BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

KUMPULAN CERPEN ONESHOOT (Tokoh master chef 3)

wellcome di tread baru gue, lapak yang kemarin sudah terlupakan.. nah disini bakal posting beberapa cerpen dari yang biasa sampai hot.

tolong komentarnya ya.. kalau minat nanti ada cerpen baru gue mention.. ok buat yg puasa cerpen master chef nih aja..

Matre tapi Kece (ONESHOOT) By: Yanz Pagi itu di suatu SMA, kedatangan murid baru. Motor CBRnya membuat semua mata tertuju padanya, apalagi saat dia membuka helm, mengibaskan rambut dan tersenyum membuat para cewek-cewek jejeritan. Nama cowok baru itu Arnold. Disisi lain William mencomot cemilan Nino yang sedang bengong, dia makanin terus dan heran kenapa Nino dan anak-anak lain kaya terhipnotis gitu? Dia liat ke depan, ada cowok putih tinggi yang melangkah mendekat. "Eh Will, enak amat lo nyomotin cemilan gue.." protes Nino sambil mendorong kepala sahabatnya itu. William tertawa tanpa dosa, "Hehe.. Habis enak..." "Dimana-mana gratisan itu enak.. Lu mah maunya gratisan mulu.." protes Nino. "Ah kaya gak tau gue aja lu.. Maklumin dong.." William merangkul Nino. "Eh lu liat gak cowok yang barusan datang?" William nengok ke belakang, "Iya gue liat.. Gila bro motornya mahal, kayanya tajir tuh anak, mau gue deketin ah.." Nino menoyor kepala William lagi, "Tajir tajir, otak lu uang mulu. Liat orangnya man, bening~" William memasang tampang mikir, "Bening? Ahaha oh ya gue lupa, lu kan maho!" "Ssssstt asem lu!" Nino langsung ngetekin sahabatnya yang rese itu. William merampas bungkus cemilan Nino, dia berlari sambil noleh-noleh ke belakang dan julurin lidah namun.. BUUKK!! William malah ketabrak seseorang well, si Arnold pula. "Eh mata lo di kemanain?!" bentak Arnold sambil dorong William dengan kasar. William malah ngelirik jam tangan, sepatu dan pakaian Arnold, 'Wah bermerk semua nih.. Tapi sayang songong, bikin gue males deketin..' William pasang muka cuek, dia ngupil terus nempelin ke pipi Arnold dengan santai. Dia dan Nino tertawa gelak kemudian kabur, Arnold yang tadi sphecless sekarang berteriak kesal. Poor Arnold. Seperti yang sudah diduga si Arnold ini ternyata murid baru di kelas William, mereka sempat perang mata. Arnold udah ngasih anceman pake membunyikan tulang-tulangnya. William mengejek pake mimik sok takut. Mereka bertengkar setiap hari, Nino dkk berusaha melerai susah payah. William itu anaknya gak mau kalah, dan tuh anak baru kayanya songong banget betingkah. "William, lu berurusan dengan orang yang salah.." desis Arnold dingin sambil menarik kerah William. "Ih tatut.." ejek William sok imut kemudian tertawa-tawa. Arnold menarik kasar William hingga mereka perang mata, William juga menatap gak kalah dingin. Nino yang gak hanya gay tapi juga fudanshi itu tersenyum modus, dia ambil hp dengan cepat kemudian mendorong William dari belakang hingga bibir mereka bersentuhan. "Hueeek najiss!!" teriak William. "Gue lebih najiss apaan.. Sengaja ya lu mau ngambil kesempatan dalam pertarungan!!" "Enak aja! Gue tuh di dorong tadi!!" Nino langsung kabur sambil cekikikan melihat layar HPnya yang tadi sempat memotret adegan ciuman mereka, dia langsung lari kesamping setelah mendorong William soalnya. Jadi teringat zaman SD, mereka diejeki pacaran setelah kejadian itu. Mereka dibully temen-temen sekelas dan dichiee in mulu. Itu bikin mereka bertengkar aja canggung sekarang. Mereka jaga jarak sebisa mungkin. Tapi perlahan-lahan Arnold menyadari perasaan janggalnya pada William, dia menjadi penggemar rahasia William yang diam-diam suka menguntit kegiatannya, memotet William diam-diam dan memberikan kado-kado yang sangat William sukai. Arnold makin simpati begitu mengetahui ternyata William tulang punggung keluarga bagi dua adiknya, mereka sudah tak memiliki orang tua. William yang pulang kerja tengah malam tetap tersenyum riang memeluk adik-adiknya meskipun badannya remuk. Arnold merasa dirinya hanya sampah sekarang, dia cuma anak manja yang ternyata jauh kalah dari William. Tapi suatu hari ibu Arnold terkejut melihat kamar anaknya penuh dengan foto-foto William, ibunya menyelidiki sedetil mungkin dan sangat shock mengetahui ternyata anaknya menaruh hati kepada laki-laki. Ibu Arnold sangat terpukul dan berniat jahat ingin memisahkan mereka. Di sekolah sendiri Arnold mulai cari-cari perhatian yaa lumayan berhasil menaklukan hati William dengan traktiran setiap hari, "Lu itu rakus Wil.." ejek Arnold. "Yee biarin, hidup itu harus dinikmati.." Arnold menatap William tak berkedip, dia tersenyum melihat William makan dengan cuek meskipun keringatnya masuk dalam mangkok. Arnold mengambil tissue dan mengusap kening William tapi malah ada temen mereka yang nyindir, "Chieeee ehem.. Eheem.. Mesra di tempat umum nih yee.." Arnold dan William langsung membatu dan duduk canggung.
Suatu pagi, tidur William terganggu oleh gedoran kasar di rumahnya, "Apaan sih ganggu gue aja.." ucapnya sambil ngucek-ngucek mata. William buka pintu kemudian garuk-garuk selangkangan dengan santai, Ibu Arnold yang ternyata datang itu memasang poker face, "Anda siapa ya ganggu aja pagi-pagi gini?" tanya William. "Saya ibunya Arnold.." "Oh.. Masuk bu!" suruh William sambil mempersilahkan sesopan mungkin. "Saya tak bisa berbasa-basi. Jauhi anak saya, dia adalah anak saya satu-satunya jangan rusak dia.." ucap si ibu dengan dingin. William ngerutin kening gak ngerti, si ibu tadi buka tasnya, ngasih segepok uang merah-merah, 'Wah.. Gue ngerti ini kaya sinetron biasanya..' William ambil uang itu kemudian menghitung uangnya, "Apaan dikit amat, harga diri saya tak semurah ini buk.." ucap William nyolot sambil garuk-garuk ketek. Ibu Arnold shock karena gak ada penolakan dan sok jaga harga diri kaya sinetron, karena bagi William nolak uang demi harga diri itu terlalu mainstream. Akhirnya si ibu tadi nambahin tiga gepok uang, William ngeces, "Waduh asik.. Thanks ya bu.." Bukk Pintu tertutup dengan cueknya. "Anak sama ibu sama songongnya, eneg gue... Gue ambil beneran anaknya baru tau rasa." ucap William dengan senyum setan. Sedangkan di sekolah William malah ngaduin kelakuan ibunya dengan heboh, "Apaan ibu lo itu dia pikir gue bisa dibeli, NO.." Arnold hanya diam sambil meremas tangannya dan benar saja aduan William malah membuat Arnold marah menggila dan sangat kecewa pada ibunya. Si ibu marah, udah ngeluarin uang banyak-banyak si William masih gak tau diri, akhirnya niat jahat pun muncul buat hancurin hidup William. Di cafe tempat William kerja niatnya mau bikin William terpecat dengan sebuah fitnah. Namun good luck William, sebelum aksi fitnah berlangsung dia tak sengaja menemukan uang puluhan juta dalam tasnya, "Wah jangan-jangan bentar lagi ada razia tas nih.. Pasti gue difitnah biar dipecat.. Hehe.." William malah ketawa. Dia masukin uang dalam keresek kemudian masukin dalam jok motornya and.. Saat razia ternyata gak ada bukti kalau Willian Pencurinya, dengan enjoynya William mengupil. Pulang ke rumah dia mencoba memutar otak, apalagi kira-kira niat jahat ortu si Arnold ah ya dia mikir cepat, dia terpaksa menjual rumah ortunya buat antisipasi aja. And benar saja, beberapa hari kemudian rumah itu kebakaran setelah mereka pindah.. William is feeling like a boss.. Dan suatu hari William nekat banget mau nginap di rumah Arnold, sengaja aja mau bikin ibunya meriang. Di meja makan William makan dengan sangat lahap, "Gak tau diri.." desis Ibu Arnold. "Thanks tante.." William kembali makan dengan lahap, dengan kesal si ibu ninggalin meja makan. "Enak banget ya Arnold makanan di rumah lo, enak banget kayanya jadi orang kaya.." William memutar kepalanya melihat kemegahan rumah Arnold. Si Arnold mengusap kepala William dengan lembut, niatnya nanti dia ingin mengakui bahwa dia pengagum rahasia itu sebenarnya dirinya dan dia menaruh hati pada William. Tapi dia sangat gugup. Di kamar Arnold mereka duduk berhadapan, saling tatap. William sih belum gay, baginya Arnold menarik dijadikan teman karena bisa dimanfaatin jadi dia santai aja walau dia bisa ngerasain kalau Arnold itu gak normal. Sedangkan Arnold sendiri ngerasa kalau William itu sudah memberikan kode suka yang terlalu banyak, itu memantabkan hatinya buat nembak William sekarang. Arnold menggenggam kedua tangan William kemudian mengecupnya, "Will, sebenernya gue penggemar rahasia yang sering ngasih lo surat dan hadiah.." "Wah asik kece amat lu.. Dizaman modern gini surat-suratan.." William meninju dada Arnold pelan. "Will, gue serius! Gue sayang lu.. Lu itu unik, lu itu bikin gue nyaman dan tenang.. Lu mau kan jadi pacar gue?" William langsung memasang tampang dingin, "Sorry bro, gue bukan gay.. Tapi lu tetap bisa jadi temen gue kok.. Kaya Nino, dia tuh gay tapi gue bisa terima dia kok.. Gue bisa paham kok manusia itu emang beda.." William malah nepuk-nepuk bahu Arnold. Arnold menepis tangan William, "Tapi kenapa Will? Bukannya lu juga suka gue.. Lu udah ngasih gue banyak kode Will, gue gak mungkin salah.." "Gue emang suka lu, tapi bukan sebagai pacar.. Lu gak pernah punya sahabat ya makanya gak tau gimana caranya memperlakukan sahabat!" Arnold geleng-geleng, dia gak percaya. William pasti hanya bercanda, dia emang konyol kan anaknya.. Ini pasti lelucon. Arnold menindih William dan mengecup bibir ranum itu dengan paksa namun BUUKK "Aaaakhh.." teriak Arnold. "Gue gak bisa kaya gini Arnold, gue beda.. Hargai gue.. Jaga sikap kalau lu masih mau dekat sama gue!" William menunjuk wajah Arnold. Disisi lain, sebelumnya Ibu arnold menumpahkan minyak di tangga namun saat Arnold berteriak karena dipukul tadi si ibu lupa pada minyak dan berlari ke tangga bikin dia kepeleset dan jatuh sangat tinggi. William yang melihat ibu Arnold terdampar langsung lari dan berteriak, "Arnold, ibu lu!!!" William berlari kecil namun dia langsung memeluk pegangan saat nyaris terpeleset, "Aw.. Nyaris saja.. Kayanya senjata makan tuan nih.." Arnold lari keluar dan histeris melihat Ibunya, "Eh bro hati-hati.. Lantainya ibu lo minyakin.." Mereka pun jalan perlahan ke bawah kemudian membawa si ibu ke rumah sakit. Rupanya si ibu sudah kehabisan banyak darah, mana persediaan darah AB lagi habis. Arnold yang mau donorin ternyata darahnya beda, syukurlah William ternyata juga memiliki darah AB dan berhasil menyelamatkan nyawa si nenek sihir. Begitu sadar Arnold langsung ceramahin ibunya, "Bu.. Kenapa ibu begitu jahat sama William? Dia bahkan sekarang berbaik hati nyelamatin nyawa ibu.." Si William yang berdiri di samping nepuk-nepuk dada narsis. Si ibu sadar dan sangat meminta maaf atas kelakuannya. William, Nino dan Arnold menjadi sahabat baik, ibunya juga lega ternyata mereka tak jadi berhubungan. Semua hidup bahagia. William matre, kece and so lucky.. TAMAT Maaf alurnya cepat, FTV juga biasanya cepat. Gue terinspirasi dr FTV indosiar, gue gedek aja sama kelakuan pemeran utama yg sok jual mahal. Jadi gue bikin tokoh yang kebalikan tokoh tuh FTV, sekedar muasin ego gue doang. Maaf kalau jelek.. Yang baca koment juga ya..

Comments

  • ga ada alinea, bikin males baca

    LOL
  • Ga ada pemisah, alurnya kecepetan, dll..
    :D
  • apalagi saat dia membuka
    helm, mengibaskan rambut dan tersenyum
    membuat para cewek-cewek jejeritan. Nama cowok baru itu Arnold


    Gadis sunslik kale ya,si arnold,wkwkwk
  • @LittlePigeon @cassieYJS gak tau nih begitu gue post malah ga ada alenia padahal aslinya ada kok -_- @lion_heart bikin ngakak aja komentnya
  • Ow gt, trus kalo boleh saran.. Alur ceritanya jgn ngebut".. Kalo emang ada POV nya, di beri tanda POV *semacem gt lah* :)
  • @cassieYJS thanks sarannya..

    emang masalah alur itu susah aku hindari tapi ini lagi nyoba perbaiki
  • lion_heart wrote: »
    apalagi saat dia membuka
    helm, mengibaskan rambut dan tersenyum
    membuat para cewek-cewek jejeritan. Nama cowok baru itu Arnold


    Gadis sunslik kale ya,si arnold,wkwkwk

    ┼┼αα┼┼αα.. ┼┼αα┼┼αα lucu koment yg ini.... :)
  • Aq rasa chef arnold emang gay.. Dia slalu gugup sama kalo ngomong sama william..
    ╋╋ム=))╋╋ム=D╋╋ム=))╋╋ム
  • hantuusil wrote: »
    Aq rasa chef arnold emang gay.. Dia slalu gugup sama kalo ngomong sama william..
    ╋╋ム=))╋╋ム=D╋╋ム=))╋╋ム

    lo aja sadar kan haha.. Dia perhatian bgt sama william
  • Bukannya gosipnya chef arnold ma nino ya...bner g sih???
  • bingung bgt bacanya.. Dempet" dan ga ada alenia ato paragraf.. Alur juga cepet bin ekspres bgt.. Padahal ceritanya menarik,.
  • @syeoull bener.. Gw salah.. Ralat.. Maksud gw emang nino... Bukan william.....

    Gw pernah kepergok scane nya waktu arnold jalan k arah nino.. Pas dia nanya, dia gugup sama nino, dan pandangi nino dengan aneh... Langsung gw feeling..
    Kalo sama william, gak.. Gw rasa gak deh... Sama nino tuuh..
  • @hantuusil wah berarti bnr nih....q jga sering liat master chef 3...tiap arnold komentar ttg masakan nino,tatapan matanya aneh bgt...dan selalu komentar yg baik2...
  • The Sweety Uke By: yanz NP: terinspirasi dari kejadian nyata plus imajinasi. Semi nyata. YAOI. Suasana di loteng kapal malam itu jadi mencekam, beberapa orang yang berkumpul di sana terdiam, terlihat saling bertatap tajam. Mereka adalah anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang sedang jadi panitia acara BKM (Bakti Kerja Mahasiswa) di Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Acara ini selalu rutin di adakan tiap tahun setelah ospek biasanya. Acara BKM itu sejenis KKN mini karena hanya diselenggarakan dalam tiga hari, gak kaya KKN yang bulanan. Nah para anggota BEM yang jumlahnya hanya belasan ini bertanggung jawab menjaga sekitar dua ratusan mahasiswa baru, dan terjadilah perbedaan pendapat. Arif sang presiden BEM geleng-geleng menatap Daniel, "Aku gak habis pikir sama tindakan kamu, Niel. Gila, menyuruh MABA yang ratusan itu tidur berjejalan dalam satu ruangan? Padahal kepala desa sudah memberikan kita rumah besar dengan tiga ruangan besar, kau lihat tadi ada mahasiswi yang asma karena berjejalan? Kau lihat tadi mereka tidur merapat tanpa celah dan kepanasan?" Daniel yang tadi tertunduk kini mengangkat wajah, "Come on man, ini bakti kerja! Dimana kita dituntut buat mengabdi di kampung orang. Otomatis kita harus kuat, gue kaya gitu supaya mereka gak manja aja. Kita harus keras sama MABA, see? Mereka banyak ngeluh, manja. Dan kita harus didik mental mereka." ucap Daniel lantang. Arif mendelik, "Itu sama saja pencitraan buruk tentang kaka tingkat di mata mahasiswa baru! Gini ya jadi panitia bisanya nyiksa adik tingkat doang.." "Bego lo, Rif.. Kita lagi mengabdi, bukan tamasya!! Harusnya lo tegasin itu ke mereka!" "Jaga mulutmu Niel!! Aku leader disini!!!" "Leader? Bahkan acara lo ini gak terstruktur kegiatannya.. Lo cuma bikin mental mereka kerdil.. Ini malam terakhir, gak ada salahnya mereka sengsara sedikit supaya siap menghadapi hidup yang lebih berat." Arif yang terpancing langsung ingin meninju Daniel namun teman-teman yang lain langsung menangkapi mereka, "Apa lo Rif? Gitu doang emosi.. Gak becus lo jadi presiden.." Temen-temen yang lain berusaha nenangin Arif sedangkan Daniel sendiri ditahan Ancha, kekasihnya. "Muhammad Nurwansyah, sebaiknya kau cuci dulu otak kekasihmu itu.." ucap Arif menatap Ancha. Ancha berusaha menarik lengan Daniel untuk menjaga jarak, dia mengusap-usap dada Daniel kemudian mereka menuruni tangga untuk ke bawah kapal. Ancha menuntun Daniel untuk duduk di sisi kapal, terlihat muka Daniel masih sangat kusut, seolah ada asap di kepalanya sekarang. Mereka terdiam, menatap air sungai yang tenang malam itu. Langit gelap, tak ada satupun bintang. Sepertinya akan ada hujan lebat. Ancha mencoba mencairkan suasana, "Wah udara di pedesaan sangat sejuk ya bang.." Daniel hanya diam bahkan tak menoleh ke arah kekasih manisnya itu, hanya menunduk sambil mengayun-ayunkan kaki. "Umm aku bakal tinggalin abang dulu, sampai emosinya reda.." Tapi Daniel langsung menggenggam tangan Ancha saat dia ingin bangkit. Daniel mengecup punggung tangan kekasihnya hingga membuat Ancha memerah dengan mulut terbuka. "Aku butuh kamu dek disaat kacau begini.. Come to me?" ucap Daniel lembut sambil melebarkan tangannya. Ancha pun merapat, bersendar di dada kekasihnya itu. "Kesal banget rasanya.." "Nyantai aja bang, biasa sih yang namanya beda pendapat.. Udah biarin aja. Kita sebagai anggota turuti aja apa mau mereka biar puas.." "Itu sama aja kita kaya boneka dek.. Mahasiswa yang maju itu harus bisa mengajuhkan pendapatnya sendiri!" Ancha mendongak menatap wajah Daniel, dia mengecup dagu Daniel, "Tenang bang.. Ada aku yang mendukungmu disini.. Sudah malam, waktunya bersantai bukannya membebani pikiran." Daniel menatap dalam wajah Ancha kemudian mendekatkan wajah perlahan dan mereka berciuman hangat hingga akhirnya menjadi panas, Ancha meletakkan tangannya di dada Daniel sedangkan Daniel mulai nakal dengan memasukkan tangannya di baju Ancha, "Ehmmm.. Eumm... Cukup.." lirih Ancha sambil memisahkan bibir mereka perlahan, terlihat saliva di antara bibir mereka masih menempel. Daniel kembali menyambar bibir kenyal kekasihnya itu, dia lepaskan kemudian kecup lagi dengan gemas. Wajah Ancha memerah maksimal saat itu. "Ehemm.. Hihihi" rupanya beberapa teman mereka yang turun dari tangga tak sengaja melihat adegan itu dan cekikikan. "Eh sorry bro, kita mau pipis doang.." ucap tiga orang panitia itu kemudian berlalu tapi satu orang singgah sebentar. "Masuk ke kamar kalian, kami memang tidak keberatan. Tapi bagaimana jika ada warga kampung sini yang melihat? Nama baik kampus kita bisa tercoreng.." ucap Dedi dengan dingin. Mereka sedikit gelagapan hingga akhirnya memutuskan ke kamar, Daniel cengengesan, "Entah kenapa kalau sama adek itu bawaannya jadi lupa waktu dan tempat. Pengen mulu.." ucap Daniel sambil menggigit pelan pipi Ancha. "Issh.. Aku malu tadi.. Aku juga jadi lupa diri.." ucap Ancha tersipu. Daniel diam dengan senyuman lembut, dia yang berbaring bersebelahan dengan Ancha menggenggam tangan Ancha erat, "Main yuk.." ajak Daniel sambil memasukkan tangannya ke dalam baju Ancha. Ancha langsung menepis tangan Daniel, "Gak! Apa kata mereka nanti kalau kapalnya bergoyang.." Daniel tertawa malu dan mengusap kepala kekasihnya itu gemas, "Bisa saja.." "Udah gak badmood bang?" tanya Ancha dengan hati-hati. Daniel masih tersenyum tipis, "Gak, kau sudah jadi obat hati yang termanjur dek.." Daniel mengusap lembut pipi Ancha. "Baguslah.. Kalau gitu mari tidur!!" Ancha langsung memeluk dada Daniel dan saling berbagi kehangatan malam itu. Terlihat orang sekitar begitu terbiasa dengan hubungan mereka bukan? Awalnya sih sangat menolak. Gunjingan sana-sini, hinaan. Mereka sangat menyayangkan Ancha yang anak kalem, baik dan berprestasi di kampus itu ternyata malah menjalin kasih dengan Daniel cowok urakan yang selalu jadi pembuat masalah. Atas dasar apa? Apa bagusnya Daniel? Itu yang jadi pertanyaan orang-orang yang hanya tau Daniel dari bungkusnya saja. Tapi lama kelamaan, gosib itu luntur dimakan waktu karena mereka sudah terlalu biasa melihat Daniel dan Ancha bermesraan jadinya bukan sesuatu yang heboh lagi. Pagi harinya Daniel bangun lebih dulu mengemasi pakaiannya dan juga pakaian Ancha, sedangkan Ancha sendiri masih tidur pulas. "Dek bangun.." ucap Daniel. Daniel menepuk bokong Ancha, "Bangun dek.. Hari terakhir nih.." tapi gak juga ada respon. Akhirnya ide jahil terlintas dalam benaknya. Dia merangkak menaiki tubuh Ancha kemudian lidahnya bermain di kuping Ancha, menjilat, menggigit pelan kuping itu. Tangannya juga nakal menggerayang kemana-mana hingga sang empunya badan berkedip dan berteriak, "Aaaakh!! Abang nakal!" Yang lain langsung berlarian ke kamar mereka karena terkejut namun lebih terkejut lagi melihat Daniel yang masih berada di atas Ancha, "Eh so-sorry.." kata mereka gelagapan dan memerah. Mereka langsung menutup pintu dengan cepat. Ancha lesu, "Abang nyebelin!" ucapnya sambil memelintir nipple Daniel dengan keras. "Eh eh.. Sakit dek ampun sayang.." ucap Daniel manja hingga akhirnya Ancha melepaskan. Daniel langsung memeluk kepala kekasihnya dan mengusap lembut bahunya. "Mandi cepetan.." "Maless eumm masih ngantuk.." ucap Ancha sambil ngulet. "Yaudah abang yang mandiin.." "Gak! Dasar genit mesum, bilang aja mau ngintip!!" Ancha langsung berlari ke bawah sambil menjulurkan lidah. #FLASHBACK Lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan pagi itu ramai, terlihat beberapa orang bringas mengibar-ngibarkan bendera, mengepal tangan dan berteriak menggunakan toak. Si Daniel lah pemegang toak tersebut. Ancha yang juga satu Fakultas namun beda jurusan dengan Daniel baru kali itu melihat sosok Daniel. Ancha berdiri di sisi tiang sambil melihat cara Daniel menjadi profokator. "Kenapa hanya diam? Mana nyali kalian! Beginikah mental seorang mahasiswa? Kalian rela diinjak-injak bahkan direbut hak kalian! Beasiswa ini hak kita.. Kita harus menuntut hak kita! Bukannya pasrah melihat kelalaian pejabat kampus! Ayo jangan takut, kami menyambut hangat partisipasi kalian!" teriak Daniel berusaha menambah anggota demonstrannya. Jadi ceritanya propinsi mengadakan beasiswa uang, tapi pihak kampus cuek bebek, tidak mau memberikan legalitas, stempel maupun tanda tangan untuk kelengkapan berkas beasiswa. Alasannya sih para pihak kampus sibuk menyiapkan UAS. Tapi dengan tegas Daniel and the gank koar-koar di kampus. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Ancha yang lagi bengong, "Oi bro.. Ngapain lo?" "Itu liat yang lagi demo. Akhirnya setelah seminggu pengumuman beasiswa keluar tapi gak ada respon ada juga yang bertindak." "Haha apaan.. Malu-maluin Syah.." ucap Bimo temen sekelas Ancha atau Nurwansyah ini. "Umm Bim, siapa sih cowok gondrong yang pegang toak itu?" "Oh si trouble maker? Namanya Daniel Yanuar atau biasa dikenal Yanz. Kenapa emang Syah?" tanya Bimo meneliti. "Umm suka aja sama gayanya. Bim kok kayanya kamu tau banyak tentang dia?" "Yaelah Syah, kemana aja lo? Baru kenal dia?" Ancha menjitak Bimo, "Bukannya jawab malah ngejek. Aku kan buta gosib! Emang dia siapa?" "Daniel itu sangat terkenal kali di kampus, padahal dia sama-sama semester tiga kaya kita loh.. Cuma dia di jurusan Bahasa Inggris. Nah dia itu suka ikut organisasi kampus kaya BEM, WAMAPALA (Wahana Mahasiswa Pencinta Alam) dan FORMASI (Forum Mahasiswa Islam). Cuma dia suka betingkah. Anaknya gak bisa jaim gitu lah.. Lagi pula dia gay. Fb dia aja pacaran sama cowok. Dia itu Kadang pendiam, kadang heboh. Suka jadi pusat perhatian.." "Oh.. Pasti fansnya banyak.." ucap Ancha lesu. "Fans? Haha gila lo.. Yang ada dia punya banyak haters. Gue aja suka gedek liat gayanya yang sengak." Ancha tersenyum tipis, "Don't judge book by the cover.. Lagian, Orang baik itu udah terlalu mainstream Bim.." Ancha pergi ke parkiran. Siap-siap mau pulang, dia gak minat ikut demo walau dia berminat dengan Daniel. Hanya saja itu bukan stylenya. Dia takut jadi sorotan. Sedangkan Daniel sendiri setelah mengumpulkan banyak masa, mulai menyerbu kantor Universitas, berkoar-koar, meneriakkan semua apresiasi, saran dan kritik atas kinerja pihak kampus dan menuntut hak pengurusan berkas beasiswa. Dan dua hari setelah demo akhirnya membuahkan hasil, beasiswa pun akhirnya bisa diurus.
    Daniel mengerutkan kening saat melihat pulsanya yang tadi dua puluh ribu kini sisa tiga ribu. Padahal dia cuma smsan bersama ukenya. To: Irwan Sayang, ganti kartu dong.. Tekor nih pulsa.. Gak lama Irwan ngebalas from: Irwan Issh.. Apaan.. Aku gak mau! To: Irwan Tapi sayang pulsa aku mau habis nih, kita gak bisa smsan lagi. Gak ada gratis operator laen. From: Irwan Beli dong! Kamu kalau cinta aku harus berkorban dong.. Masa iya gara2 ga ada pulsa doang km nyerah.. Kere! To: Irwan Tapi kantong aku lagi kering sayang, ayolah ganti.. Gak ada ruginya. From: Irwan Kamu tuh ribet ya.. Km bahkan gak mau berkorban demi aku. Kita putus!!!!! Daniel shock berat membaca sms kekasihnya itu, uke Daniel memang hobi memperkeruh suasana dan membesarkan masalah kecil. Daniel langsung membalas. To: Irwan Km mutusin aku hanya karrna masalah kecil kaya gini? From: Irwan Justru masalah kecil kaya gini jadi pencerminan seberapa serius km dlam hubungan Daniel mengacak rambut, semua itu simple bagi Irwan yang notabenenya orang kaya. Tapi Daniel? Dia hanya anak kosan yang seminggu dikasih lima puluh ribu, dia rela makan seadanya buat pulsa doang. Bahkan kalau mau jalan sama ukenya dia rela kerja sambilan untuk jajanin kekasihnya itu. Apapun Daniel lakukan, mengalah, mengabdi, memanja tapi sekarang ini yang dia dapat. Hatinya semakin panas saat melihat facebooknya yang ternyata Irwan berganti status lajang namun dua menit kemudian berstatus pacaran dengan cowok lain. Daniel berang. Dia berlari meraih kunci motornya kemudian mengendarai motornya selaju mungkin menuju rumah Irwan. Disisi lain, Ancha yang tinggal hanya bersama kakaknya itu sedang kelaparan sekarang. Dia buka kulkas ternyata kosong, minyak juga habis sedangkan kakanya berada di rumah orang tuanya berlibur di luar kota. Ancha tak bisa ikut karena kuliah. Ancha pun ke garasi untuk mengambil motor, suasana sore itu lengang karena gerimis jadi Ancha melajukan saja motornya tanpa menoleh. Namun.. BUUKK!!! Tanpa terduga, ternyata dari arah samping ada motor yang menabrak motor Ancha yang keluar dari pagar secara mendadak. Orang itu adalah Daniel. Ancha sempat melompat saat merasa bahaya tadi, sedangkan Daniel sedikit terseret walau sudah mengerem motornya. Ancha langsung berlari ke arah Daniel dan sangat shock, "Sorry tadi aku gak sengaja.. Aku.. Aku gak tau.." ucap Ancha panik sambil mengangkat motor yang menindihi Daniel. Daniel menepis kasar tangan Ancha yang merangkulnya, "Lo kalau ngeluarin motor itu liat kanan kiri dulu! Jangan seenak jidat lo doang!!" bentak Daniel hingga urat lehernya mengencang. Ancha menggigit bibirnya, "Aku benar-benar minta maaf.. Ayo masuk dulu biar aku obatin luka kamu..." "Halah.. Gak perlu. Gue ada urusan.." Daniel ingin menaiki motornya lagi namun Ancha rampas kuncinya. "Biarkan aku merawatmu. Kumohon jangan buat aku merasa bersalah.." ucap Ancha dengan wajah memelas. Daniel menghela nafas, "Hmm.. Fine." mereka pun mulai mengeret motor masing-masing dalam gerbang. Saat Ancha mencoba merangkul Daniel berkomentar pedas lagi, "Gue bukan anak kecil denger!" Ancha hanya bisa menggigit bibir. Dia berlari cepat kesana kemari, pertama menyediakan teh lemon, setelah itu mengambil air hangat dan kotak P3K. Ancha menatap ngeri lengan Daniel yang terkena luka gesekan aspal cukup lebar, gak hanya lengan tapi juga lutut. Dengan sigap Ancha membersihkannya, "Aw.. Sakit woi.." Ancha memelankan tekanannya, menatap lirih dan sedikit ada getaran saat menyentuh lengan padat Daniel. "Maaf Niel.." lirih Ancha menunduk. "Lo kok tau nama gue? Anak Universitas XXXX juga ya?" Ancha tersenyum tipis, "Iya.. Kita seangkatan. Mungkin kamu gak kenal aku karena aku emang gak sepopuler kamu.." "Hah populer? Siapa bilang gue populer.. Ngawur lo haha.." Ancha mengangkat dagunya saat menatap Daniel yang tertawa kemudian dia berdehem menjaga image, Ancha menyodorkan teh hangatnya. Daniel menyruput sedikit kemudian meletakkan ke atas meja. Daniel melihat jam tangannya, menandakan sudah jam enam. Agak kemalaman kalau ngelanjutin perjalanan ke luar kecamatan mana daerah itu terkenal akan perampokan dan pemerkosaan. Daniel bersendar dan menghela nafas. Mereka berada di situasi canggung dan hening karena belum saling kenal, hingga akhirnya Daniel bangkit. "Lo punya facebook gak?" tanya Daniel antusias. "Punya, kenapa?" "Lo mau gak bantu gue pasang status pacaran sama lo di facebook.. Gue perlu nih.." Niel merasa gundah sekali dan ingin membalas perbuatan mantannya yang kurang ajar. Dia mulai sadar bahwa sia-sia dia berpacaran dengan orang yang hanya mempermainkan hatinya. Mungkin mereka gak selevel. Dia orang kaya. "I-iya boleh.." tanpa terduga Ancha menyetujui itu, entah karena takut dengan Daniel yang sangar atau memang ada harapan kecil. Ancha sedikit bingung dengan pemikiran stranger satu ini. Namun Ancha santai aja karena ini main-main pikirnya. Di FB bermunculan puluhan komentar, dari para fujodanshi campur temen-temen kampus yang zikir berjamaah. Ancha disuruh ruqiah dan sejenisnya biar gak khilaf, udah jadi homo, sama Daniel pula homonya. Gak pantes, yang ada nyakitin Ancha doang. Itulah yang ada dalam komentar anak-anak namun langsung kena semprot Daniel. Saat dibuka di pencarian ternyata mantan uke Daniel langsung ngeblokir. Daniel berdecak penuh kemenangan. Pasti mantannya cemburu berat secara Ancha jauh lebih kece. Well, lebih kece? Daniel langsung melihat sosok polos itu. Ternyata cukup menawan. Pembawaannya juga kalem, 'Boleh juga nih anak..' ucap Daniel dalam hati. Semenjak hari itu Daniel jadi sangat lengket dengan Ancha, Daniel menjemput Ancha tiap hari. Kalau Ancha kuliah ditunggu depan kelas tanpa perduli ejekan teman-teman. Ancha sempat sedih dan ngejelasin kejadian sebenarnya ke teman-teman sekelas hingga akhirnya mereka mengerti. Sebulan.. Dua bulan.. Tiga bulan Hingga setahun mereka saling kenal, Daniel sangat mengagumi sosok Ancha yang pembawaannya tenang, sabar dan paling bisa madamin amarah Daniel yang sering meledak Begitupun Ancha, mulai menyadari perubahan Daniel yang berangsur-angsur. Dia memperlakukan Ancha sangat special dan penuh cinta. Justru sifat kasar Daniel pada orang lain itu membuatnya berpikir ternyata kalau dekat dia tak seburuk yang orang bilang hingga akhirnya mereka memantabkan hatinya untuk menjalani hubungan serius, bukan sekedar status facebook. TAMAT Segitu doang ya tentang kami lol Gak tanggung kan? Ntar kalau ada kejadian menarik tentang kami bakal gue share. Koment
Sign In or Register to comment.