidak perlu lagi hunter, tapi I bisa dirumah bermain dengan anak-anak, menyisir rambut mereka, mengganti baju mereka, mengajar mereka waktu belajar, semua hal itu menyita waktu dan perhatian I, dan sungguh menyenangkan. Apalagi ketika pulang kerja mereka sambut dengan berlari sambil memanggil "papa, .....papa". Setiap kali mengingat ini, membuat I berpikir dua kali untuk tidak mengecewakan mereka. Dalam hati I berjanji untuk tidak akan mengecewakan mereka, walaupun masih ada perasaan itu, tidak mudah memang, tetapi untuk mereka I akan berusaha.

    Untuk teman-teman yang sudah menikah, selamat berjuang
    ( karena kita berjuang melawan perasaan kita, walaupun sakit rasanya dan kadang membuat kita (saya) menjadi frustasi sendiri) dan marilah kita berusaha menjaga keluarga kecil yang sudah kita punyai (walaupun dengan mengorbankan perasaan kita). Ingat menikah itu bukan coba-coba atau main-main, jadi kalau belum memikirkan resiko dan harga yang harus dibayar, jangan melangkah dulu. Bagi rekan dan teman yang akhirnya mau melangkah ke dalam bahtera rumah tangga, renungkan dan pikirkan dengan matang, sekali melangkah resiko dan harga yang harus kita bayar itu besar, tetapi saya yakin dengan tekad dan keyakinan yang kuat dan dengan pertolongan yang Mahakuasa semua dapat dilalui, seperti yang sudah I jalani, pasti kalian juga bisa menjalaninya.

    Semoga tulisan ini bermanfaat.

    Salam
    Brother


    mantap, bro
  • @arcadion : thanks for sharing. Saya setuju, ikatan pernikahan memang akan membuat kita lebih mampu mengendalikan diri (minimal mengurangi) untuk bertemu langsung dengan rekan2 spt kita. ga munafik, saya jg kadang2 masih suka chat atau browsing bokep gay krn ga bisa lepas sama sekali dengan dunia begini. tapi begitu ada yg ngajak lebih, yang terbayang adalah wajah anak-anakku yg lucu-lucu..
  • asik, baca ahh

    nambah pengalaman nih
  • edited June 2013
    [nice to share...

    @bi_ngung

    nick nya diganti dong;
    biar rada pinteran dikit..
    ^__^


    quote="@arcadion;1684652"]Perenungan Sebelum Melangkah Dalam Pernikahan

    Saya ingin membagikan sedikit pengalaman hidup. Timeline penting dalam hidup I. Menyadari waktu SMP suka dengan laki-laki dan juga perempuan, berarti I tergolong biseks. Konsultasi dengan psikolog waktu kuliah, jawabannya "apa yang sudah terbentuk tidak bisa hilang" berarti I akan menjalani sesuai perasaan I. Mulai aktif berhubungan dengan cowok sampai ml waktu kuliah. Dengan cewek sebatas pacaran tapi tidak ml krn takut hamil. Pelampiasan hanya dengan cowok dan I tipe vers.

    Setelah lulus dan kerja di jkt, dunia gay semakin kental dalam hidup I, dan satu kali pernah punya hubungan khusus dengan cowok yang berakhir dengan kekecewaan.

    Pada akhirnya I bertemu dengan cewek yg menjadi isteri I sekarang. I menikah di umur 36 tahun, sebelum menikah banyak hal yang direnungkan, antara lain: Tujuan hidup I, apakah I akan menghabiskan hidup saya dalam kesendirian?Bagaimana nanti jikalau sudah lanjut umur? Ketika berkunjung ke tempat saudara selalu ditanya mana calonnya? Begitupun juga ketika ke acara kawinan, rasanya malu kalau pergi sendiri, sementara teman yang lain sudah punya pasangan? Setiap akhir tahun apabila kumpul dengan kakak dan keponakans selalu ditanya sudah punya calon belum/mana calonnya? dan berbagai pertanyaan lain di tempat kerja,juga dilingkungan sekitar yang selalu berbicara, kurang apalagi seh? kerja ok, wajah lumayan, pasti banyak yg mau? Selain itu, I merasa capek kesana kemari mencari dan mencari, ke mal-mal tujuannya hunter, ke diskotek begitu juga, pada akhirnya tetap dalam kesendirian, sepertinya hidup dalam lingkaran, berputar itu-itu saja, rasa haus yg tidak terpuaskan.

    Dalam keletihan dan kecapean seperti itu, akhirnya setelah bertemu dan pacaran dengan cewek (isteri sy skrg) hanya 6 bulan kami langsung menikah. Sebelum menikah semua yg berhubungan dengan dunia gay dalam hidup saya diminimalisir. Bokep gay, saya kasi ke teman, no hp saya ganti dgn yang baru, kemudian I menjalani bimbingan pernikahan dan masuk dalam konseling pernikahan yang didalamnya I diarahkan/dipersiapkan untuk memasuki pernikahan. Dan menjalani tes kesehatan. Syukur akhirnya semuanya I lewati dan masuk dalam pernikahan.

    Malam pertama, dengan pertolongan yang Mahakuasa dan dengan motivasi yang tinggi, I dapat menjalani tugas sebagai seorang suami dengan baik. Dan malam-malam berikutnya I dapat melewati juga. I bersyukur pada yang Mahakuasa, sekarang sudah dikaruniai dua anak (sepasang), cewek
    ( 4 thn) dan cowok ( 3 thn), cukup tokcer karena sudah umur jadi cepet kejar supaya punya dua, rasanya lengkap sudah apa yang I impikan.

    Dalam kehidupan rumah tangga, anak menjadi perekat dan pengalih perhatian terhadap segala sesuatu, terutama ketika kita pulang kerja bisa bermain dengan mereka, ke mal dengan mereka, mengajak mereka ke t4 sodara dll. Walaupun perasaan suka sama cowok itu ada, tetapi itu dapat diobati oleh anak dan isteri. Tidak munafik, bahwa perasaan itu ada, dan sekali dua kali tidak tertahankan, akhirnya pelariannya ke internet buka situs gay dan pulang coli sendiri, atau ml dengan isteri. Untungnya isteri mempunyai motto "sebagai isteri dia juga adalah pelacur untuk suaminya" artinya dia mau melayani suami dalam gaya apapun yg diminta suami di tempat tidur, dan I meminta dia untuk mengoral, dan dilakukan dengan lembut dan sepenuh hati sampai I keluar. Karena mengoral itulah favorit, disamping sekali dua kali melakukan penetrasi.

    Memang bagi kita, yg menjalani kehidupan gay sebelum menikah perjuangannya tidak mudah, tapi "dengan keyakinan yg teguh dan pertolongan yang Mahakuasa" pasti kita dapat melaluinya. I tidak peduli kata org munafik, yang I jalani sekarang memberikan I tempat yg teduh untuk bernaung. I tidak perlu lagi hunter, tapi I bisa dirumah bermain dengan anak-anak, menyisir rambut mereka, mengganti baju mereka, mengajar mereka waktu belajar, semua hal itu menyita waktu dan perhatian I, dan sungguh menyenangkan. Apalagi ketika pulang kerja mereka sambut dengan berlari sambil memanggil "papa, .....papa". Setiap kali mengingat ini, membuat I berpikir dua kali untuk tidak mengecewakan mereka. Dalam hati I berjanji untuk tidak akan mengecewakan mereka, walaupun masih ada perasaan itu, tidak mudah memang, tetapi untuk mereka I akan berusaha.

    Untuk teman-teman yang sudah menikah, selamat berjuang
    ( karena kita berjuang melawan perasaan kita, walaupun sakit rasanya dan kadang membuat kita (saya) menjadi frustasi sendiri) dan marilah kita berusaha menjaga keluarga kecil yang sudah kita punyai (walaupun dengan mengorbankan perasaan kita). Ingat menikah itu bukan coba-coba atau main-main, jadi kalau belum memikirkan resiko dan harga yang harus dibayar, jangan melangkah dulu. Bagi rekan dan teman yang akhirnya mau melangkah ke dalam bahtera rumah tangga, renungkan dan pikirkan dengan matang, sekali melangkah resiko dan harga yang harus kita bayar itu besar, tetapi saya yakin dengan tekad dan keyakinan yang kuat dan dengan pertolongan yang Mahakuasa semua dapat dilalui, seperti yang sudah I jalani, pasti kalian juga bisa menjalaninya.

    Semoga tulisan ini bermanfaat.

    Salam
    Brother


    [/quote]

    @alabatan @AwanSiwon @danu_darkangelz @gr3yboy @danze @chibipmahu @dollysipelly @ularuskasurius @yeltz

    @sigantengbeud @claudy @tialawliet @Bluedragoste @yuzz @jorse @4ndrean @oxygenfull @RADHIKAHAHA @locky

    @atwil @joenior68 @danielsastrawidjaya @imednasty @Daramdhan @Boljugg @Dhika_smg @YansFilan @Sandipu50311592

    @LockerA @2dirpra @4ndho @4ndh0 @adzhar @adilope @adinu @adit_dudul @admmx01 @aDvanTage @adyray @adysamuel

    @afif18_raka94 @aglan @AkbarSyailendra @akhmadpuryanto @ajikaryadi @alex92 @alexwhite @alfa_centaury @Alir

    @Amaurysilli @AmGay @anan_jaya @Ande2_lumut @andireza @andre_patiatama @anggaras @Ann4j @ardi_cukup @arichou

    @aries77 @arsile @asik69 @aura @aurorghh @bayuaja01 @BB3117 @Beepe @bi_men @bi_ngung @Black_Raven @skpmerah

    @hari_12x @Boyz888 @boyskyez @broe @caghaa @cevans @chiko_jeri @cigar @cmedcmed @colorof @congcong

    @crystal_heaven @Daniel_Si_Suka_baca @darkrealm @daviez_alfarizy @Daytripper @deltamet43d @didit_wicaksono

    @Difer @Different @Diyo_D_Y @dirpra @Dityadrew2 @EIandy2 @ElninoS @Farnuta @Fenan_d @fends @fianpoulz @flix

    @g4y_all_alon3 @galau_er @gu2ntea @hananta @heavenstar @Henry_13 @Hevesius @hidori @hwankyung69

    @iam_pamungkas @iamyogi96 @iboobb7 @igoigo @irlanda @Jhoshan26 @jjk_mod_on @JOEGATES @jokerz @Just_PJ @kimoy

    @ken89 @kevin_ok26 @kucingnekat @kutu22 @lelaqi @Lilo2 @libraboy @lightaaaxxx @irawan01 @lintang1381

    @LitleBro @luketan @mahardhyka @marobmar @metropolichz @Monic @Monster26 @mr_anamnesis @nak_alone @nand4s1m4

    @NC_JKT48 @negaa @nero_dante1 @nur_hadinata @pria_apa_adanya @prince17cm @PrinceOfBlackSoshi @putralll

    @putrabulan1 @pyrojack @rakarahardian @rarasipau @reyputra @Riko_dragon_knight @createsometrouble

    @rikzu_storm @Rivaldo_Nugroho @Rizal_M2 @ronald_5 @rulliarto @satriamandala @sicnus @silverrain @sinjai

    @Sly_maut @shruikan @stevekerenz @suck1d @tazbodhi @The_angel_of_hell @the_yanuars @tony_chopper @treezz

    @troyaz @wiraone @wiwo @Wooyoung @xname @yudhyeah @dundileo @you_joo90 @Zhar12 @createsometrouble @Zimad

    @zulkorich @7313 obaya @shank @Irawan01 @zorrobaya @Aktuaris_Muda @dundileo @indra_hunks @yeltz

    @dilemma_man @AnakRemaja @Raditjoe @DioAmrado @heavenstar @DiscoWithTears @putrabumi98 @bi_ngung

    @freakymonster58 @herypermana1 @arizalmshd @ardi_strong @yudhaArt @arcadion
  • yudhaArt wrote: »
    cari istri yang fujoshi aja... ^^
    toh bakal seneng suaminya deket2 cowok... hehhe...

    enakan dikamu nya, gak enakan di fujoshinya
  • Pengen kek gini :'(
  • @claudy : hehhe... ada yang sensi nih... ^^
  • jelas doonk
    yudhaArt wrote: »
    @claudy : hehhe... ada yang sensi nih... ^^

  • @boljugg

    belum terpikir buat nikah

    Namun teman teman satu genk angkatan

    kuliahan udah mulai lepas satu satu

    dengan teman hidupnya
  • @mr_anamnesis

    teman hidupmu sejawat laki laki


    salam sejawat;

    uppss..... =))

    =)) =))
  • ganti op cak @boljugg ? aq_tidak_bi_ngung_lagi_karna_dapat pencerahan_mak_bongky ngono tah?
  • mak bongky udah meninggal;

    kamu didatengin arwah nya?

    gw suka bgt nona anna

    btw;
    kamu akan selalu @bi_ngung selamanya...




    @bi_ngung wrote: »
    ganti op cak @boljugg ? aq_tidak_bi_ngung_lagi_karna_dapat pencerahan_mak_bongky ngono tah?
    @Raditjoe
  • boljugg wrote: »
    mak bongky udah meninggal;

    kamu didatengin arwah nya?

    gw suka bgt nona anna

    btw;
    kamu akan selalu @bi_ngung selamanya...




    @bi_ngung wrote: »
    ganti op cak @boljugg ? aq_tidak_bi_ngung_lagi_karna_dapat pencerahan_mak_bongky ngono tah?
    @Raditjoe

    de'remak
  • hahhhh... bikin gw jadi makin ragu nikah.

    Galau antara pengen bahagiain bonyok, dengan antara pengen bebas ga terikat.
Sign In or Register to comment.