Hi, saya member lama dari boyzforum dan sudah lama bersifat pasif dikarenakan kesibukan. Sebagian mungkin pernah mendengar cerita saya beberapa tahun yang lalu tentang kegalauan sewaktu SMA 1. Sekarang meski sudah kuliah di fakultas kedokteran tahun kedua saya kembali mendapat masalah yang sama.
Masalah yang sama-sama merusak diri dari dalam dan dari luar. Masalah yang cukup klise yaitu dijauhi teman-teman dekat karena tahu karena saya gay. Dulu sewaktu masih SMA saya sempat suka dengan teman baik bernama ben dimana kami sangat akrab di semester awal dan ketika di semester kedua dia tahu kalau saya gay dan suka dengan dia, dia langsung menjauh begitu juga dengan teman-teman akrab saya.
Dari dulu setiap hari saya terbangun dengan mengatakan percayalah, "it will got better". Setiap hari, setiap sendirian saat waktu istirahat di sekolah, saat tidak dipilih dalam membuat kelompok apapun, saat tidak diajak ikut dalam jalan-jalan kelas. Ya, saya setiap hari percaya bahwa suatu saat keadaan akan menjadi lebih baik.
Akan tetapi sewaktu kuliah saya tidak cerita bahwa saya gay pada semester awal. Pada awal kuliah ini merupakan salah satu fase bahagia saya dimana semua orang mau berteman dan semua teman saya merupakan orang yang baik (saya kira begitu awalanya). Waktu awal semester 1 ini saya berteman dengan orang-orang yang berasal dari salah satu sekolah swasta khusus pria yang terkenal di jakarta, sebut saja si A, B, C dan S (Sebisa mungkin tidak menyebut merk). Saya berteman cukup lama dengan mereka dan kami termasuk sangat akrab dimana setiap jalan saya pilihan utama, saat bosan mereka mengajak main gunbound, dan saat sulit mereka mau membantu.
Semua berjalan cukup lancar, di kelas teman saya semakin banyak dan saya berteman baik juga dengan teman 1 ospek sebut saja J yang sejak awal menarik perhatian saya. Kebetulan saya sekelas dengan teman SMA saya (H - Perempuan) yang termasuk kuper sehingga tidak tahu tentang saya. Semua terlihat indah pada awalnya begitulah pepatah yang tepat menggambarkan isi hati saya yang percaya bahwa semua akan menjadi lebih baik dan akhirnya keadaan membaik pada fase ini.
Tetapi seperti pada cerita klise lainnya kedaan selalu berubah 180 derajat. Saat semester 2 saya terlanjur jatuh cinta kepada C dan berharap dia juga salah seorang gay mengingat asal sekolahnya. Mungkin saya yang terlalu berharap atau membohongi diri sendiri bahwa dia bisa jatuh cinta juga kepada saya. Sampai suatu ketika saya mengungkapkan perasaan saya kepada C. Alhasil 1 hari setelahnya A,B, dan S langsung menjauh dari saya seperti tidak pernah kenal, tidak menyapa, tidak berbicara, bertemu dengan saya seperti melihat sesuatu yang menjijikan (kecuali A). Mungkin terdengar lebay akan tetapi karena saya paham terhadap pandangan benci, jijik, dan takut yang biasa diutarakan kepada saya sewaktu SMA maka dengan mudah saya tahu bahwa mereka diberi tahu si C kalau saya ini gay.
Semenjak hari ini hidup saya terasa seperti di neraka atau lebih tepatnya seperti seorang burung yang diamputasi salah satu sayapnya sewaktu sembuh dari patah tulang pada sayapnya setelah sekian lama. Awal dari situ si J menghibur saya dia baik sekali dan memberi perhatian. Dia tidak akrab dengan A,B,C dan S waktu itu jadi dia tidak tahu kalau saya gay. Ya, saya jatuh cinta lagi yang lebih besar kepada J sekitar 2 bulan semenjak semua "teman-teman" saya (bukan hanya A,B,C,S) menjauhi saya.
Pelan-pelan saya semakin suka dan cinta terhadap J dan sepertinya Tuhan tidak bosannya menguji saya. Saya mengaku kepada dia kalau saya gay dan saya suka dengan dia. Reaksi awalnya positif dia ingin saya berubah menjadi straight. Easy to say, impossible to do. Saya bilang kalau saya tidak mungkin menjadi straight dan voila, dia menjauh dan mengancam mengadukan kepada orang tua saya kalau saya tetap mendekati dia.
Semua peristiwa seperti di SMA saya mulai terulang, di otak saya hanya ada 1 hal yang nyata yaitu kesendirian. Burung yang sudah pernah mencicipi rasanya langit, tidak diperkenankan untuk terbang bebas lagi. Setiap hari saya membohongi diri dengan berkata "it will got better". Sudah 8 bulan lebih semenjak peristiwa itu dan saya masih diliputi kesendirian, banyak teman yang datang dan pergi akan tetapi yang menetap adalah orang yang tidak percaya saya gay atau belum tahu saya gay.
Tiap hari saya diliputi kesendirian hanya menatap langit berharap dapat kembali terbang di udara. Rasa cinta saya kepada J tidak pernah pudah untuk C sudah hilang perlahan hanya tersisa sakit karena dia pacaran dengan salah satu teman H (sebut saja F) yang dulu adalah teman saya juga dan sayalah yang memperkenalkan F kepada J dan C. Menyesal? Tentu setiap hari rasa penyesalan selalu ada.
Saat saya berpikir semua tidak menjadi lebih buruk datanglah masalah baru dimana F merebut semua teman-teman saya dan mempengaruhi J untuk semakin menjauhi saya. Alhasil J menjadi akrab dengan F dan mereka mejadi teman baik dan membentuk sebuah geng yang memiliki 2 persamaan yaitu mereka adalah mantan teman baik saya dan mereka sama-sama merasa jijik, takut, dan benci terhadap saya.
Kehilangan teman, kehilangan sahabat, kehilangan peluang untuk dicintai. Will it got better? sampai sekarang saya masih berbohong kepada diri saya dengan mengatakan "it will got better" tetapi sampai kapan? Untuk berhenti memikirkan J saja saya meminum alkohol baik di rumah maupun kampus (alkohol <10% saja tetapi dalam jumlah banyak), untuk tidur saya membutuhkan obat karena J tidak pernah berhenti muncul dalam pikiran saya.
Setiap hari terasa kosong, bahkan untuk bangkit dari tempat tidur saya harus berpikir cukup lama untuk bertanya apa alasan saya untuk bangkit dari tempat tidur ini. Sering saya berharap suatu saat saya tidak akan pernah bangun dari tempat tidur dan mengalami penderitaan lagi. Mungkin, mungkin dan mungkin... Will it got better? Sepertinya saya membutuhkan teman gay untuk diajak biacar. Kalau mau pin BB boleh PM langsung, akan tetapi saya tidak akan melakukan seks karena menurut saya seks hanya diberikan untuk orang yang dicintai...
Sekian dan terima kasih bila mau mendengar cerita saya karena saya tidak tahu harus cerita ke siapa lagi hehehe...
Comments
jgn tkutlah tees klo di jauhi..
mereka bukan masa depan lo.. dan lo bukan masa depan mereka..
sendiri itu jgn diratapi.. n yg jelas kebersamaan dgn sahabat tuh di cari..
berikan yg trrbaik yg lo punya..
tp,, plss jdikan plajaran..
lo harus nahan nafsu lo ya untuk mnytakan rasa cnta lo ke seseorang.. kos,, beda lepala beda isi..
#sotoy mo de on.. \m/
gatau harus ngomong apa, berat juga jika berada di posisimu, tp itu memberimu pelajaran untuk berhati-hati dalam bertindak lain kali
buat ts, menurut ane nikmati aja idup kamu. teman akan datang dan pergi. tergantung gimana menyikapinya. dan, pertemanan jangan dicampuri dengan suka2an. ga akan berhasil.
Terharu euyyy...yakin lah pasti masih ada temen yang bisa nerima lu apa adanya.
and since the day I decided to be a GAY... I against the WORLD ... at least that what I felt at that time
then my BF said
"dunia itu melihat kita melalui mata kita dan pandgn kita.."
"kekuatan hadir saat kita melihat dunia dengan mata kita ... yg mnjadi mata dunia..."
and I decide to be a happy guy ... wlau apa pun mslh yg hadir
Mengapa harus jatuh cinta? Yang ini saya juga tidak tahu, mungkin seperti fenomena berjalan di jalan yang licin dimana meski udah berjalan dengan perlahan dan hati-hati, tetap saja bisa terjatuh dengan sendirinya. Sakit? memang, terlebih lagi rasa sakit ini gak bisa diobatin dengan obat-obatan yang saya pelajari di perkuliahan.
"me against the world" ya inilah yang selalu muncul dipikiran saya. setiap hari saya berharap bahwa saya ingin tidak sendirian menghadapi dunia, saya tidak kuat, dan saya membutuhkan orang disamping saya untuk melawan dunia. Beruntungnya rekan-rekan sekalian yang udah pada punya BF hehehe...
Ya, tentu saja. Dulu di semester 1 sering sekali bermain online bersama A,B dan C. Terutama bila C yang mengajak saya akan online jam berapapun.
Sampai sekarang tidak pernah tepat, mungkin mulai error. Tahu dimana tempat servicenya hehehe...
Sangat disayangkan mahasiswa lain dari fakultas kedokteran yang seharusnya lebih terbuka pikirannya malah selalu menganggap bahwa gay itu penyakit dan bahkan beberapa ingin membawa saya ke psikiater atau pendeta (mohon maaf bila menyinggung agama, kampus ini menganut ajaran k*****n) untuk diobati oleh pendeta di gereja mereka.
Maaf untuk tidak membalas semuanya, terima kasih atas concernnya dan saya sangat mengapresiasi semua comment kalian hehehe...
Kuliah di FK adalah salah satu fakultas dengan waktu kelulusan yang termasuk sangat panjang. Sekarang saya berada di tahun kedua dan kemungkinan waktu untuk lulus bila lancar masih sekitar 4 tahun lagi. Apa yang harus saya lakukan untuk menguatkan diri untuk bertemu dengan mereka dalam waktu selama itu.. Selalu ada rasa kosong di hati yang ingin dipenuhi ketika melihat mereka dimana saya selalu terbayang andai saya bukan gay pasti saya akan bahagia berada di antara mereka lagi. Tapi kenyataan berkata lain, saya 99% adalah seorang gay. Tidak merasakan apa-apa terhadap perempuan dan mereka selalu membicarakan perempuan.
Dan ketika saya berpikir keadaan tidak akan menjadi lebih buruk datanglah ujian setiap minggu minimal sekali dan bisa 3 kali ujian dalam seminggu. Ujian tentu saya bukan masalah bila saya belajar, yang menjadi masalah adalah nomor urut saya dan J adalah bersebelahan. Jadi setiap kali ujian mau tidak mau J dan saya duduk antara bersebelahan ataupun depan belakang. Dulu saya senang karena bisa selalu berdekatan dengan dia, sekarang dia ketus dan menghina dan mengancam saya setiap kita ujian. Alhasil konsentrasi selalu buyar dan ini akan berlanjut selama 3-4 tahun lagi.
Coba kontrol diri n perasaan mas, km kan udah ada pengalaman waktu sma n semester2 awal....knp gak ngambil pelajaran dr situ..?
Jgn terlalu mudah mengucapkan cinta ma cowok.!!!
dah banyak yang ngasih saran, jadi ane mau ngasih support aja. Ada quote yang ane suka banget, kaya gini quotenya,
"Entire water of the sea can't sink a ship, unless it gets inside the ship. Similarly negativity of the world can't put you down unless you allow it to get inside you.."
semangat TS!
Kedua, ini berat, tapi sekalinya tercapai bakal bikin kamu ngerasa *hypothetically* kicks everyone on their crotch. pandang periode kuliah mu sebagai suatu kompetisi, apapun itu, nilai ujian, ip tertinggi, bahkan pujian dosen sekalipun. Bikin dia sebagai target, terus susun rencana buat ngeraih target itu. that way, elu punya sesuatu yg bakal distract your attention from all the bullying.
Ketiga. back to your family. gw dlu melihat ikatan keluarga ngga lebih dari seorang anak sama ayahnya, anak sama ibunya, anak sama saudara2nya. tapi gw lupa untuk memanusiakan mereka. bahwa mereka punya masalah sama seperti kita. bahwa mereka butuh support sama seperti kita. so start treasure your family more and realize it urself that theres no better bestfriends than families.
Saran terakhir. show no emotion IN FRONT OF them. Tunjukkan the stronger part of you. Tunjukkan dengan act bahwa gw ga semudah itu kalian injak2. Biarpun di kamar or ketika elu sendiri nangis2 its okay. yg penting ga di depan mereka. Sorry kepanjangan.
Nice quotes, aku copas boleh? hehehe..