It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Take care of yourself, Hendra..."
"Mike!! Mike!!"
Pandanganku semakin kabur, wajah Mike semakin buram. Aku berusaha mencari kacamataku, meraba-raba di lantai yang hitam gelap. Ketika aku menoleh kembali ke pintu itu setelah menemukan kacamataku, yang terlihat hanya cahaya putih terang.
"Oh, Mike... Kamu di mana..."
"Hendra.. Hendra!!"
"Mike?!"
Cengkraman kuat memegang lenganku. MIKE!! ITU MIKE!! Aku menariknya dan memeluknya dalam-dalam, sampai aku sadar bahwa itu suara perempuan, bukan Mike? Mike menarik tangannya dan berlari kembali ke pintu itu. Cahaya putih kembali menyilaukan mataku saat pintu itu terbuka lebar. Dan akupun tersadar, oh... Ya ampun Tuhan... Cuma mimpi... Cahaya itu adalah lampu kamar yang tepat berada di atasku, dan... SIAPA TANGAN TADI? SUARA SIAPA TADI??
"Hendra! Ngapain kamu panggil-panggil dia?!"
Oh, ya ampun.. Mama..
"Iya, tadi mimpi ketemu dia..."
"Memang dia sekarang di mana sih? Lanjut di SMA situ kan?"
"Ga tau, mama yang suruh jangan terlalu deket..." jawabku sambil mengucek mata yang masih ngantuk.
"Iya ma.."
Aku menarik handuk dari gantungannya di samping pintu, kemudian masuk ke kamar mandi. Yeah, bathtub... Sudah lama sekali aku tidak menikmati bathtub sampai aku pindah ke rumah ini. Aku membuka lemari yang tutupnya berupa kaca di atas washtaffel. Gelas, sikat gigi, dan odol, yeah.. Selamat pagi dunia...
Aku memencet sedikit odol itu, dan memborehkannya ke sikat gigiku. Sambil menggosok gigi, aku terus memikirkan mimpi tadi. Ya ampun, sampai terbawa mimpi... Mike, di mana yah dia...
Aku berkumur dengan setutup botol Listrine dan mandi. Waw.. Putih abu-abu.. Aku sekarang sudah SMA loh, bulu kaki yang tumbuh tipis-tipis ini akan tertutupi, logo OSIS tidak lagi berwarna kuning. Aku mencari celana dalam setelah mengunci pintu kamar. Calvin Klein? Pierre Cardin? Yeah, ini celana dalam yang masih terbawa pada saat kami digusur dari rumah pertama kami. Lho, koq bisa ada GT Man sama Swan? Ya iya lah, itu baru, beli sekitar dua tahun lalu. Sudahlah, GT Man saja, hahaha. Aku mengenakan semua pakaian baru itu dan turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi pa.."
"Hee..." Jawab papaku sinis sambil terus membaca koran di meja makan.
Jika kalian membaca part 1, bukannya aku menyalahkan papaku, tetapi salah satu faktor yang menyebabkan aku tidak mengerti bagaimana cara menjadi laki-laki adalah kurangnya perhatian dari papaku. Mama yang mengajariku segalanya, sehingga naluriku tidak lagi sepenuhnya hanya sebagai laki-laki.
"Nih, hari ini sarapan roti pakai telur dadar aja. Mama ga sempet masak, belum dapat pembantu."
"Loh, kenapa ga coba cari Mbak Iyem mah?"
"Ah, kamu kira segampang itu nyari orang yang sama di kampung sebesar itu?"
"Iya sih... Yauda, semuanya makan yah..."
Baru setengah aku menghabiskan sarapanku, pintu kamar adikku terbuka. "Ngeeeeeeeeet" terdengar begitu nyaring engsel yang belum di oli itu. Tak lama adikku turun dengan masih memakai piyama sambil memeluk boneka kelinci yang sudah sangat lusuh, temannya sejak masih balita. Dia menghabiskan segelas susu dan sepiring roti selai coklat.
"Hih, belon sikat gigi yah loe?" Candaku iseng
"Ih, sembarangan. Udah tau!"
"Udah lah Hen, kalau sudah selesai ya ayo kita jalan." Timpa papaku
"Oke, yuk. Cuma disuruh bawa buku sama pensil masing-masing satu kok." Jawabku sambil mengangkat tas kecil yang berisi botol air, pensil dan buku.
Ya ampun, baru juga selesai ngetik post kedua, hahaha...
Oke lanjut sampe bagian yang bikin penasaran yah... 8)
Lanjut yah...
CR-V berwarna hitam itu berbunyi. Aku melongo ke kemudi dan memutar stop kontak. Ckiiittt, bruuum! Mobil pun menyala dan aku bergegas duduk di kursi penumpang depan. Aku menyalakan sound system dan memasukkan CD, Album "Backstreet Back" dari Backstreetboys. Aku pindahkan ke Track. 2.
"I don't care who you are, where you're from, don't care what you did, as long as you love me!"
Sambil menyanyi aku mengetuk-ketuk dashboard mobil mengikuti irama musik. Sesaat kemudian papa masuk ke mobil dan memasukkan gigi mundur. Mama membuka pintu garasi dan gerbang.
"What you did and where you coming fro...."
"Ni di depan masih muat mobil satu.. Kamu sekolah yang pinter yah, nanti Papa beliin Visto, hahaha..."
"Ha? Buat apa, papa beliin motor aja, mobil aku males repot. Parkir susah, ga bisa nyalip, hehehe..."
"Jangan naek motor, bahaya tau."
"Ah, mobil juga bahaya, mana ada..."
"Nyaut, kalo orang tua kasih tau nyaut aja bisanya!!"
"Tau ah...~ Girl you leave me breathless, but it's okay, coz u're my survival, now hear me say~"
"Orang tua lagi ngomong malah nyanyi, terus aja..."
"Ih, uda deh, marah-marah mulu. Tuh, belok kiri, nanti lupa lagi."
"Uda tau"
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Uwaw!! Aku sudah ke sekolah ini sebelumnya. Yang spesial bukanlah gedung sekolah yang hampir 100x dari sekolah lamaku, tetapi wajah-wajah imut itulah yang membuatku begitu takjub! Mereka sedang ngobrol di Lobby depan dengan teman-temannya. Sekelompok anak SMP yang benar-benar menggemaskan. Hahaha... Setelah mobil berhenti tepat di depan Lobby sekolah, aku turun sambil mengalungkan tas selempangku dengan agak gugup.
"Hen, Hen!!"
Siapa yah? Oh.. Natali... Syukurlah, aku tidak sendirian...
"Oi, Nat!"
"Gile hari pertama aja uda hampir telat. Kamu ngapain aja sih?"
"Iya nih, agak kesiangan... Maklum deh libur kelamaan, hahaha..."
"Kamu lucu pake celana abu-abu, hahaha..."
"Kamu juga, rok abu-abu, lebih cocok pake merah tau"
"Ih, apaan sih. Hahaha... Yuk, masuk, liat kelas. Aku daritadi tunggu kamu di sini. Temen aku banyak yang uda kelas XI dan XII di sini, jadi aku nyaman-nyaman aja..."
"Oh, yuk.. Di mana nih?"
"Lantai 4 kelas X"
"Hahh?? Gempor dong??!!"
"Yee, kamu kira di Sekolah Pelita Kasih, SMP dulu. Di sini pake lift pak..."
"Oh, kirain... Kalo tangga sih bisa mati..."
Aku menggandeng Natali dengan lembut dan berjalan menuju lift. Wajah-wajah yang masih mengantuk berjejer di depan lift. Tangan Natali begitu lembut, benar-benar tuan putri...
Tapi dari semua orang yang ada di dalam lift saat itu, hanya satu yang paling menarik perhatianku. Rambutnya agak jabrik tetapi panjang. Seluruh tubuhnya yang terlihat dari luar, putih kecoklatan, tapi tidak terkesan dekil. Matanya agak sipit, hidungnya tidak mancung, tidak pesek. Sambil memegangi ransel hitamnya, dia hanya memandang ke lantai sambil sedikit terbengong. Sungguh, aku teringat Mike, bedanya Mike putih western, kalau ini putih Asia.
"Haduh.. Imut banget sih.. Hahaha.." bisikku dalam hati.
DING
Lantai 4, aku turun bersama Natalia, dan kau tau? Cowok imut itu juga turun! Aku menulusuri kelas demi kelas, sambil Natali terus menggandengku. Cowok itu juga kelihatan bingung sambil melihat ke pintu-pintu kelas, di mana kertas daftar nama terlampir.
"Wah, Hen, kita sekelas!! X - 3"
"Iya, hahaha, baguslah. Kalo gak nanti kamu lirik cowo laen lagi..."
"Ih, ngomong gitu ntar aku cari yang laen beneran nih,"
"Hahaha, bisa aja..." Jawabku sambil menoleh ke tempat cowok itu. Dia masih mencari-cari di mana kelas dia. Whooops, dia menghampiriku dan Natali
"Pardon, but I would like to see the list"
"Oh, sure.." jawabku spontan sambil menyingkir dari pintu kelas.
Waw, suaranya bagus..
"Oh, so here I am. X - 3..."
Nyah??!! Mimpi apa?? Sekelas dengannya? Wedew...
Oooo... Dari luar negri toh.... Natali kemudian menarik tanganku,
"Ngapain bengong? Ayo cepetan ke lobby! Jam 7.30 harus uda di Lobby semua, ada pengarahan."
"Loh, trus, si Bryan itu?"
"Aaah, pusingin amat, tinggalin aja. Kenal aja belom..."
"Ya, jahat amat sih.. Yauda lah, yuk.."
Aku ikut Natali ke lift sambil memikirkan Bryan. Hmm... Aku jadi teringat masa-masa awal ketemu Mike...
Karya gw jangan buat bacol woe!!
"Ehem ehem... Test..." Suara yang cukup keras terdengar dari TOA di sebelah kiri dan kanan aula.
"Okay, good morning fresh students for the new term of 2006 and 2007, I'll be your MC for these days, and please welcome your new headmaster, Mr. Dalton!"
Tak lama perempuan yang menurutku sekitar kelas 2 SMA itu turun dari panggung dan seorang bule naik sambil merapihkan dasinya dan menaikkan mic.
"Good morning students!"
"Good morning sir!" anak-anak serempak menjawab
"How was it? This is your very first day of school. Please enjoy your orientation period, and if you get any bad behavior from your senior, please let me know. For the senior, please be good to your junior. Be their friends, let them know everything needed to be XX(nama sekolahku) student"
"Woi, bengong aje. Kamu ga denger disuruh kumpul sesuai kelas per baris?" kata senior bermuka agak judes padaku.
"Ya maklum deh, lagi ngeliatin cowo ganteng" bisikku dalam hati
Duh, bener-bener penasaran yah, dia kira-kira suka sesama jg ga sih???
Tunggu besok... :P