Sebenernya kejadian ini udah agak lama. Tulisan ini pun sudah selesai dibuat beberapa hari setelah kejadiannya. Tapi ga gw posting-posting.
Sebuah kejadian yang menggiring gw sampai ke titik, dimana harga diri gw sebagai seorang gay merasa terusik. Gw akan ceritakan kronologisnya...
Gw sebenarnya sudah kenal lama dengan seseorang, sebut saja namanya Wawan. Kejadian klasik dimana gw kenal sama Wawan via chatting di MIRC. Hubungan baik pertemanan pun berlanjut di YM dan FB. Wawan seorang pemuda asli Bogor berumur 24 tahun, di FB nya dia hanya memasang beberapa pic. Dari sedikit foto miliknya, gw bisa menilai dia cukup cakep. Dan lewat percakapan kami via chat, gw bisa menangkap kalo dia orangnya cukup pintar, tapi agak tertutup, pendiam, dan kurang percaya diri. Lebih dari 6 bulan kami berhubungan hanya secara online.
Dua bulan yang lalu, tepatnya malam minggu, gw ketemu lagi dengan dia di FB, dan sepakatlah gw dan Wawan untuk ketemuan malam itu.
Dengan bekal alamat yang dia kasih, gw pun meluncur ke tempat kost dia. Tempatnya yang cukup terpencil lumayan jauh dari rumah gw. Gw sempet 2 kali tersesat salah jalan. Tempat kost Wawan terletak di daerah pinggiran Bandung yang sepi dan gelap, dengan sawah terbentang luas di kanan kiri jalan.
Setelah melalui itu semua, akhirnya gw sampai juga di tempat Wawan tinggal. Sosoknya kecil, kurus, berkacamata tebal dan memakai jumper hitam bercorak khas distro. Jujur sosok wajahnya sangat berbeda jauh dengan foto yang dia pajang di FB. Wujud aslinya lebih kuyu, kulit muka dipenuhi luka parut bekas jerawat, rambut kusut, dan kelihatan jauh lebih tua dari fotonya di FB (entah editannya bagus, atau itu foto koleksi lama?). Ga ada menarik-menariknya sama sekali he he he....
Gw pun diajak masuk ke tempat kostnya, yang sangat sepi karena sebagian penghuninya sedang menghabiskan malam minggu di tempat lain. Wawan menempati sebuah kamar sederhana berukuran 3X2 meter, sedikit redup, dan ada beberapa bagian dindingnya yang retak. Di kamarnya hanya terdapat tempat tidur sederhana ukuran single, lemari kecil dengan dispenser bertengger diatasnya. Tidak ada tv atau pun peralatan elektronik lainnya. Disana hanya ada sebuah laptop yang selalu menyala sepanjang gw ada disana.
Disana gw dan Wawan hanya mengobrol saja dan tidak ada kontak fisik apapun, coz selain secara fisik gw tidak tertarik, Wawan juga jauh lebih pendiam, daripada waktu kami chat atau pun sms. Sepanjang obrolan, Wawan seperti selalu menghindari eye contact dengan gw (katanya sih orang yang tidak berani bertatapan mata waktu berkomunikasi, adalah orang yang kurang punya rasa percaya diri).
Dan dari obrolan malam itu, gw jadi tahu. Ternyata Wawan bekerja sebagai editor buku anak-anak di salah satu penerbit yang cukup besar. Dia juga menyukai film-film berthema suram, yang mengumbar kesadisan dan semburan darah dimana-mana. Dia memamerkan beberapa koleksi film hasil downloadan yang ada di laptopnya.
Dari obrolan itu pula, gw jadi tahu; ternyata banyak hal apa yang dia sukai sangat bertolak belakang dengan apa yang gw sukai. Salah satunya jenis film, musik, buku dan lain-lain. Tapi yang paling menonjol waktu kami membahas tentang novel berthema gay. Gw bilang kalo menurut gw salah satu buku terbaiknya adalah buku Lelaki Terindah karya Andrei Aksana dan Supernova karya Dewi Lestari.
Trus dia menyahut;
“Lelaki Terindah bukunya jelek, pengarangnya juga tidak berkualitas. Di buku Supernova, Dewi Lestari terlalu maksa dan terkesan mau menonjolkan diri kalo dia itu pintar”.
“Emang berapa kali kamu baca Lelaki Terindah? Dan berapa buku Andrei Aksana yang pernah kamu baca?” tanya gw.
Dengan santainya dia bilang:
“Tidak pernah baca dan tidak satu pun!!” jawabnya lugas.
“Kalo buku Supernova-nya Dewi Lestari?” tanya gw lebih lanjut.
“Cuma baca 2 bab, keburu males.”
“Nah lho, kok bisa menilai begitu?? Mana bisa kamu menilai buruk, sementara kamu tidak tau isinya...?” Tanya gw.
“Feeling aja!” jawabnya singkat tanpa ekspresi.
“Hah!!!” gw hanya melongo keheranan. Sambil ngomong dalam hati “kok ada ya orang kaya gitu? ck ck ck...”
Kesimpulan yang gw dapat dari pertemuan malam itu, gw menilai kalo Wawan itu orangnya: ANEH!!! he he he... Lalu gw pun pamit pulang, kuatir jangan-jangan dia psikopat dan ngegorok leher gw, he he he... .
O ya, dari pertemuan itu gw juga baru tau kalo dia ternyata seorang blogger juga (www.wanasedaju.blogspot.com). Bahkan dia termasuk orang yang sangat produktif dalam menulis.
Mulai dari saat itu gw selalu mengikuti semua yang Wawan posting.
Sampai suatu saat dia memposting tulisan berthema tentang Gay dan segala tektek bengeknya (sayang postingannya sudah dihapus sama dia). Sebetulnya gw ga terlalu mempermasalahkan kalo dia menulis secara berimbang tanpa memojokan kaum gay. Yang membuat gw sebal, disitu dia menulis kalo dia itu seolah-olah straight dan memandang rendah kaum gay. Disitu dia menulis dan beropini hal-hal buruk tentang gay. Pokoknya kalimat-kalimatnya sangat tendensius. Gw paling benci sama orang munafik, lebih-lebih lagi pada orang yang menjelek-jelekan kaumnya sendiri. MALING teriak MALING!!! GAY teriak GAY!!!
Blog dia merupakan blog umum, yang lumayan banyak followernya. Maka tidak mengerankan muncul banyak komentar berisi penghujatan kepada kaum gay. Diantara sekian komentarnya, gw juga membaca ada beberapa komentar dari orang yang mengaku dirinya gay yang salah satunya menulis; “kalo menurut feeling gw kamu juga gay kok atau setidaknya bisex” dan komentar lainnya yang bilang “Jangan munafik loe!!!, gay teriak gay!!!” dll. Kurang dari 2 hari semua komen di postingan itu dia Hide... mungkin dia ketakutan rahasia pribadinya ikut terbongkar.
Tak cukup sampai disitu, ternyata dia juga memposting tulisan lainnya tentang gay juga, yang berjudul: ‘Dikira Kucing Berkeliaran di Mall’. Dalam postingan itu dia menulis seolah-olah gay itu predator sex, haus akan sex, dan selalu mencari mangsa dengan berbagai cara. Mulai dari ngintipin orang kencing, sampai memburu mangsanya dengan mengiming-imingi imbalan uang. Memperkosa dengan cara menyodomi, Wah wah wah... gw jadi makin emosi neh he he he...
Beberapa hari berselang gw ketemu chat lagi sama dia di FB, dan inilah isi dari percakapan gw dan Wawan. Gw copy paste semua percakapannya.
Farrel : hi
Wawan: hai
Farrel : lagi apa?
Wawan: diem
u?
Farrel : nonton tv, sambil chat
aku ngikutin blog km terus lho…
Wawan: makasih
komennya cuma sekali ya
Farrel : iya seringnya cuma baca doang
silent reader he he he
Wawan:
Farrel : btw, aku cuma kurang sreg kalo kamu nulis menjelek-jekkan kaum
gay. tulisan yg lain sih bagus"
Wawan: kata-kata sudah dipilih seaman mungkin
contoh: tidak menggunakan kata maho, tapi gay
Farrel : tapi cukup menyudutkan, dan menggiring orang beropini buruk
tentang gay
Wawan: blog bukan media massa
mereka sadar itu cerita dari sudut pandang personal
yang baca blog saya juga dikit
tulisan blog bukan kajian profesional
Farrel : memang, tapi ya kok sedih aja, ada gay menjelek-jelekkan
kaumnya sendiri
Wawan: saya tidak menjelek-jelekkan siapapun. itu adalah asumsi
pembaca.
selalu ada kesimpulam di akhir yang dilewatkan sebagian
pembaca.
Farrel : kalo bukan dari diri kita sendiri yang menghargai, sama siapa lagi
coba?
Wawan: siapa yang menghargai siapa?
Farrel : tentang orientasi sex kita
Wawan: saya menghargai orang dengan orientasi seks jenis apapun
Farrel : kamu menulis seolah" km str8 (menulis dr sudut pandang bukan
gay)
Wawan: tulisan saya lahir bukan karena tuntutan siapa-siapa.
suka silakan, tidak suka silakan
Farrel : mungkin tulisan km lahir untuk menutupi diri sendiri.
kalo orang laen yang bukan gay yg nulis begitu mungkin aku ga
terlalu peduli
Wawan: tidak semua orang punya empati yang sama
sebagian mengedepankan ego dan tidak mau mengerti posisi
dan mengaku membela 'kaumnya'
padahal cuma mentingin ego
melahap bacaan tanpa ada filtrasi
hargai sudut pandang
privasi
Farrel : kalo kamu mau dihargai, sebaiknya kamu jg menghargai
perasaan orang lain (yg kamu tulis). aku cukup terluka
kamu mengumbar masalah itu ke publik
aku cuma usul, sebaiknya kamu jangan menulis tentang hal itu lagi
Wawan: saya memburamkan identitas
saya nggak menyuruh baca ulang itu artikel. tapi sudah jelas ada
kata-kata 'tidak semua gay seperti itu (negatif')
Farrel : Tapi yang kamu tonjolkan kan yang jelek-jeleknya.
kamukah salah satunya? he he he…
Wawan: sama aja kayak fansnya Agnes Monica tersinggung lantaran saya
kritik Agnes. padahal tujuan saya bukan menjatuhkan Agnes.
begitulah persamannya
Farrel : ya ga gitu juga konteksnya: kalo bicara soal Agnes.
Ibaratnya kamu menjelek-jelekkan Agnes Monica padahal kamu
sendiri fans beratnya dia.
Kamu gay dan menulis kejelekan-kejelekan gay.
Wawan: maaf bukan fans berat
Farrel : itu kan pengibaratan!
Wawan: coba lapangin pikiran dan jangan baca komentar-komentar.
banyak silent reader yang open minded
Farrel : aku setuju komen di blog km yg bilang: maling teriak maling, gay
teriak gay.
Wawan: komentar-komentara di artikel saya orangnya itu-itu aja
dan bukan perwakilan suara banyak orang
ya sudah, serang saya secara personal kalau itu bikin mereka puas
niat saya supaya gay yang nggak sopan menjadi sopan
Farrel : ok
Wawan: ;p
entah siapa, tapi komen anonim itu tetap saya hargai.
Farrel : ya
sebenernya aku bisa aja berkomentar pedas disana, cuma aku
menghargai kamu, karena kamu udah jadi teman buat aku.
Wawan: terima kasih
suara kamu sudah terwakili
dan tidak saya hapus
saya cuma nulis
ga peduli disukai atau ga disukai
;p
Farrel : baiklah kalo begitu...
tulisan itu terkadang jauh lebih tajam dari pedang manapun
Wawan: pedang sangat bisa dipastikan tajamnya
tapi tulisan, itu bisa jadi pedang bagi orang perasa dan sensitif
tapi hanya akan jadi pedang tumpul dan berbahan plastik bagi
yang berjiwa besar
Farrel : jadi sampai kpn kamu akan jadi orang munafik? Upppsss!!!...
he he he…
ok dech aku hargai, kamu menjadi diri kamu sendiri he he he...
Wawan: Ternyata tidak dewasa seperti kelihatannya he he he…
Farrel : Ternyata kamu juga tidak sepintar yang aku kira wkwkwk...
Wawan: Aku ngantuk, mau bubu...
Farrel : Bye...
Dia buru-buru menutup percakapan, mungkin buat menghindari serangan gw he he he...
Dari percakapan itu, makin keliatan betapa arogannya seorang Wawan kan? he he he...
Jujur gw makin eneg... Punya sikap itu bagus, mempertahankan pendapat sendiri juga sangat bagus, tapi pertimbangkan juga pendapat orang-orang disekitar kita. Cobalah menulis dengan hati biar tak ada yang tersakiti. Cobalah menulis dengan tidak munafik, jangan membeberkan kejelekan gay yang notabene adalah kaumnya sediri.
Selang 3 hari dia memposting lagi tulisan tentang: “Tips Ngeblog Ala Wawan” yang di point ke 17 jelas banget menyindir gw dan makin menjunjukkan kearoganannya he he he.... What ever Wawan!!!
Btw, entah kenapa waktu gw cari, tiga postingan Wawan yang gw maksud itu, sekarang sudah tidak ada lagi. Mungkin sudah dihapus, entah karena dia sadar atau gara-gara dapat teror he he he...
Conclusion:
Berhati-hatilah, jika kita sudah merasa benar sendiri, artinya kita sesungguhnya sudah jauh dari yang namanya kebenaran.
Comments
kalo menurut gw, malah elu yg ga bisa mahami jln pikiran wawan
makanya dia menulis seperti itu
di tambah km mengkritik tdk mau mendengarkan dia dulu
ibarat nusuk
km dulu yg nusuk duluan
harusnya dgn kata2 yg lebih sopan dan lebih tua dlm menyampaikan penegoran
Dia juga butuh pengertian
km jg butuh pengertian
klo tdk sm2 ngerti
ya hancur deh
no wonder juga kalo ada dia nulis gitu...itu bukan soal munafik atau menjelek-jelekkan kaum sendiri...lah elu yg temennya aja mnurut gue ga beretika...
sebelum menuding org, kita koreksi lah diri sendiri...
notes : dan gue sama sekali tidak melihat apa yg salah dari kalimat2 dia di chat fb kalian...kepala beda, pikiran beda, sudut pandang beda...cb dimengerti aja...
piss...
kalo emang dia menceritakan keburukan gays, lah itu ga salah donk. karena gays tidak sempurna dan pasti punya keburukan. tapi seperti halnya manusia yg lain, gays juga punya banyak sisi positif.
satu hal yg pasti, dia smart, very very smart. well words can tell you thousands of things, but action speaks louder.
Skrg lo nulis begini, apa bedanya lo sama Wawan? Lo juga menjatuhkan orang lain dlm hal ini, bahkan lebih buruk. Setidaknya Wawan memberikan kalimat "Tidak semua gay seperti itu" pada tulisan2nya. Sementara lo mengundang pembaca utk memiliki judgement yg sama dgn lo tentang si Wawan. Dr awal kata2 lo bertujuan mendiskreditkan Wawan tanpa mengembalikan penilaian kpd pembaca. Sorry to say
mayoritas malah setuju dg wawan kan?
Jadi kelihatan siapa yg lebih pinter. :P
saya lebih setuju kalau ts berdamai dgn wawan
krn gay itu cinta damai
Mungkin si wawan malah seneng loh blognya di promoin,
Jadi banyak yg belain wawan yah, ko sesama gay sih ngebully hadeuuuuuh