Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh
Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Noordin mati, kalian senang? saya sih tidak.
"Hore noordin mati!"
"Berkah ramadan kali ini: Noordin tewas."
"Rasain lu teroris masuk neraka sekarang!!!"
"Hidup densus 88, jayalah Polri!!!"
Itulah empat dari banyak status facebook teman-teman saya. Euforia nampaknya. Bahkan teman-teman wartawan pun bertepuk tangan ketika Kapolri menyatakan dengan resmi bahwa yang tewas adalah NMT.
Should we give Polri credit for this? yes i personally think we should.
Tapi, saya sih memilih untuk berada di barisan yang tidak ingin bertepuk tangan atas tewasnya NMT di solo. kenapa?
1. karena NMT harusnya DITANGKAP, Bukan DIMATIKAN.
kalau sudah begini, NMT si gembong teroris itu mati, habislah sudah kesempatan kita untuk tau siapa dalang semua aksi teror di Indonesia.
Padahal selama 8 tahun ini Indonesia membayar mahal dengan ratusan nyawa yang melayang dan citra buruk.
Sekarang sudah tidak ada kesempatan untuk memverifikasi klaim teror polisi karena semua tokoh kunci teror JI, kecuali Amrozi Cs tentu saja, sudah mati dibunuh atau hilang sebelum sempat diadili.
Apakah ini memang pattern yang pasti dalam terorisme di belahan dunia manapun? Para tertuduh aksi teror dimatikan sebelum kita tahu apa yang sesungguhnya terjadi sehingga kita hanya bisa menelan mentah-mentah pernyataan polisi dan suguhan media. ahem.
2. Kenapa polisi bisa dengan cepat menyatakan bahwa yang tewas itu adalah NMT hanya berdasarkan sidik jari? kalau begitu, kenapa hal serupa tidak diterapkan terhadap mayat yang ditemanggung? bukankah kalau mayat itu (belakangan diketahui bernama Ibrohim) bukan NMT bisa langsung diketahui karena sidik jadinya tidak sama? tidak perlu menunggu apalagi pakai test DNA segala.
3. Masalah KPK vs POLRI, si cicak dan sang buaya, jadi tersingkir lantaran NMT tewas.
Bagaimana dengan kalian?
PS : Maaf kalau ada yang tersinggung, Ini hanya opini dan opini selalu subjektif
Comments
oh my gosh
shilooooooooooo
ada apa dgmu sis?
tiba2 dirimu menjadi secerdas ini?
ckikikikikikikikikik
/menggerling ke jakarta, its must be him. LOL/
iiiiiihhhhh ,... Kakak Sheela sih kebanyakan mereq !!
gak pernah taukan jadinya klo Shilo ini diem2 rajin baca sama ikut seminar..
aihhhhh
berarti ga sia2 dong duit kiriman sheela itu (walopun dari mereq. LOL)
BTW shilo
klo menurut sheela sih, matinya NMT lebi baik daripada hidupnya dia.
daripada hidup menebar terror, mokat aja sekalian
cumaaaa
sheela lom yakin itu benar2 NMT
hihihihihihihi
ya, ini memang disayangkan.
selama ini banyak orang yg terlanjur marah sampe mereka ingin secepatnya NMT mati. padahal kalo mau berpikir dalam konteks sebab-akibat yg lebih panjang, dengan matinya NMT tanpa proses interogasi dan peradilan, kita jadi kehilangan kunci emas utk membuka misteri jaringan teroris yang selama ini menakuti kita.
NMT itu memang pimpinan, tp dia cuma satu orang. di bawahnya pasti banyak pengikut dan selalu ada kemungkinan besar untuk meregenerasi posisi pimpinan. kematian NMT adalah kematian seorang pemimpin teroris, tapi belum tentu menjadi kematian bagi jaringannya.
sangat disayangkan. tp mungkin memang ketika polisi dan densus 88 melakukan penangkapan, mereka mengalami perlawanan. ketika perlawanan itu sudah mempertaruhkan nyawa, memang sulit untuk menangkap target dalam keadaan hidup. karena akhirnya di lapangan berlaku prinsip membunuh atau terbunuh.
bener tuh, harusnya di interogasi dulu..
matinya juga pelan2 tuh harusnya.. biar tau sakitnya ribuan org yg meninggal n di tinggalkan gra2 dya. huh. bikin rusuh aja
kalo eke' sih asal bukan noordin m beerrrrr....
CONGRATS TO POLRI :!: