BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cerpen "Hadiah dari My Sweet Gulley"

edited September 2009 in BoyzLove
Kebakaraaaaan.... :P

Comments

  • Bagus critanya. Tapi warna tulisanya. Bikin mata sakit. Item standart aj om.
  • Lumayanlah buat nambah-nambahin cerita
  • Keesokan harinya aku yang penuh dengan semangat baru karna udah mendapatkan hadiah berupa pangeran tampan pujaan hati berangkat ke sekolah dengan semangat pula. Aku mampir dulu ke tempat Rin biar bisa ke sekolah berduaan dengan pacar baru. Aku sampai di rumah Rin dan tentunya sudah ditunggu pula oleh Rin sambil menggendong Gulley. “Rin sayang maap telat” kataku sambil melambaikan tangan. Rin mendekat padaku dan pletak, aku dijitak Rin. “Ahw, kok kamu marah sih?” tanyaku yang bingung sambil mengusap kepala. “Kamu sih jahil, kenapa gak teriak di sekolah aja kalau kita jadian? Kan malu.” Jawab Rin sambil manyun. “Oh iya, nanti aku sebarin deh.” Senyum aku padanya. “Kya… Harry! Kurang asem kau.” Teriak Rin sambil menyubit aku. “Ahw… sakit Rin.” Gerutu aku tapi merasa sayang dengan sentuhan-sentuhan Rin.
    Kami pun segera mencari angkot terdekat dan menuju ke skolah sambil ngobrol gak jelas. Kami sampai di sekolah 25 menit sebelum masuk jadi banyak waktu untuk ngobrol dengan teman-teman di kelas. Topik kelas kami hari ini adalah “Bagaimana mengusahakan contekan pada ulangan PKN.” Jadi dengan bermacam-macam kondisi karakter dari umat manusia di kelas kami itu sudah dapat dipastikan kesimpulannya. Ada yang nyontek dengan buku, ada yang belajar(Orang pintar termasuk Rin) ada yang pk kertas jimat, ada yang tulis di meja, ada yang gak perduli dan mau nanya ke teman aja. Berhubung dengan kondisi aku yang sekarang, maka diputuskan aku menggunakan cara jimat dan bertanya pada Rin saja ah. Hohohoho kenakalan remaja dari tahun ke tahun yang gak berubah ^^.
  • Ulangan berjalan dengan mulus dan saatnya pulang sekolah, di depan kelas tadi aku diomelin Rin karna dianggap males, tidak bertanggung jawab, bla bla bla bla. Wah panjang deh >__< tapi aku jawab dengan alibi aku. “Kan aku sayang kamu dan kamu juga sayang aku jadi harus berbagi dunk.” Bisik aku ke Rin yang otomatis jadi diam dan memerah. “ahahah Rin udah ah jangan marah trus, ayo jalan-jalan ke pasar , kita cari barang bagus dan cemilan buat Gulley.” Ajak aku pada Rin berhubung hari sabtu dan sebagai kencan pertama. Rin yang tadinya manyun jadi ceria karna tampaknya dia juga jarang keluar. Kami berjalan sekitar 5 menit menuju pasar tradisional di dekat sekolah yg juga kebetulan dekat dengan supermarket. Suasana pasar memang ramai buanget dan untung cuaca cukup teduh. Target pertama di pasar adalah belanja cemilan untuk nonton besok, aku menarik tangan Rin yang sedang bengong melihat orang jualan arum manis sambil teriak “Yang dibeli-dibeli, 3 10rb ayo-ayo.” Aku kasih tahu Rin jangan bengong trus nanti kecopetan loh, tapi Rin mah senyum-snyum aja. “harry, kita kan bisa jaga diri” kata Rin mengingatkanku. Yah memang sih kita cukup tangguh untuk jaga diri, tapi kan masalahnya RUGI kalau ilang duit jajan, Rin kaya, tapi aku kan pas-pasan jadi hidup harus hemat. Hohoho
    Aku ajak Rin untuk beli beberapa jaket mode rompi dan waktu aku coba malah jelek, ternyata lebih cocok untuk Rin. Alhasil Rin malah jadi hobi belanja dan aku bagian nego harga. “brp rompinya?” Tanya aku pada bapak penjualnya. “80rb dek.” Jawabnya. “Wah mahal… 30rb aja yah” tawar aku tanpa sungkan karna memang di pasar ini wajib tahan malu. “wah gak dapet, 50rb gimana?”Tanya bapak itu. “Gak mau, MAHAL, 40rb yang terakhir?gimana?” aku ngotot dengan harga yang murah. “Iya-iya, sini saya bungkusin’ jawab bapak itu. Walhasil aku berhasil dapet diskon 50% dengan modal nekat. Rin justru bingung dengan harga ini, tapi aku kasih tahu dia kalau dipasar ini harga wajib ditawar abis-abisan. Berhubung Rin lagi dapet duit jajan bulanan, maka kami borong banyak barang dan aku mendapat rasa capek, lah harus ngotot debat harga dengan penjualnya. Yang pangeran aku malah sibuk tunjuk sana tunjuk sini melihat barang-barang. Walhasil setelah 3 jam berdebat harga dan membeli barang dengan total 4 kantong besar makanan ringan, 2 kantong sedang pakaian, kami masuk ke warung minuman dan pesan minuman untuk menghilangkan rasa lelah dan haus. Aku yang ditraktir gak sungkan-sungkan untuk pesan 3 minuman dingin sekaligus dan makanan untuk mengganjal perut, Rin tampaknya biasa-biasa aja karna dia gak kebagian capek. Kami istirahat di warung setengah jam dan makan secukupnya(buat Rin, tapi aku sikat aja). Gulley yang dari tadi ikut dengan kami menggonggong “Guk.” Mungkin mengingatkan jam yang sudah sore dan kami memutuskan pulang dengan membawa belanjaan yang berat dan aku berkata dalam hati. “Ini orang disamping aku kok cuek banget yah berada dipasar? Maen borong aja. Ckckckk dasar cintaku emang aneh.”. Sepanjang jalan Rin terus berkomentar dengan pengalaman seru ini dan rasanya membuat aku gemas ingin menciumnya biar bisa diam dan gak menebar aura ketampanan dia yang membuat banyak cewek dari tadi melirik pangeran tampanku. Tapi dalam perjalananan pulang, aku merasa tidak enak karena kami merasa di ikuti 2 orang yang berpakaian sangar seperti preman. Gulley yang berjalan disamping kami juga tampak berjalan pelan mengawal kami sambil sesekali menengok ke belakang.
  • Kami sudah hampir sampai di dekat komplek rumah Rin dan masih saja diikuti oleh mereka padahal tempat ini sudah sepi karna sudah jam 5 sore. Mereka kemudian berbelok dan tiba-tiba muncul di depan kami!. “Hoy, kasih duit kalian!” bentak mereka di depan kami. Rin tampak sedikit kaget dan aku juga begitu ditambah lagi Gulley mengerang siap menggigit. Aku dan Rin berpandangan dan lalu menganggukkan kepala. “Gulley kamu mundur yah” tukas Rin pada Gulley. Aku lalu berkata pada mereka, “Kalo kita gak mau kalian mau apa?” tantang wa dengan mereka. “Eh, mau cari mati?” salah seorang dari mereka maju ke arah Rin dan melayangkan pukulan ke arah Rin. Rin yang tenang-tenang saja menangkisnya dengan tangan kanan dan kaki kiri Rin diangkat dan menghantam paha atas laki-laki itu. Dia mengerang kesakitan dan berlutut karna diserang balik oleh Rin. Melihat temannya jatuh, penjahat yang satu lagi berlari maju ke arah aku yang memang sudah pasang kuda-kuda. Dia melayangkan tinju ke arah perut aku, namun ku tahan dengan telapak tangan kiri, dia cukup terperanjat karna aku bisa menahannya. Aku yang merasa bosan lalu menghantam dia tepat di bahu sebelah kanan dengan telapak tangan aku, walhasil terdengar bunyi yang cukup keras karna efek pukulan aku. Sementara itu Rin mundur ke belakang beberapa langkah karna penjahat yang melawan Rin mengeluarkan pisau kecil namun tampak tajam. Penjahat itu berusaha menebas Rin dengan pisau itu, tapi Rin langsung menunduk dan dengan menggunakan kaki kirinya Rin menendang perut penjahat itu, lalu dia menangkap lengan penjahat itu lalu langsung memelintir tangannya sehingga pisau itu terjatuh.
    Penjahat kedua yang melawan aku juga tampak marah dan tidak terima kekalahan, dia kembali menyerang aku dengan cara hendak menggampar muka aku. Aku melangkah dengan cepat ke kanan dua langkah dan menghindari gamparannya, aku menangkap telapak tangan dia dan dengan gaya menarik menggunakan tangan penjahat itu, langsung saja telapak tangan kiri aku menghantam pipi penjahat itu, dia pun terhuyung ke belakang beberapa langkah. Aku berlari ke arah belakang punggung penjahat itu, lalu menepuk pundak penjahat itu dengan telapak tangan yang membuat dia berlutut. Dengan kesempatan itu aku langsung memukul punggung penjahat dengan bertubi-tubi dan masih menggunakan telapak tangan dan serangan terakhir aku arahkan dengan cara mengayunkan tangan kiri aku ke arah pundaknya dengan gaya mengayunkan tangan. Alhasil penjahat itu roboh dan aku cukup ngos-ngsosan karena sudah jarang latihan pernapasan dan taichi. Sementara itu Rin yang menghampit tangan penjahat itu langsung berniat menyelesaikan serangannya, dia memukul muka penjahat itu, dilanjutkan dengan menendang lututnya, meninju daerah perut, diakhiri dengan tendangan menyamping ke arah muka penjahat dengan kaki kiri Rin. Alhasil penjahat itu bonyok dan roboh.
    Aku menghampiri Rin dan bertanya “gimana kamu Rin?”. “Gak apa-apa tapi kayaknya aku kelewatan deh menghajar dia.”tukas Rin. “Ayo kamu telpon polisi berhubung mereka pingsan dan pos polisi Cuma 500 meter.”saran aku pada Rin. Maka dia menghubungi polisi dan kami bergegas pulang dan membereskan belanjaan yang berserakan sebelum polisi dating karna males dimintai keterangan. Sementara itu Gulley memberikan hadiah untuk mereka yaitu “pipis” di baju mereka. Hahahaha hari yang seru dan menegangkan.

    Komentarnya pleaseee ^__^
  • Setelah kami puas dengan latihan bela diri tadi, aku istirahat di rumah Rin. Aku numpang makan di rumah Rin karna udah laper dan tentu saja tak pakai sungkan karna banyak makanan disini yang sudah disiapkan. Rin yang melihat aku makan cuma menggelengkan kepala dan makan dengan santai. Gulley yang memang sudah lapar dari tadi diberikan jadwal makan snack yang kami beli tadi dan setelah makan langsung tidur di lantai karna memang Gulley tampak capek. Puas dengan makanan gratis itu, kami masuk ke kamar Rin lalu aku duduk di ranjang Rin. Rin berbaring dipangkuan ku dan kami lalu ngobrol tentang kejadian tadi. “Rin? Untung aja kita bisa bela diri dan mungkin saja penjahat itu sudah dibawa ke kantor polisi.” Ujarku pada Rin yang menatapku. “Iya sih untung saja, tapi aku rada menyesal karena udah membuat dia bonyok dengan pukulan karateku, kan sebenarnya kita tidak boleh membuat orang sampai begitu. Apalagi lawan kamu kayaknya masih lebih beruntung cuma dihantam kamu dengan taichi.” Tukas Rin sambil memandangi aku. “Memang sih kita sedikit kelewatan, tapi kamu jangan kira penjahat yang melawan aku itu enak, aku juga kelewatan menghajar dia dan aku takut dia kena luka dalam.” Kataku pada Rin sambil membelai rambutnya. “Luka kayak mana Har?” Tanya Rin padaku. “Gini loh Rin, aku kan belajar tai chi dan focus utama aku adalah bertahan dan membalikkan keadaan dengan telapak tangan. Tapi tadi aku sempat emosi dan aku memukul orang itu bertubi-tubi di beberapa titik yang takut berakibat fatal. Apalagi waktu serangan bertubi-tubi ke punggung dia.” Jawab aku pada Rin yang tampak capek. “wah seru tuh Har, yuk diskusi dikit tentang bela diri.” Jawab Rin yang langsung duduk dan bersemangat. Aku pun merasa senang karena Rin tampak energik.
    “Wah boleh aja Rin, gimana kalau langsung praktek?” tawar aku padanya. “Boleh aja, aku yang bagian testing menyerang yah.” Jawab Rin yang lalu berdiri ke arah tengah kamar yang cukup luas. Aku pun mengikuti Rin dan itung-itung latihan iseng buat menurunkan berat badan hahahah. Kami pun ambil posisi kira 1 meter dan peraturan kami adalah setiap kali satu poin serangan harus berhenti dan bersiap-siap lagi agar nanti tidak melukai lawan tanding. Kami mulai dengan sikap hormat terhadap satu sama lain lalu dilanjutkan dengan kuda-kuda. Rin yang walaupun tampak imut langsung maju dengan langkah cepat dan kedua kepalan tangan dan kepalan tangan kanan didepan. Aku siap-siap dengan kuda-kuda kaki saling membuka sama lebar dan telapak tangan membuat posisi siap mendorong tengan telapak tangan kiri didepan. Rin memukul aku di arah muka, aku menahan dengan telapak tangan kiri lalu mengarahkan pukulan telapak tangan kanan aku ke arah bahu Rion, tapi ditangkis dengan lengan kiri Rin. Rin lalu mengangkat kakinya dan menendang ke arah paha atas sebelah kanan dan aku tahan dengan kaki kanan, tapi kena tulang kering dan aku mengaduh sedikit. Rin mendapat satu poin dari target 3 poin dan aku tidak mau kalah pada ronde berikut. Kami kembali ambil posisi kuda-kuda, kali ini aku ingin menyerang dulu dengan mengarahkan ayunan telapak tangan kanan ke arah bahu Rin, Rin menangkis dengan menangkap tanganku, aku lalu berkelit dengan dengan cara memukul balik Rin dengan serangan telapak tangan kiri ke arah dada dengan lurus. Rin menahan dengan kedua tangannya yang membuat ini jadi kesempatan bagiku untuk menyerang pertahanan Rin. Aku membuat badan aku condong kebelakang kira-kira 60’ dan dengan posisi telapak tangan kiri diatas kepala dan telapak tangan kanan diposisi perut maka aku menyerang dengan gaya balik. Alhasil telapak tangan atas berhasil di tahan Rin namun dia lupa dengan perutnya dan aku menempelkan tangan bawah aku diperut Rin. Aku mendapat satu poin. Posisi sekarang berimbang dan memang kami bertarung hanya beberapa menit tapi sudah tampak sedikit keringat. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 dan Rin berkata padaku untuk mengakhiri pertandingan. “Harry? Aku mau mandi dulu, udah malam nih gimana kalau besok kita jalan-jalan ke pantai? Tawar Rin sambil beranjak dari tempat tidur. “Okay Rin, aku kesini jam 10 saja apalagi besok hari minggu dan aku pamit pulang yah Rin karna udah malam.” Ujar aku pada Rin. “Okay Har, hati-hati yah.” Jawab Rin sambil mendekat padaku. Aku pun memeluk Rin dan mencium kening Rin. Aku keluar dari rumah Rin dan bergegas pulang ke rumah. Setelah beres-beres, langsung tidur berharap mimpi indah sambil membayangkan memeluk Rin.
    Happy Weekend All
  • waduhh...

    lucunya sih boleh ya. tapi tata postingannya itu tuh berasa ribet. gak ada paragrafnya dan terkesan tergesa-gesa. kamu seharusnya bisa lebih menikmati ceritamu. jangan terlalu tergesa-gesa. biar yang baca lebih nyaman menikmatinya.

    peace... :)
Sign In or Register to comment.