- Rama POV –
OMG !!!! Apa benar yang dikatakan mamahku itu, Ia akan menikah lagi?. Aku tidak habis pikir, Ku
kira mamah tidak akan menikah lagi setelah papah meninggal.
“ Apa kau mau nak punya papah baru ? “ Tanya mamah penuh harap
“……” Aku hanya terdiam, menunduk mencoba menyembunyikan mataku yang mulai berair.
Aku bingung, kesal dengan sikap mamah yang seperti ini.
‘ Apa mamah sudah tidak mencintai papah lagi ?’ Pikirku
“ om ferdian Pria yang baik. Dia mencintai mamah. mamah hanya ingin kau punya papah lagi yang bisa menyayangimu. Mamah ingin melihatmu tumbuh seperti pria seumuranmu yang punya keluarga lengkap “ Kata mamah panjang lebar.
BRAKKK. Aku membanting pintu kamarku dengan keras pertanda bahwa aku sangat marah. Aku heran apa mamah sudah melupakan papah? Ia ingin menikah lagi ? Aku sagat marah. Ku hempaskan tubuhku keranjangku yang empuk, ku tenggelamkan kepalaku disela-sela bantal dan kupeluk erat . Tak terasa bulir-bulir air yang hangat mulai mengalir deras dipipiku, hingga membasahi bantal yang kupeluk . Aku menangis sejadi-jadinya.
“ Hiks…. Hiks…. Hiks….” Ku dengar sebuah isakan.
mamah itu ?, Ia menangis. Apa mama tersinggung dengan tindakan ku tadi.Apakah mama mencintai Pria itu. Begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku. how??? Apa mama bisa bahagia bila bersama pria yang mencintainya itu. ‘ Mungkin bisa ‘ pikirku. Harusnya aku ikut bahagia bila mama menemukan kembali cintanya.
Ku tatap fotoku bersama papa dan mama 5 tahun lalu, Saat itu aku masih berumur12 tahun, saat itu pula papa sedang berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
“ papa haruskah aku lakukan itu ? “
Kutatap foto itu, kulihat papa yang sedang tersenyu, air mataku terus mengalir.
“ Aku rindu papa “ Ku ucapkan kalimat itu sambil memeluk foto terakhirku bersama papa. Tak lama kemudian aku terlelap.
- Esok harinya -
Setelah kurapikan seragamku, Kulangkahkan kakiku menuju ruang makan. Ku lihat wajah mama sekilas terlihat dengan jelas kedua matanya bengkak. Mungkin karena semalam menangis. Ku dudukkan tubuhku di disalah satu kursi kosong dimeja makan. Di meja telah tersedia segelas susu vanilla panas dan sepiring roti hangat. mama duduk di depan ku, posisi kami saling berhadapan, tapi tak sekalipun melakukan kontak mata. Kami menghabiskan sarapan kami dalam diam.
“ mama Menikahlah dengannya “ Kataku lirih, Ku tatap wajah mama yang sedih.
“ Jika kau tak suka mama menikah lagi, tidak apa-apa nak “. mama sudah mengatakan hal ini pada om ferdian, dan ia me……. “ Belum selesai ucapan mama aku memotongnya.
“ Tak apa mah. Menikahlah dengannya, aku ingin melihat mama bahagia “ Kugenggam tangan mama, meyakinkannya tentang perkataanku tadi.
“ benarkah? “
“ iyah mamaku sayang “
“makasih sayang. mama menyayangimu “
mama berjalan ke arahku dan memelukku erat.
“ iyah mah dede juga sayang mamah “ balasku
- like a G6 like a G6...
Kudengar suara ponselku berdering, kulihat nama riffki dilayar ponselku.
“ hallo abang “ Sapaku begitu kuangkat telephonenya.
“ Halo dede . Apa kau mau terlambat hah “ Kata abang riffki.
“ Agh.. iya bang. Tunggu sebentar “
“ cepeeettttt… aku sudah didepan rumahmu “
“ iya bang “
Tut tut tut………….
“ cepet jangan buat pacarmu itu menunggu “ Kata mama sambil meletakkan bekal kedalam tasku.
“ Aish… mama, Dia bukan pacarku “ Kataku sedikit kesal.
mama hanya terkekeh. mama selalu mengira kalau bang riffki itu pacarku ini semua karena kedekatanku dengan bang riffki yang terlampau intim sehingga mama menggap kami itu pacaran.
“ Aku berangkat… Cup “ ku kecup sekilas pipi mama.
- Author POV –
Didepan sebuah rumah bergaya tradisional betawi, Duduklah seorang cowok diatas kap mobil sedan berwarna silver miliknya. Cowok itu memakai seragam sekolah dengan name tag yang perpasang di dada sebelah kirinya bertuliskan pradana rifki faisal.
Seorang cowo yang juga memakai seragam yang sama dengan cowo itu keluar dari rumah dengan sedikit berlari.
“ maaf bang “ cowo itu sambil melemparkan senyumnya yang paling manis, berharap agar orang yang didepannya itu mau memaafkannya.
“ ya .. cepett ahh “
“ yahh abangku yang cakep … kau yang paling baik dah “ Puji cowo itu sembari mengangkat jempolnya.
Kedua cowo itu masuk kedalam mobil yang sedetik kemudian melesat dengan cepat meninggalkan rumah cowo itu menuju sekulah mereka tercinta.
“ maafin aku… Nanti aku tidak bisa mengantarmu pulang “ Kata cowo yang bernama rifki itu, tanpa memalingkan wajah pada lawan bicaranya dan tetap terfokus pada kemudinya.
Never mind abang… Aku juga mau latian Basket dulu, pulang sekolah nanti bareng andi “ Balas si cowo.
- Rama POV –
“ maaf dede… Nanti aku tidak bisa mengantarmu pulang “ Kata bang rifki tanpa mengalihkan pandandangannya dari kemudi.
“ never mind abang … Aku juga mau latian Basket dulu, pulang sekolah nanti bareng andi “ Kataku.
‘ ya udah kalo gitu heheehehe..
- Di Kelas –
TETTTT TETTTT TETTTT… Bel tanda berakhirnya pelajaran disekolah.
.
Apa?? ! teriakku ketika mendengar andi teman sebangkuku mengatakan bahwa bang virgo tidak ikut dalam pertandingan kali ini.
“ kenapa? “ Tanyaku
“ gag tau “Kata andi mengangkat kedua bahunya.
“ Arggghhhh. Payah “ Aku terduduk lemas dikursiku.
- like a G6 like a G6.... like a G6
“ mama menelepon ada apa ? “ Tanyaku pada diriku sendiri.
“ yahh … mama… Ada apa ? ” Tanyaku begitu mengangkat telepon dari mama.
“ Cepat pulang de“
“ kenapa mama ? “
“Sore ini om ferdian dan anaknya akan berkunjung kerumah untuk makan malam. Mereka juga
ingin mengenalmu pada calon kakakmu “ jelas mama panjang lebar.
“ Agh ya mah … Aku segera pulang “ Kataku
“ cepettt !.. “
“ yahh mah… bye “
“ bye “
#Klikk telfon di tutup
“ Ada apa ? ” Tanya andi begitu aku menutup flat ponselku.
“ mama menyuruhku cepat pulang. Katanya ia akan megenalkanku pada calon papa dan abangku “ Jawabku.
“lowhh lowhh bukannya ntar kita ada latian basket?? Tanya andi
“sudahh besok lagi aja lagian bang virgo kagak ada jadi males latian. Lagian juga ini lebih penting dari pertandingan basket karena menyangkut masa depan mamahku
“ ya udah dehh sana cepet pulang ntar mamahmu nunggu lagi..
“ Aku pulang ya “ Kataku sambil berlalu meninggalkan andi
“ oke ati ati bro.
- Author POV –
“ Aku pulang ya “ Kata Seorang cowo yang terlihat sedikit berlari meninggalkan temannya didalam kelas.
“ yoi… Hati-hati “ Balas temannya yang bernama andi sambil melambaikan tangan kearah temannya itu.
Tak lama kemudian seorang cewek menghampiri andi.
“ sayang…. “ Sapa cewe berwajah imut itu.
“ iyahh bidadariku…” Balas andi dengan wajah girang dan segera berlari menghampiri cewe bernama cindy itu.
“ nanti … Kau mau langsung pulang atau … “ Tanya cindy.
“ Aku mau latian basket dulu “ jawab andi manja sambil merangkul tangan kurus cindy
“ OK “ jawab cindy menurut
“ cepett“ Kata andi menarik tangan cindy kasar.
“ iyahh… Pelan-pelan sayang jalannya ” Kata cindy lembut.
“ wahh cantik banget mah “ Pujiku, sambil sedikit merapihkan baju mama. mama sudah lama tak berdandan secantik ini sejak papa meninggal, jadi wajar saja aku sedikit heran melihat mama cantik seperti ini.
Sore ini rencananya om ferdian bersama anak perempuannya akan berkunjung ke rumahku untuk mengenalan diri padaku dan sekaligus membahas pernikahan mama dan Calon papa baruku itu.
“ Kau juga cakep … sayang “ Puji mama.
“ Aghh mama “ Aku tersipu.
“ Bagaimana makanannya sudah siap ? ” Tanyaku memastikan.
“ udahh… mama sudah bereskan semuanya “ Jawab mama pasti.
‘ Teeet teeet teeet ‘
“ Agh itu pasti mereka ! . Biar mama yang buka pintu. Kau pakai sepatu dulu “ Perintah mama.
Ternyata aku belum memakai sepatu.
“ mama dimana sepatunya ? “ Tanyaku sedikit berteriak.
“ Di lemari. Rak yang paling bawah, yang berwarna biru “ Jawab mama di depan pintu kamar.
Segera kuambil sepatu yang dimaksud mama. Aku harus terlihat cakep di depan calon papah baruku kasian kan mamah udah cantik.
Aku keluar menuju ruang tamu. Ku lihat mama bersama seorang pria paruh baya berjalan menuju sofa diruang tamu.’ Mungkin itu dia yang namanya om ferdian. Tapi mana anaknya ? ‘ Batinku. Aku berjalan menghampiri mereka.
“ selamat sore… om ferdian… senang bisa bertemu dengan om “ Sapaku sekaligus memperkenalkan diri dan sedikit membungkukkan badan berusaha sesopan mungkin didepa calon papa baruku ini.
“Agh.. Ini dia rama… Kau cakep sekali seperti papamu “ Puji om ferdian padaku.
“ makasih om “ Balasku sedikit tersipu.
“ nama saya ferdian siholoan … Panggil saja aku papa ? “ Kata om ferdian.
“ ya… papa “ Kataku canggung.
“ Mana anakmu. Kenapa belum masuk ? “ Kata mama sedikit kesal karena merasa diabaikan.
“ Tadi sedang mengangkat telepon. Apa kau bisa memanggilnya rama..
“ya pah… “ jawabku.
.
Aku berjalan keluar rumah mencari anak om ferdian
“ Aishhh… Dimana calon abang ku itu merepotkan saja ? “ Keluhku.
Udara malam ini sangat dingin,. Aku seolah olah tidak menyadari bahwa ada orang di depanku dan
BRUKKKK !!!!!
.
Aku mencoba berdiri. tapi….
“ Awwwww…. sakit “ keluhku karena tak bisa berdiri dan kurasakan pergelangan kaki kananku yang sakit.
“ Sepertinya kakimu terkilir “
Ku dengar suara berat seorang cowo.
“ Ishhh “ Aku meringis kesakitan. Apa pedulinya, seharusnyakan dia membantuku berdiri atau apalah. Aku mencoba berdiri lagi, tapi tetap tidak bisa. Kakiku sangat sakit.
“ Biar kubantu “ Kata cowo bersuara berat itu.
Aku merasa dia berjalan kearahku, kemudian memegang kedua lenganku, membantuku berdiri. Kulihat ditangan kanannya terdapat sebuket bunga mawar merah yang sangat cantik. Aku mendongak (?) mencoba melihat wajahnya.
Hah??? !!
Comments
- Still rama POV -
“ Biar kubantu “ Kata cowo bersuara berat itu.
Aku merasa dia berjalan kearahku, kemudian memegang kedua lenganku, membantuku berdiri. Kulihat ditangan kanannya terdapat sebuket bunga mawar merah yang sangat cantik. Aku mendongak mencoba melihat wajahnya.
Hah?? !!!
Part 2
Bang Virgo?? Ngapain dia di rumahku . Apa dia anak dari papa baruku itu, calon saudara tiriku. Gag mungkin, jadi tadi bang virgo absen untuk ini? Omg dunia sempit banget kalo memang bang virgo calon kakak tiriku.
“ Apa kau anak dari om ferdian ?” Kuberanikan diri untuk bertanya. Dan Kini aku telah berdiri.
“ iya… knp?? “
“ Aish kau ini… cepet masuk kerumah .. lukamu ini harus segera diobati “ kemudian ia berjongkok didepanku, memintaku untuk naik kepunggungnya.
“ cepett“ Pintanya
“ Ku eratkan keduatanganku dilehernya
aku bisa mencium wangi parfum yang ia pakai ntah parfum apa yang dia pakai ntahlah ngapain juga aku pikirin “ rama kenapa?!!! ”Teriak mama begitu kaki bang virgo masuk kedalam Rumah.
“ Aghh mama…. Gpp mama “ Kataku
“ Dia kenapa virgo? “ Tanya papa sedikit membentak.
“ kagak tau. Tanya saja sendiri “ Jawab bang virgo dingin.
“ Gpp papa. Aku tadi jatuh, karena tidak melihat kalo ada bang virgo di depanku “ Jelasku
“ Sini biar papa pijit, sepertinya kau terkilir. virgo letakkan dia di sofa “ Perintah papa.
“ Awwwwwwwwwww… ! “ Teriakku ketika papa mulai memijit kaki kananku yang terkilir.
“ bagaimana ?? “ Tanya Umma sedikit khawatir. mama sedari tadi duduk disampingku dan membelai lembut rambutku.
“ gpp mama “ Jawabku dengan wajah memelas. Ku alihkan pandanganku pada sesosok calon abang angkatku yang duduk terdiam disudut ruang tamuku.
“ Selesai ! virgo… Kau harus bertanggung jawab. Karena kau rama jadi seperti ini “ Teriak papa.
“ hah? Kog virgo pah!!. Apa salahku ??? Diakan jatuh sendiri. Salah siapa punya mata gag di pake buat ngeliat orang virgo lagi berdiri masa gag ngeliat virgo sih.” Kata virgo membela diri.
“ Karena mencarimu dia jadi begini. Cepat minta maaf !” Bentak papa.
Akhirnya
“ sorry de “ Ucapnya sedikit terpaksa.
“ Bagaimana rama?? “ Tanya mama.
“ Aghh… gpp mah… “ Jawabku cepat.
“ rama … Besok jangan berangkat sekolah sebelum virgo kesini… mengerti ? ” Kata papa
Waduhh gemana bilangnya ke bang raffi kalo aku besok di anter ama bang virgo kan mereka itu rival di team basket gag mungkin donk aku harus bilang kalo virgo sekarang menjadi saudaraku.
“hmm.. gag usah pah temenku besok ada yang jemput
“ udahlah bilang aja kalau kamu di anter ama kakakmu.. oke nak? Kata papah ke padaku
“ iya pah.. aku berusaha agar tidak melukai perasaan om ferdian.
“ oke virgo besok kamu harus jemput adekmu ke sekolah.. mengerti!!
“ papah!!! “ Kata virgo kesal.
“ Diam Kau virgo ..! ” Bentak papa. virgo pun terdiam.
Aku dan mama terkekeh melihat pertengkaran antara papa dan anaknya itu. Bang virgo terlihat patuh pada papanya, sangat berbeda dengan ekspresi COOLnya yang biasa ia tunjukkan ketika disekolah. Sedangkan sekarang….
“ Sudah… Sudah… “ mama mencoba menengahi.
“ Sebaiknya kita makan saja dulu… Pasti kalian sudah laparkan ? “ Tanya mama.
“ ayo rama “ Kata papah sambil membantuku berdiri.
“ makasih papa “ Kataku lembut.
Makan malam kali ini benar-benar hangat, suasana seperti ini sangat kurindukan. Aku senang malihat mama bisa malihat mama tertawa seperti tadi ketika papa menceritakan sebuah pengalaman hidupnya yang menggelikan.
“ boleh tanya gag om kenapa istri om meninggal?. Kataku
“ huss.. rama.. kamu gag sopan!!.. udah mas ferdian gag usah di jawab kata mamah sambil mencubit pahaku
“ udah gpp.. mamahnya virgo meninggal karena dia mengidap kanker rahim padahal kita sudah berobat ampe singapura tapi tetep aja tidak bisa sembuh. Mungkin sudah takdir kalo dia harus di ambil sama yang kuasa daripada masih hidup kasian juga aku melihatnya.. papah menjelaskan
“ohh ya nak virgo katanya kamu satu sekolahan yah sama rama. Mamah mencoba mengalihkan pembicaraan agar papah tidak teringat masa lalaunya yang menyedihkan.
“ iyah tante aku satu sekolahan sama rama jawab virgo
“ virgo masa kamu panggil dia tante harusnya panggil dia mamah kan dia bakal jadi calon mamahmu.
Jawab om ferdian
“ udahlah mas gpp kan baru ketemu mungkin masih canggung ya tidak nak virgo? Tanya mamah
“hmm.. iya tan.. ehh mamah..
Tiba tiba papah memalingkan pembicaraan
“ rama … Bukankah mamahmu bilang kalo kau dan virgoo satu sekolah ? “ Tanya papa membuyarkan lagi lamunanku.
“ ya papa “ Jawabku tersentak. Tunggu ! Aku mulai terbiasa memanggilnya papa sekarang. Ada apa denganku ?
“ Itu bagus… virgo! mulai sekarang jaga adek barumu ini … mengerti ? “ Perintah papa.
Sedangkan virgo hanya terdiam. Apa sebenarnya yang ia pikirkan ?. Andai aku bisa membaca pikiran orang, aku akan membaca pikiranya.
‘ Apa dia tidak suka dengan rencana pernikahan papa dan mama ? ‘ Pikirku.
“ Oh ya … rencanaya mama dan papa akan menikah sebulan lagi. Tepat saat Ulang tahun virgo “ Jelas papa.
“ hah??! “ Kata virgo kaget.
Aku juga sedikit kaget, secepat itukah pernikahannya dilangsungkan dan pas Ulang tahun virgo.
“ Aku pikir pasti meriah jika acara pernikahan dan Ulang tahun diadakan bersama. Lagi pula kaukan tidak pernah merayakan Ulang tahunmu virgo. papa ingin kau seperti teman-temanmu yang lain … mengerti ?“ Kata papa lembut.
“ Terserahlah… “ Kata virgoo pasrah dengan apa yang sudah dikehendaki oleh papanya itu.
Aku terdiam menghabiskan sisa beef steak dipiringku.
Kami menghabiskan makan malam dengan percakapan yang hangat, sedikit canda dan tawa. Ku lihat kali ini bang virgo tersenyum ketika papanya menceritakan beberapa kisah lucu. tampan ! Dia sangat tampan. Apalagi ketika bibir manisnya itu menyunggingkan senyuman. Tak terasa kini sudah larut malam, papa dan virgo meminta diri untuk pulang.
“ Ingat rama. Besok jangan berangkat dulu sebelum virgo datang kemari… mengerti??” Kata papa dari dalam Mobilnya.
“ ya. papa… terima kasih… “ Balasku sambil melirik virgo yang duduk manis disamping papanya.
“ sampai jumpa besok “ Kata papa mengakhiri pertemuan malam ini.
“ sampai jumpa ati ati di jalan“ Balasku dan mama bersamaan.
Walaupun susah ku langkahkan kakiku menuju kamarku tercinta. Ku buka knop pintu, dan kuarahkan kakiku menuju lemari.Ku ambil piyama biru bergambar beruang faforiteku. Setelah mengganti jasku dengan piyama tadi, Kuhempaskan tubuhku keatas kasur empukku. Segera ku ambil posisi yang enak untuk memejamkan mata. Tapi tak lama kemudian ku arahkan pandanganku meuju sebuah foto yang tergeletak disatas meja kecil disamping ranjangku. Ku tatap nanr foto itu.
“ papa… Apa kau bahagia disana ? “ Tanyaku pada foto itu.
“ Kau rindu papa ? “ Kata Suara lembut yang tak lain adalah suara mamaku.
“ mama.. Aku sangat merindukan papa “ Ucapku hamper menitikkan air mata.
“ mama juga nak “ Kata mama. Kurasakan tangan lembut mama membelai rambutku.
“ Kakimu masih sakit “ Tanya mama mengalihkan pembicaraan.
“ Sedikit “ Jawabku mengeratkan pelukan mama.
“ Cepatlah tidur… Besokkan virgo akan menjemputmu. JAngan buat dia menunggumu besok . mengerti “ Kata mama lembut.
Aku hanya menjawab dengan anggukan.
“ Selamat tidur “ Kata mama seraya mencium keningku dan segera keluar dari kamarku.
“ Benar aku harus bangun pagi… A-Yo cepat tidur “ Kataku pada diriku sendiri.
**********************************************************************************************
“ dede … ayo cepat bangun… Kau ini “
Aku merasakan tubuhku digoncang oleh seseorang. Aku segera terbangun.
“ Agh mama… “ Kataku malas.
Kulangkahkan kakiku yang masih nyeri menuju kamar mandi. Aku baru ingat tadi malam aku baru tertidur sekitar jam 2 malam, Karena terus memikirkan bang virgo.
“ Cepat mandinya ya ! “ Teriak mama dari depan pintu kamar mandi.
“ ya… ! “ Jawabku
Setelah selesai mandi, ku pakai seragam sekolahku..
“ dede … cepat virgo sudah datang “ Kata mama sedikit teriak didepan pintu kamarku.
“ ya mama “ jawabku cepat.
‘ Cepat sekali dia datang ‘ batinku.
Segera kuambil tas dan ponselku yang sedari tadi tergeletak di meja belajarku.
…………………………………………………………………………………………………………
Ku lihat bang virgo sudah duduk diruang tamu rumahku. ‘ cakep ! benar benar cakep ‘ batinku.
“ virgo… Apa kau sudah sarapan ? “ Tanya mama
“ Aku tidak terbiasa sarapan “ Jawab virgo
“ Agh.. Kau harus sarapan dulu… Kalian tidak sedang terburu-burukan ? paksa mama.
“ tidak tante tapi… “
“ Kenapa kau memanggilku begitu… Panggil aku mama .. mengerti ?” Ucap mama memotong kata-kata virgo.
“ ya … ma m a “ Kata bang virgo terbata bata , mungkin dia belum terbiasa.
Setelahku habiskan sarapan, Aku dan bang virgo segera berangkat sekolah. mama membantuku berjalan menuju mobil bang virgo.
“ Hati-hati ya “ Kata mama sambil melambaikan tangannya kearah mobil virgo yang sudah beranjak meninggalkan rumahku.
Didalam mobil suasananya sangat kaku, Aku tak berani membuka mulut. Takut bang virgo belum menerimaku. Aku hanya malihat pemandangan kota jakarta yang aku lewati , sedangkan bang virgo masih sibuk dengan kemudinya.
“ rama … Kau kelas II A bukan ? “ Tanya virgo membuyarkan lamunanku.
“ agh.. ya… “ jawabku.
“ abang … Panggil saja aku abang “ jawabnya seolah tau apa yang kupikirkan.
Ya abang…” Jawabku.
Akhirnya aku bisa memanggilnya abang secara langsung.
“ Aku lihat kau dekat dengan raffi emang udah berapa lama kau berteman dengan dia? “ Tanya bang virgo kepadaku
Udah lama aku berteman dengan bang raffi itu juga karena kami tidak sengaja berlatih 1 club basket waktu aku masih smp “ Jawabku.
“Berarti kau dulu satu smp sama si raffi?
“ bisa di bilang begitu, aku menjawab pertanyaan bang virgo
Aku jadi teringat bang raffi. Aku lupa memberitahunya kalau aku berangkat bersama bang virgo. ‘ Aissshh … Bagaimana ini? Dia pasti marah‘ pikirku *semudah itukah bang raffi dilupakan
“ Ada apa ? “ Tanya bang virgo, mungkin dia memperhatikan aku yang gelisah ini.
“ Aku lupa memberitahu bang raffi kalau aku berangkat denganmu “ Jawabku.
“ Telepon saja dia “ Saran bang virgo.
“ Ah iya “Kurogoh ponsel yang ada didalam saku blazerku. Kucari nama bang raffi dikontak ponselku dan kemudian kutekan tombol bergaris tipis warna hijau.
Tuuutt tuuuuttt tuuuutt
“ Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan silahkan tunggu beberapa saat lagi
“ aishh “ Keluhku
“ knp??? “
“ nomornya tidak aktif “ Jawabku lemas.
“ Sebaiknya kau hubungi mama mungkin raffi sedang disana “ saran bang virgo.
Segera kuhubungi mama.
“ hallo de… Ada apa ? “ Tanya mama begitu ia mengangkat teleponku.
“ Itu mah bang raffi… “ jawabku panic
“ Dia baru saja pergi. Dia terlihat kesal. Apa kau tidak memberitahunya kalau kau berangkat bersama virgo ?” Kata mama.
“ Aku Lupa mama “ Jawabku.
“ Ashhh.. bagaimana kau ini ? segeralah minta maaf.. “ saran mama.
“ ya mama … Sudah ya … bye “ jawabku mengakhiri panggilanku.
“ bye “
Dengan lemas kututup flat ponselku dan memasukkannya kesaku.
“ Bagaimana ?” Tanya bang virgo
“ Sepertinya dia marah “ jawabku.
“ Cepatlah minta maaf. Jelaskan semuanya. Aku tahu kalau raffi bukanlah orang yang mudah marah.. Dasar adek yang bego,, Begitu saja lupa “ Kata bang virgo sambil mengaca-acak rambutku sebentar, kemudian kembali berkonsentrasi pada kemudinya.
DEGGG !!! Jantungku kembali berdetak cepat. Aku masih terdiam atas tidakannya tadi. Sedetik kemudian aku menyadarkan diriku. Ku lihat bang virgo yang masih menatap lurus kearah jalan. Ku perhatikan wajahnya, rambutnya, hidungnya, matanya, bibirnya. Aku hanya menelan ludah melihat itu semua….
‘ Ya Tuhan Indah sekali ciptaanmu ini…’ Batinku.
Tapi ada satu hal yang mengganjal di hatiku kenapa bisa bang virgo dan bang raffi musuhan sedangkan bang virgo bisa tau betul sifat bang raffi. Sudahlahh.. itu bukan urusanku yang penting aku harus cari cara agar bang raffi tak marah kepadaku.. ahaaa.. aku belikan ice cream magnum kesukaan dia aja ahh...
Mobil yang aku tumpangi kini telah memasuki gerbang sekolahku. Samar-samar kulihat sosok yang sedangg ku cari, ialah bang raffi, dia baru saja turun dari mobilnya. Kulihat sekilas wajahnya, tampak ia sedikit kesal. Bang virgo segara memarkirkan mobilnya dan segera turun untuk membukakan pintu untukku.
“ Apa perlu aku antar sampai kelas ? “ Tawar bang virgo.
“ kagak usah bang kayak anak TK aja.. “ Jawabku
“ Baiklah… Hati-hati ya “ Kata bang virgo, kemudian berlalu meninggalkanku.
“ thank you bang “ Kataku..
Kupandangi terus punggung bang virgo yang lama-lama menghilang dari pandanganku.
Dengan susah payah aku berjalan menuju kelasku ditengah jalan, tiba-tiba pandanganku teralih pada sosok bang raffi. Ia sedang berbicara dengan pak ahmad guru fisika. Tapi setelah pak ahmad mengakhiri percakapan mereka, bang raffi langsung pergi.
“ bang raffi “ Panggilku
Ia tetap pergi entah ia marah atau memang tak mendengar pangilanku tadi. Aku ingin mengejarnya tapi mengingat kakiku yang masih sakit ini, aku mengurungkan niatku. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju kelasku. Beitu aku masuk kelas kuarahkan pandanganku kearah mejaku, Kulihat andi sedang asik mengitak-atik ponselnya pasti dia baru aja update bokep terbaru dan akan memamerkannya kepadaku.
Segera kuhampiri andi dan duduk disebelahnya.
“ HEY !!! “ kataku mengagetkan andi.
“ Aishh kau ini … Kenapa si ? “ jawabnya yang tersntak kaget dengan tindakanku tadi. Ku lihat ia sedikit kesal dan memajukan bibirnya. Lucu ! ekspresinya sangat lucu…
“ Aku punya kabar baik dan juga kabar buruk “ Kataku membuka percakapan antara kami.
“ Tentang pernikahan mamamu itu ? “ Tanya andi memastikan.
“ ya … “ jawabku
“ Eh… kenapa kakimu itu ? “ Tanya andi yang baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan kakiku.
“ Itu kabar buruknya “ Kataku.
“ Memang kau diapakan oleh papa barumu itu heuh ? Ceritakan padaku“kata andi mendesak, kini ia telah meletakkan ponselnya dimeja dan bersiap mendengar ceritaku.
Aku pun menceritakan semua yang aku alami tadi malam dari A sampai Z tanpa sedikitpun ada yang terlewatkan.
“ what!!!! Jadi kau dan bang virgo akan jadi saudara tiri… Ya ampun kenapa harus dia… Apakah dunia ini begitu sempit “ Kata andi sedikit berteriak.
“ Maka dari itu… Aku bingung itu kabar baik atau kabar buruk “ Keluhku.
“ Lalu bang raffi … dia… “
“ Marah .. “ lajutku.
“ Cepat minta maaf… “ Perintah andi.
“ Sudah ku coba tapi nihil… Dia tidak mengaktifkan ponselnya dan mengacuhkan panggilanku tadi “ Kataku lemas.
“ Mungkin dia tidak mendengarmu “ Kata andi santai.
“ Mungkin “
“ HEY !!! bang raffi itu menyukaimu. Apa kau tak merasa, makannya dia itu marah… “ Kata andi sambil bercanda..
“ Oh ya ? “
“ Aishh kau ini “ Kata andi menjitak kepalaku.
Memang
Tiba-tiba pak badrun datang dengan setumpuk soal.
“ Semua harap tenang hari ini akan ada Ulangan Harian ” Kata pak badrun
“ WHAT!!!! “ Kata murid-murid serempak.
“ Jangan membantah ! Siapkan alat tulis kalian “ Bentak pak badrun.
“ OMG ! Aku kan tidak belajar sama sekali tadi malam “ Keluhku
“ Aku juga… Tadi malam aku nonton sama cindy “ Kata andi tertunduk lemas.
“ BASTARD ! “ Kata ku dan andi bersamaan.
……………………………………………………………………………………………………………...
Teet teeet teeeet
“ Agh aku belum selesai… bagaimana ini ? “ Keluhku.
“ Soal 20 aku hanya mengerjakan 8 … Payah “ Kata andi memukul kepalanya.
“ Cepat kumpulkan ! “teriak pak badrun .
“ satu… Dua… tiga… “ Hitung pak badrun menyuruh semua murid untuk mengumpulkan hasil Ulangan mereka.
Tak lama kemudian pak badrun meninggalkan kelasku dengan angkuhnya.
“ Huaaaaaaaa aku Frustasi !!! “ Teriakku.
“ Aishhh brisik ! “ Kata farhan menjitak kepalaku kemudian berlari keluar kelas.
“ AWwww ! farhan !!! Awas kau ! “ Teriakku.
“ Aishh anak itu “ Kataku kesal
“ andi kenapa kau diam saja “ Kataku, kulihat andi tertunduk.
“ Hey Kau kenapa ? “ Tanya ku lembut.
“ Hiks… Hiks…Hiks… “ Ia tak menjawab hanya terdengar isakan darinya
“ Hey Kau kenapa ? “ Tanya ku lembut .
“ Hiks… Hiks…Hiks… “ Ia tak menjawab hanya terdengar isakan darinya.
- Part 3 -
“ rama … Hiks “ Panggil andi masih terisak.
“ ya… “ Jawabku lembut.
“ aku gag punya pulsaaaaa...
“ njing!!! Aku pikir kau ini kenapa..
“ Aku harus mencari bang raffi. Dimana dia ? “ Tanya rama terlebih pada dirinya sendiri. Setelah cukup lama berjalan rama merasa kakinya sakit lagi, kemudian ia duduk di sebuah bangku yang terletak di ujung koridor.
Sedetik kemudian ia melihat sosok cowo yang sedang ia cari. Cowo itu bernama raffi ia terlihat sedang berbicara serius dengan bang viko, teman satu kelasnya. Kemudian raffi dan viko masuk ke ruang musik, rama pun tak mau melewatkan kesempatan ini untuk meminta maaf pada bang raffi. Ia pun mengikuti bang raffi dan bang viko memasuki ruang musik. Tetapi bang raffi dan bang viko tengah berdiskusi dengan pak ahmad.
- rama POV –
Aku segera mengikuti bang raffi dan bang viko yang berjalan memasuki ruang musik, tetapi ku lihhat mereka sedang berbincang dengan pak ahmad. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu mereka selesai.
Aku duduk disebuah bangku piano. Tak terasa jari –hari mungilku menekan Tuts piano, dan akhirnya aku menmainkan sebuah lagu.
It has to be you – yessung super junior
Oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
I gil kkeuteseo seoseongineun na
Dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
Naneun tto I gireul mutneunda
Neol bogo sipdago
Tto ango sipdago
Jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
Niga animyeon andwae
Neo eobsin nan andwae
Na ireoke haru handareul tto illyeoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka
Na du beon dasineun
Bonael su eopdago
Na neoreul itgo salsun eopdago
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/super_junior/it_has_to_be_you.html ]
Niga animyeon andwae
Neo eobsin nan andwae
Na ireoke haru handareul tto illyeoneul
Na apado joha
Nae mam dachyeodo joha nan
Geurae nan neo hanaman saranghanikka
Nae meongdeun gaseumi
Neol chajaorago
Sorichyeo bureunda
Neon eodinneungeoni
Naui moksori deulliji annni
Naegeneun
Na dasi sarado
Myeot beoneul taeeonado
Harudo niga eobsi sal su eomneun na
Naega jikyeojul saram
Naega saranghal saram nan
Geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
Neo hanaman saranghanikka.
.
“prok …prok… prok …“ kudeangar sebuah tepuk tangan.
Kuarahkan pandanganku mencari asal suara itu, kulihat bang raffi tersenyum kearahku. Ia berjalan kearahku dan kemudian duduk disebelahku. Aku terus menatap bang raffi dengan heran. Perlahan bulir-bulir air mataku mengalir dipipiku.
“ Stttt … Kau kenapa rama.. sudahlah de !” Kata bang raffi menenangkanku, tangannya mengelus pipiku lembut,menghapus air mata yang mengalir dipipiku.
“” bang maafin aku …” Kataku, masih menunduk menyembunyikan wajahku yang menangis.
“ ya … gpp lagi de… jangan menangis lagi… oke? “ Ucap bang raffi lembut, tangan kirinya mengelus kepalaku lembut, bang raffi mendorongku kedalam pelukannya yang hangat.
“ Aku takut bang.. Kau tak pernah semarah ini padaku… “ Kataku masih dakam pelukan bang raffi
“ maaf de.. Sudahlah jangan menangis lagi..“ Kata bang raffi lembut.
Isakan tangisku mulai terhenti. Bang raffi yang merasa aku sudah lebih baik perlahan melepaskan pelukannya. Bang raffi tersemyum kearahku, aku pun membalasnya.Kurasakan Kedua tangan lembut bang raffi memegang pipiku. Wajah manisnya perlahan mendekati wajahku. Tanpa printah kedua kelopak mataku tertutup. Kurasakan hebusan nafas bang raffi yang semakin lama semakin kencang menerpa wajahku. DEG !! kurasakan jangtungku berdetak hebat dan darahku desir cepat. Apa yang akan dia lakukan. Ia semakin dekat OMG!!!
“ Tettt Teeet teett “ Bel masuk berbunyi.
“ Cepat masuk kelas “ Bisik bang raffi ditelinga kiriku.
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku untuk menutupi rasa maluku. Segera aku berlari keluar dari ruang musik menuju kelasku, tanpa sedikitpun melihat wajah bang raffi. Aku terlalu malu untuk melihat wajahnya.
‘ Pasti wajahku sudah seperti kepiting rebus sekarang ‘ pikirku.
BRUGGG !!! Aku terjatuh ( lagi ) di koridor karena luka dikakiku.
“ Awww “ Keluhku.
Tiba-tiba sebuah tangan mengulur kearahku, segera aku lihat siapa pemilik tangan itu. Ternyata bang virgo ialah pemilik tangan itu. Ia tersenyum kearahku. Dengan cepat kuraih tangannya dan mencoba berdiri. Setelah aku berdiri dengan benar bang virgo meletakkan tangan kiriku dipundaknya, Aku bahkan bisa melihat wajah tampannya dengan sangat dekat. Seluruh cewe disekitar kami –aku dan bang virgo- menatap heran ke arahku dan bang virgo. Mungkin mereka heran dengan kami yang tiba-tiba begitu dekat seperti ini. Tiba didepan kelasku bang virgo menurunkan tanganku dari pundaknya. Aku tersenyum kearahnya, ia pun membalas senyumanku. Lagi-lagi aku terhipnotis oleh senyumnya. Sedetik kemudian bang virgo berbalik, dan berjalan meninggalkanku yang masih terpaku. Aku terus memandangnya, sampai-sampai aku lupa untuk berterimakasih pada bang virgo.
“ bang terima kasih… “ Teriakku.
Tetapi sepertinya percuma bang virgo tak bergeming saat aku berteriak.
“ rama kau benar benar bodoh “ Kataku kesal pada diriku sendiri.
“ Tadi itu bang virgo ?” Tanya andi yang tiba-tiba berada disebelahku.
“ Agh … ya“ jawabku kaget, lalu berlalu menuju mejaku.
“ Mana pak badrun ? “ Tanyaku pada andi
“ Dari mana kau tadi ? Kenapa kau bisa bersama bang virgo ? “ Tanya andi sambil menatap tajam kearahku. Ia bahkan tak menggubris pertanyaanku tadi.
“ Tadi Aku mencari bang raffi …” Jawabku takut.
“ Lalu …” tatapan andi semakin tajam setajam golok (?)
Aku kemudian menceritakan semuanya pada andi, tanpa terlewatkan sedikitpun.
“ OH begitu… “ andi hanya ber-Oh- ria setelah aku menceritakan semuanya.
Kini tatapan tajam itu hilang dari mata indah andi, jujur aku takut dengan tatapannya yang seperti itu tadi.
Tak lama kemudian pak badrun masuk kekelas.
Tak terasa sudah pukul 3 sore, waktunya semua murid kembali rumahnya masing-masing.
Kurasakan ponselku berdering. 08-75-978XXX sebuah nomor yang tak kukenal kini memangilku.
“ hallo “ Sapaku.
“ de apa kau masih dikelas ? “ Kata Suara berat seorang cowo. Sepertinya aku mengenal suara ini.
“ bang virgo? Tanyaku memestikan.
“ ya … Kau masih dikelas ? “
“ ya bang… knp?? “ Tanyaku.
“Jangan kemana-mana … tunggu aku “ kata bang virgo kemudian mengakhiri percakapan kami.
“ Dia mau mengantarku ?? Kyaaaaaaaa “ Aku berteriak senang.
“ Siapa ? “ Tanya andi yang masih berkutat dengan buku-bukunya.
“ bang virgo “ Jawabku santai.
“hah !! “ Kata andi kaget.
Aku hanya membalas dengan senyuman.
“ Cepat sekali kalian dekat “ Kata andi.
Aku hanya terkekeh. Tiba-tiba cindy masuk kedalam kelas kami –aku dan andi-.
“ sayang… ayoo .. kau mau mengantar pulangkan ? “ Tanya cindy.
“ Kau tidak lihat aku sedang pusing…. Aku tidak mengerti materi yang diajarkan pak badrun tadi “ Keluh andi.
“ Sini aku ajari “ Tawar cindy.
“ benarkah !! Kau mau “ kata andi girang.
“ ya… “ Jawab cindy singkat.
“ Aku tidak mengerti yang ini “ Kata andi manja sambil menyodorkan buku kearah cindy.
Dengan cepat cindy mengajari andi materi itu. Aku sudah angkat tangan untuk mengajari andi. Beruntunglah andi mendapatkan cindy.
“ rama “ Teriak seorang cowo dipintu kelasku.
“ abang “ Sapaku.
“ Aku tinggal ya ! “ Kataku pada andi dan cindy.
“ ya… “ Jawab mereka bersamaan.
Aku segera menghampiri bang virgo.
“ abang … terima kasih yang tadi “ Kataku.
“ ya… ayo pulang “ ucap bang virgo.
Kini aku dan bang virgo berada didalam mobil bang virgo untuk pulang ke rumahku. Kami pun banyak bercerita tentang kehidupanku dan bang virgo, membuat kami bisa lebih dekat.
3 hari sebelum pernikahan mama dan papa yang bertepatan dengan ulang tahun bang virgo, Aku dan andi berajalan-jalan dikawasan senayan city untuk mencari hadiah untuk bang virgo.
“ Menurutmu aku harus memberi apa pada bang virgo ? “ Tanyaku pada andi.
“ kagak tau … Kenapa kau bertanya padaku ? “ Kata andi yang malah asik memilih Boneka sapi untuk cindy.
“ Aishh Kau ini “ Keluhku.
Kutarik tangan mungil andi, keluar dari sebuah toko aksesoris yang baru saja kami datangi. Aku melanjutkan misiku untuk mencari kado sebagai hadiah Ulang tahunku pada bang vigo. Karena ini adalah pertama kalinya aku memberikan hadiah pada bang virgo, aku ingin sesuatu yang spesial dan berkesan. Kuedarkan padanganku kearah toko-toko yang ada disekitarku, aku berusaha mencari sesuatu yang menarik. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah jam weker berwarna orange berbentuk bola basket. Aku pun berjalan kearah toko yang menjual jam weker itu. Aku piker jam weker itu cocok dijadikan sebagai hadiah ulang tahun untuk bang virgo. Mengingat bang virgo yang mendapat julukan “ The King of Sleep “ dari papanya. Selasai aku membayar jam weker itu, aku mencari kertas kado dan pita untuk menghias kadoku.
“ Seharusnya tadi langsung minta dbugkuskan saja “ Kata andi.
“ Aku kan ingin yang special “ Jawabku yang masih sibuk mncari kertas kado yang cocok.
“ Terserahlah.. tapi cepat ya .. Aku ada kencan dengan cindy“ kata andi sedikit kesal.
“ Katanya kau mau menemaniku “ Kataku kesal.
“ Kan sudah… Bukankah kau sudah selesai “ Kata andi.
“ Tapi aku malas pulang… “ Kataku.
Aku malas pulang Karena tiidak ada orang dirumah, mama sedang berkunjung ke makam papa bersama papa baruku.
“ Agh iya ya “ Kata andi ambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Aku hanya mengangkat bahu, setelah memilih kertas kado yang cocok, aku meuju kasir untuk membayarnya. Sedangkan andi masih terlihat bingung.
Aku dan Hanna berjalan menuju caffe ice cream langganan kami. Aku memilih untuk duduk di meja yang terletak disebelah jendela besar agar bisa menikmati suasana disekitar sini.
“ Aku minta temani bang virgo saja “ Kata andi tiba-tiba.
“ bang virgo sedang ada pertandingan baket … kau lupa ya “ jawabku.
“ Kau tidak kesana mendukungnya ? “ Tanya andi lagi.
“ mama melarangku karena kakiku belon sembuh total “ jawabku.
“ AH aku tahu “ Kata andi, Dengan cepat ia mengambil ponsel.
“ hallo bang… Apa kau sibuk ? “ Tanya andi.
“ …. “
“ Kalau begitu kau bisa dating ke Caffe ice cream langganan kita kan ? “ Tanya andi Lagi.
“ …. “
“ oke bang … Aku tunggu ya “ Kata andi mengakhiri panggilannya.
“ Siapa yang kau telepon ? “ Tanyaku begitu andi meletakkan ponselnya dimeja.
“ bang raffi “ jawab andi santai.
“ what the hell !? “ Kataku kaget.
“ knp ? “ Tanya andi.
“ Aku masih malu dengan kejadian waktu itu “ Kataku.
“ Itukan sudah lama “ Kata andi.
Entah kenapa aku masih malu jika teringat kejadian diruang musik waktu itu, padahal itu sudah lama sekali.
“ Kau tenang saja “ Kata andi mencoba menenangkanku.
Beberapa menit kemudian meja kami telah penuh dengan ice cream pesanan kami. Aku
langsung menyantap ice cream vanilla dengan saus strawberry favoriteku.
“ sayang“ Ucap andi sedikit berteriak, sambil melambaikan tangannya kearah pintu caffe.
Dengan cepat orang yang disapa andi tadi mengampiri meja kami, dan duduk disamping andi. Siapa lagi kalau bukan cindy.
“ hallo rama ganteng “ Sapa cindy.
“ hallo “ jawabku singkat.
“ AIsh .. Kenapa mukamu ditekuk begitu heuh ? “ Tanya cindy.
“ Kalau saja waktu itu kau tak menyatakan cinta pada andi mungkin hari ini aku masih sangat bahagia.. mengerti ?! “ Kataku sedikit kesal.
“ Kau tetap cakep walau sedang marah rama “ Goda cindy.
“ apa! “ Kataku.
“ Sudahlah sayang… jangan mengganggu macan yang sedang tidur “ Kata andi terkekeh geli.
“ Kalian ini ! “ Bentakku.
“ heheheeh Peace “ Kata andi dan cindy kompak sambil menunjukan tanda V ditangan mereka. …
Aku tersenyum terpaksa.
“ sayang kau tidak pesankan Ice cream untukku ? “ Tanya cindy manja pada andy.
“ tidak sayang… Aku takut kalau nanti ice creamnya sudah meleleh … Apa kau mau kupesankan sekarang ? “ Jawab andy.
“ tidak aku mau punyamu saja . Suapin “ Rengek cindy.
“ Aishh kau ini … aaaaaaaa “ Kata andi malu, sambil menyuapkan ice cream kemulut cindy.
“ Pasangan aneh “ Gumamku melihat tingkah konyol mereka.
Ku lihat jalanan didepan caffe ini dari jendela besar yang ada disampingku, melihat orang-orang yang lalu-lalang. Tiba-tiba aku melihat bang raffi yang berjalan kearah Caffe ini. OMG!!! aku gugup, jujur aku masih malu dengan kejadian waktu itu. Aku dan bang raffi tak pernah bertemu lagi sejak kejadian itu, kami hanya berhubungan lewat ponsel, sekedar telepon atau sms. Itu karena bang raffi yang sibuk dengan kegiatannya sebagai Ketua Dewan Kesiswaan. Aku harap dia lupa kejadian waktu itu.
“ hallo “ Sapa bang raffi sambil tersenyum kearahku , andi dan cindy.
“ hallo “ Jawabku, andi, dan cindy bersamaan.
Ku lihat jalanan didepan caffe ini dari jendela besar yang ada disampingku, melihat orang-orang yang lalu-lalang. Tiba-tiba aku melihat bang raffi yang berjalan kearah Caffe ini. OMG !!! aku gugup, jujur aku masih malu dengan kejadian waktu itu. Aku dan bang raffi tak pernah bertemu lagi sejak kejadian itu, kami hanya berhubungan lewat ponsel, sekedar telepon atau sms. Itu karena bang raffi yang sibuk dengan kegiatannya sebagai Ketua Dewan Kesiswaan. Aku harap dia lupa kejadian waktu itu.
“ hallo “ Sapa bang raffi sambil tersenyum kearahku , andi dan cindy.
“ hallo “ Jawabku, andi, dan cindy bersamaan.
- Part 4 -
“ sorry… Aku agak lama “ Kata bang raffi begitu ia duduk disebelahku.
GLEK ! Aku menelan ludah. Jantungku berdetak tak karuan. OMG ! Aku malu sekali. “ Kami mengerti abangkan sibuk ! “ Sahut cindy.
“ Ehm… sayang sepertinya kita menggangu “ Kata andi, yang langsung berdiri dan menarik Tangan kurus andi meninggalkan aku dan bang raffi berdua.
5 menit setelah kepergian pasangan aneh itu, aku dan bang raffi masih diam tanpa kata.
“ Ehm bang apa kau mau es krim ? “ Kataku membuka percakapan.
“ Boleh “ Jawab bang raffi.
Aku segara memanggil pelayan. Semenit kemudian seorang kakek paruh baya mengenakan seragam pelayan menghampiri meja kami.
“ Mau pesan apa ? “ Kata pelayan itu ramah.
‘ Tiramisu ukuran besar “ Jawab bang raffi cepat.
“ Silakan tunggu sebantar “ Kata Pelayan itu dan kemudian berlalu meninggalkan meja kami.
“ rama aku dengar mamamu akan menikah ? “ Kudengar suara bang raffi bertanya.
“ ya bang .. pernikahannya 3 hari lagi “ Jawabku masih menunduk.
“ Hm Selamat ya … kau akan dapat papa baru “ Jawab bang raffi.
“ Ku harap abang mau datang “ Kataku.
“ Tentu saja aku akan datang “ Jawab bang raffi.
“ 2 jam sudah aku berbicara dengan bang raffi di Caffe itu, aku juga memberitahunya tentang calon papaku yang sebenarnya adalah papa dari virgo. Bang raffi tidak beraksi apa-apa, ia pura-pura tidak tau bahwa aku dan bang virgo akan bersaudara nanti.
*************************************************************************
“ terima kasih bang “ Kataku, setibanya mobil bang raffi dijalan tepat depan rumahku.
“ ya… Cepat masuk “ Kata bang raffi sambil tersenyum menujukkan dertan gigi kelincinya yang rapi
.
Aku segara turun dari mobil dan melambaikan tanganku kearah bang raffi. Tak lama kemudian Mobil bang raffi melaju meninggalkan rumahku. Akupun langsung masuk kerumah. Rasanya tulangku mau remuk seharian berkeliling seperti tadi.
****************************************************************************
“ Dari mana kau rama ? “ Tanya mama begitu aku masuk kedalam rumah.
“ Habis jalan-jalan dengan bang raffi sekaligus membelikan kado untuk bang virgo “ jawabku sekenanya.
“ Oh habis kencan “ Kata mama sambil meneguk segalas susu hangat ditangannya.
“ mama … berhentilah meladekku “ Kataku kesal. Kusandarkan tubuhku disofa didepan sebuah televisi 21”.
Kemudian mama duduk disebalahku, memencet tombol remote TV asal mencari acara T V yang menarik.
“ sudah sama mandi “ Perintah mama tanpa mengalihkan pandangannya dari TV
“ mama apa kau bahagia ? “ Tanyaku pada mama. Kupeluk punggung hangat mama, dan kuletakkan daguku di pundak kanan mama.
“ Tantu saja tidak sayang … Kenapa kau bertanya seperti itu ? “ Kata mama lembut.
“ tidak mama… Aku hanya ingin tahu “ Jawabku.
“ Aishhh Kau bau sekali rama “ Kata mama, yang lagi-lagi membuatku kesal.
“ ya ya ya… Aku mandi “ Kataku sedikit kesal.
“ Ku lepaskan pelukanku dan kulangkahhkan kaki menuju kamar.
Setelah selesai mandi dan memakai piyama tidurku, Aku mencoba memejamkan mata. Entah kenapa rasanya aku belum mengantuk. Tiba-tiba terlintas pikiran untuk mengirim pesan utuk bang raffi.
To : bang raffi
Abang... terima kasih banyak >> >,
Tak sampai 5 menit, bang raffi membalas pesanku.
From : bang raffi
Untuk ???
To : bang raffi
Karena sudah menemaniku tadi…
Makasih bang… >,
From : bang raffi
Sudahlah…
Kitakan sudah lama tidak jalan-jalan…
Sudah malam, kau tidurlah…
Good night…
To : bang raffi
Night ^_^ …>,
Bang raffi tak membalas pesanku lagi. Rasanya aku masih belum bisa untuk beralih kealam mimpi. Kuputuskan untuk tidur dengan mama. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa tidur dengan mama, sebelum ia menikah.
Ku buka sedikit pintu kamar mama, ternyata mama belum tidur. Ia sedang duduk di depan meja rias, aku hanya dapat melihat punggungya.
“mama… Aku ingin tidur dengan mama “ Kataku Manja.
"ya… masuklah “ Kata mama, kemudian berbalik menghadapku.
OMG! mama “ Kataku kaget melihat wajah mama yang dilapisi masker, seperti hantu.
"Kau kaget ya… Maaf “ Kata mama sedikit tertawa.
Mama!!!! …. “ Kataku kesal.
‘ Beginikah wanita yang akan menikah ?’ Tanyaku dalam hati.
Aku langsung merabahkan tubuhku di ranjang mama.
KLREKKK
Kudengar suara pintu terbuka. Ternyata mama. Kini wajahnya telah bersih dari masker yang dari tadi melapisi wajahnya dan sukses membuatku terkejut. Wajahnya tampak lebih segar, cantik sekali. Kemudian mama tidur disebalahku.
“ Kenapa kau tiba-tiba ingin tidur dengan mama ? “ Tanya mama lembut sambil membelai rambutku.
“ Aku hanya sedang ingin, karena mungkin setelah mama menikah akan sulit bagiku tidur berdua seperti ini dengan mama “ Jawabku panjang lebar.
Kurasakan hangatnya pelukan mama. Kugerakkan sedikit tubuhku, mencari posisi yang nyaman untuk tidur dipelukan mama. Malam itu aku tidur nyenyak dalam pelukan hangat mama.
HARI PERNIKAHAN
Aku sedang duduk disamping mama yang sedari tadi gemetar karena gugup. Ku lihat tangannya mengelurkan keringat dingin, segara ku genggam tangannya untuk menenangkannya.
“ mama tenanglah “ Kataku.
“ mama sangat gugup sayang “ Jawab mama dengan suara yang gemetar pula.
“ Aku mengerti, tapikan mama sudah pernah melakukannya dulu,seharusnya sekarang bisa lebih tenang “ Kataku sambil terus menggenggam tangan mama.
“ rama acaranya akan segara dimulai “ Suara berat seorang cowo dari celah pintu yang sedikit terbuka. Siapa lagi kalau bukan cowo yang memiliki tinggi 184 cm bang virgo.
“ ya bang “ Kataku.
“mama tenang ya… Tarik napas…. Hembuskan …. “ Kataku membimbing mama agar tidak gugup lagi.
“ Sudah lebih tenang sekarang ? “ Tanyaku.
“ Ne… ayo keluar “ Kata mama.
Aku meninggalkan mama didepan pintu altar, dan Aku sendiri masuk kedalam lebih dahulu.
Begitu aku masuk kulihat bang virgo duduk bersama seorang cewe. cewe itu terlihat seumuran dengan bang virgo Meraka berbincang akrab, Aku tak mau mengganggu meraka, maka aku putuskan untuk mencari kursi kosong lainnya. Dan sekarang pandanganku tertuju pada sepasang kekasih yang aneh, siapa lagi kalau bukan andi dan cindy. Meraka duduk dibelakang bang virgo dan cewe yang sedari tadi bercanda dengan bang virgo, mereka terlihat akrab. Itu sangat membuatku kesal. Mungkin cemburu.
“ hallo “ Sapaku pada andi dan cindy.
“ hallo rama “ Jawab mereka bersamaan.
“Bagaimana mamamu ? “ Tanya andi.
“ Dia masih gugup “ Jawabku.
“ bang raffi bilang ia akan datang saat acara resepsi nanti “ Kata cindy tiba-tiba.
“ OH “ aku hanya menjawab OH.
Ku lihat bang virgo yang masih terus berbicara akrab dengan cewe yang tadi. Aku terus memperhatikan mereka. Tiba-tiba cewe itu melihat kearahku dan tersenyum. Bang virgo pun kemudian melakukan hal yang sama. Perasaanku sungguh tak enak melihat keakraban mereka.
Upacara pernikahanpun dimulai, Kulihat papa yang telah siap didepan altar dengan memakai tuxedo putih yang menambah ketampannannya.
‘ Mirip bang virgo ‘ batinku.
Dentingan suara piano mengiringi langkah mama berjalan kearah altar. Ia sangat terlihat cantik mengenakan gaun pengantinya, Tetapi terlihat jelas tangannya yang masih gemetar yang ia sembunyikan dibalik sebuket mawar putih cantik ditangannya.
“ Kini kalian telah resmi menjadi sepasang suami-istri “ Kata Pendeta setelah mama dan papa mengucapkan janji suci mereka.
“ sayang… akankah kita seperti mereka ? “ Celetuk andi.
“ Tentu saja sayang… makannya jangan tetaplah disampingku “ Jawab cindy sambil memenggang tangan andi erat.
***************************************************************************************************************
Malam Harinya diadakan Acara resepsi pernikahan sekaligus pesta Ulang tahun bang virgo.Acaranya berlangsung sangat meriah, banyak relasi bisnis papa , teman-teman sekantor mama dan tak lupa teman-teman bang virgo yang datang untuk ikut memeriahkan pesta malam ini. Begitu banyak tamu tapi tak atu pun yang aku kenal.
“ Aish… Aku sendirian di tengah pesta .. yang benar saja “ gerutuku kesal.
Ku edarkan pandanganku ke seluruh ruangan mencari seseorang yang mungkin kukenal. Dan bisa kuajak bicara. andi dan cindy sudah pulang sejam yang lalu, karena andi terlihat pucat sejak tadi pagi. Bang virgo, aku tak tahu dimana ia sekarang. mama dan papa sedaritadi sibuk menyapa para tamu. Sedangkan bang raffi sama sakali belum menampakkan dirinya.
“ rama “ Suara seorang cowo memanggil namaku, aku segara mencari siapa pemilik suara itu dan ternyata papa. Ia berjalan kearahku bersama mama yang menggandeng tangannya. Dibelakang meraka ada bang virgo dan…. Seorang cewe. cewe yang dari pagi kulihat terus bersama bang virgo.
‘ Siapa sebernanya cewe itu ? ‘ Batinku kesal.
“ maaf sayang mama harus menyapa para tamu. Dimana andi dan cindy? “ Tanya mama yang kini berdiri disebelahku.
“ andi sudah pulang “ Jawabku singkat.
“ maaf rama “ Kata papa lembut sambil megelus rambutku dan membuatku luluh.
“ raffi ? “ tanya mama
“ abang belum datang sejak tadi siang “ jawabku.
“ Oh ya… kenalkan ini…….. “ Kata-kata papa terpotong oleh sapaan seseorang.
“hallo“ Sapa orang itu. Ia adalah bang raffi.Ia terlihat tampan dengan setelan jas hitam, kemeja putih, dan dasi hitam. Sangat cocok denganya. Ia juga membawa sebuket bunga lily putih, favourite mama.
“ maaf aku baru datang “ Kata bang raffi sambil membungkukkan badan.
“ gpp raffi.. terima kasih sudah mau datang “ Kata mama.
" siapa ? “ Tanya papa ramah pada bang raffi.
“ Oh… saya raffi om “ Jawab jawab bang raffi.
“ Dia pacar rama pah “ Sambung mama.
“ mama ! “ Kataku kesal.
“ raffi aku mau bicara “ Kata bang raffi tiba-tiba. Kemudian 2 cowo itu pergi keluar.
“ Oh ya… rama ini sahabat virgo sejak kecil, namanya vera “ Kata papa
cewe yang bernama vera tersenyum kearahku. Akupun membalasnya. Jujur ia terlihat sangat cantik dengan mini dress pink yang ia pakai.
“ hallo … vera “ Kata cewe cantik itu seraya membungkukkan badan.
“ hallo … rama “ balasku.
“ Agh papa tinggal dulu ya .. kalian ngobrol-ngobrol saja dulu .. Otte ? “ Kata papa sambil menggandeng lengan mama dan kemudian berlalu pergi meninggalkan kami berdua- aku vera.
“ Apa kau satu sekolah dengan virgo ? “ Tanya vera membuka pembicaraan diantara kami.
“ ya.. Aku temen sekolahnya“ Jawabku
“ Oh begitu… Aku juga berencana untuk kembali ke jakarta dan mungkin aku akan mendaftar disekolah kalian. Sudah lama sekali aku berpisah dengan virgo “ Jelasnya.
“ Memang sejak kapan kau mengenal bang virgo ? ‘ tanyaku.
“ Sejak kami bayi mungkin… Orang tua kami sangat dekat . Bahkan katanya kami akan dijodohkan . ada-ada saja Orang tua itu. “ Kata vera yang membuatku terkejut.
“ Eh itu pacarkamu kan ? “ Tanya vera sambil menunjuk kearah panggung.
Ku lihat sosok yang sangat ku kenal duduk didepan sebuah piano besar berwarna putih.
‘Benar itu bang raffi, Mau apa dia ? ‘ tanyaku dalam hati.
“ Dia akan menyanyi “ Suara bang virgo membuyarkan lamunanku.
“ bang virgo menyanyi ?! “ tanyaku sedikit ragu.
“ ya.. Aku yang memintanya tadi “ Kata bang virgo.
Aku tau bang raffi pandai menyanyi dan memainkan piano, tapi apa dia bisa mengalahkan rasa groginya. Setahuku bang raffi masih takut untuk menyanyi didepan umum.
Ku dengar dentingan suara piano yang dimainkan bang raffi mengalun indah , yang berhasil menghipnotis para tamu. Suara merdunya bisa membuat siapa saja yang mendengarnya meleleh saat itu juga. Bang raffi membawakan lagu ‘ tell your wish - SNSD‘ ( favourite aku hahahaha).
Geuraeyo nan nul saranghae
Unjaena miduh ggoomdo yuljungdo da joogo shippuh
Nan geudae sowoneul ilyuhjoogo shipeun (shipeun) hengoonae yeoshin
Sowoneul malhaebwa (I'm genie for you, boy)
Sowoneul malhaebwa (I'm genie for your wish)
Sowoneul malhaebwa (I'm genie for your dream)
Naegaeman malhaebwa (I'm genie for your world)
Sowoneul malhaebwa
Tepuk tangan yang meriah dari para tamu mengakhiri penampilan bang raffi. Aku segera menghampiri bang raffi yang telah turun dari panggung.
“ abang tidak apa ?? “ Tanyaku sedikit panic, Takut kalau-kalau bang raffi pingsan karena grogi
“ gpp de raffi “ Kata bang kemudian tersenyum. Aku masih menatapnya khawatir.
“ Aku tidak akan pingsan “ Kata bang raffi lagi, seakan akan tau apa yang sedang ku pikirkan. Kemidian tangannya beranjak kearah kepalaku.
“ abang jangan!! “ aku menghalangi tangannya yang akan mengacak-acak rambutku.
“ Dimana andi dan cindy ? “ Tanya bang raffi.
“ Mereka sudah pulang, tadi andi terlihat pucat “ Jelasku.
“ Mau berdansa denganku ? “ Tawar bang raffi.
Dimana andi dan cindy ? “ Tanya bang raffi.
“ Mereka sudah pulang, tadi andi terlihat pucat “ Jelasku.
“ Mau berdansa denganku ? “ Tawar bang raffi.
- Part 5 -
Aku menjawab tawaran bang raffi dengan sebuah senyuman. Kamipun berdansa malam itu.
Pesta malam Ini sangat meriah, mama juga terlihat bahagia. Aku merasa sangat senang bisa melihat mama seperti ini. Mulai Besok aku akan Punya keluarga baru.
Pesta selesai sekitar pukul 10 malam, mama dan papa langsung berangkat ke pulau bali untuk berbulan madu, sedangkan aku, mulai malam ini aku akan tinggal satu atap dengan bang virgo.
Kini aku, bang virgo dan kak vera telah sampai dirumah. Kak vera langsung masuk ke kamarnya, bang virgo bilang ia akan menginap disini untuk beberapa hari.
Bang virgo mengantarkanku kekamarku.
KLREKKK
Ku buka pintu kamarku. Sebuah ruangan 3 x 4 meter, bercat biru dengan single bed ditengahnya. Ada beberapa lemari kecil dan tv flat 30 inch dan beberapa permainan game ps terbaru yang mungkin belon pernah aku mainkan
“ Kau suka ? “ Tanya bang virgo yang kini telah duduk disampingku.
“ sangat suka bang .. terima kasih bang “ Kataku senang
“ ya. Tidurlah…Kalau ada apa-apa bilang padaku. Kamarku tepat didepan kamarmu ini ” Kata bang virgo, kemudian beranjak keluar kamarku.
“ abang… “ Panggilku mencegah bang virgo keluar dari kamarku.
“ what ? Ada apa de ? “ Tanya bang virgo tepat didepan pintu kamarku.
“ Aghh.. selamat ulang tahun bang … sorry aku baru mengucapkannya sekarang “ kataku sedikit malu.
Ku lihat bang virgo tersenyum. Ku ambil kado yang sudah kusiapkan sejak beberapa hari yang lalu dan ku berikan padanya.
“ terima kasih “ Katanya sambil mengelus lembut rambutku.
“ ya bang… Kuharap kau menyukainya “ jawabku.
Vera POV -
Tak sengaja aku melawati sebuah kamar dengan pintu yang sedikit terbuka, saat aku berjalan menuju kamar mandi.
‘ Mungkin kamar baru rama ‘ Pikirku
“ terima kasih “ Kudengar suara virgo dari dalam kamar itu.
Karena penarasan aku mengamati mereka dari celah pintu yang sedikit terbuka. Ku lihat virgo memengang sebuah kado ditangan kekarnya. Dan rama berdiri didepannya dengan wajah sedikit memerah, menahan malu.
OMG ! Aku sampai lupa. Aku berajak kekamarku, mencari kado yang sudah aku siapkan kemarin, sebelum aku kembali ke jakarta.
‘ Aigoo dimana kadonya ?‘ Kataku panic .
‘ tolol ‘ Gumamku sambil memukul pelan kepalaku. Apa tertinggal dirumah ? tapi mana mungkin.
Ku ambil ponselku yang tergeletak diatas meja disamping ranjangku. Kucari nama andin dikontak ponselku, Ia adalah kakaku, ia lebih tua 3 tahun dariku.
“Hello“ Sapa kakaku.
“kakak bisa kau kekamarku sekarang ? “ Perintahku
“Why ? “ Tanyanya
“Tolong carikan kotak berwarna biru tua dimeja belajarku… Please “ Pintaku penuh harap
Tak lama kemudian…
“Yeah… there is here … Apa itu kado untuk virgo ? “ Tanya kakak
“Yes … and I leave it “ Kataku lemas
“Stupid girl… ! “ Kata kakak.
“kakak !! “ Bentakku keras.
kakak langsung menutup teleponnya, mungkin ia takut aku marah-marah di telepon.
“Huft …. Bagaimana ini !? “ Kataku frustasi dan mengacak-acak rambutku.
Aku berjalan dengan lemas ditaman disamping rumah virgo. Memikirkan bahwa aku tak bisa memberikan virgo kado di hari Ulang tahunnya. bodohhh !!
Aku terus berjalan, Sampai tiba disebuah ayunan kayu, yang membuatku tertarik untuk mendudukinya.
‘ Sudah sangat lama aku tak melihat pemandangan seperti ini ‘ Kataku sambil mengamati Bintang-bintang yang bertaburan dilangit dengan indahnya..
Aku terus mengamati bintang-bintang itu , sangat cantik. Aku duduk cukup lama, rasanya tak bosan-bosan untuk melihat bitang yang indah dilangit.
“ Kau disini rupanya “ Suara berat milik virgo mengagetkan lamunanku.
“ hah ? Kau mencariku ? “ Tanyaku
“ Tentu saja… Seorang gadis larut malam tak ada dikamarnya, tentu saja membuatku khawatir “ Kata virgo.
Aku hanya terkekeh geli mendengar ucapannya tadi. Dia mengakhawatirkanku, ada apa dengannya ?
“ Hei .. Kenapa tertawa “ Kata virgo kesal. Ia kemudian duduk disampingku.
“ tidak … “ Kataku berbohong.
Kami terdiam cukup lama, aku tetap berkonsentrasi mengamati bintang-bintang.
“ Kau masih seperti dulu “ Kata virgo tiba-tiba.
“ hah ? “ Tanyaku kaget
“ Kau masih suka melihat bintang “ katanya yang sedari tadi juga ikut mengamati bintang.
“ Sedangkan kau … Lihat sekarang … kau Semakin dingin pada orang lain “ Kataku sedikit kesal dengan sifatnya sekarang.
“ benarkah ? hei kau belum memberi kado padaku… kau lupa ya ? “ Katanya virgo penuh selidik.
“ Hehehehe… “ Aku hanya meringis, mengingat kebodohanku yang meninggalkan kado untuk virgo.
Tiba-tiba…
CUP … Aku mencium bibir tebal virgo sekilas.
Ia membelalakan mata besarnya , ia terlihat shock dengan tindakanku yang begitu tiba-tiba.
“ Itu kado dariku “ Kataku setelah melepaskan ciuman singkat itu sambil menatapnya sekilas .
Aku langsung berlari menuju kamarku.
Kututup pelan pintu kamar. Aku masih bingung dengan tindakanku tadi.
“ Ada apa denganku ? Kenapa aku menciumnya tadi … “ Kataku yang terus memegangi bibirku sendiri.
Tapi Sebuah senyum menembang diwajahku.
‘ Kenapa harus malu ! Akukan memang menyukainya ‘ Batinku. Dengan senyum yang masih mengembang diwajahku, kulangkahkan kaki menuju ranjang.
‘ Malam ini pasti aku mimpi indah ‘ Pikirku yang kemudian menutup mata untuk menjelajahi alam mimpi.
**********************************************************************************************************
- rama POV-
Rasanya baru sebentar aku terjaga, tapi sesuatu ditenggorokanku mengganggu tidurku.
Aku putuskan pergi kedapur untuk mengambil segelas air.
Letak dapur berada dilantai 1 rumah besar ini, sedangkan kamarku terletak dilantai 2, jadi aku harus melewati sebuah tangga yang cukup panjang. Disatu sisi tangga ada sebuah jendela besar yang mengarah kesebuah taman yang letaknya disamping rumah ini. Tepat saat aku berjalan melewati jendela itu, pandanganku tertuju pada 2 orang manusia yang ku duga adalah bang virgo dan kak vera yang tengah asik mengamati bintang-bintang di sebuah ayunan kayu. Tapi tiba-tiba kulihat kak vera mencium bang virgo , Aku terdiam sesaat, Menutup mulutku dengan tangan kananku. Aku sangat shock. Aku langsung berlari kembali kekamar baruku.
Tes… Tes… Tes…
Air mataku mulai mengalir, membasahi pipi cubbyku.
“ rama jangan menangis ! Kau harus kuat…. Kau tak boleh begini terus… Kau tak boleh menyukai bang virgo lagi… Ia orang yang tidak pantas kau sukai… Sejak awal perasaanmu ini salah, tak seharusnya kau suka padanya. bodoh! “ Aku terus meruntuki diriku sendiri.
Air mata ini mengalir deras tanpa henti… Sampai aku terlelap karena lelah menangis…
******************************************************************************************************************
- Esok harinya -
Aku terbangun ketika sinar matahari yang menyusup dari celah jendela kamarku menerpa wajahku.Aku duduk diatas ranjangku, Kurasakan Kepalaku sedikit pusing, mungkin karena semalaman menangis. Aku terdiam sejenak, tapi kemudian beranjak dari ranjangku menuju kamar mandi untuk membasuh wajahku.
Keluar dari kamar mandi, aku menuju dapur untuk membuat sarapan. Rasanya cacing diperutku sudah berdemo untuk minta makan. Sesampainya didapur kudapati bang virgo dan kak vera duduk berhadapan di meja makan. Kak vera terus melihat bang virgo yang sedang memakan sarapannya, ia menunggu reaksi bang virgo setelah mencicipi sarapannya, Sampai-sampai tak menyadari kedatanganku.
“bagaimana ? “ Tanya kak vera antusias.
“agh…Tidak enak, “ Jawab bang virgo santai.
“Tckh… “ Decak kak vera yang kemudian menoleh kearahku.
“pagi rama … Ayo kemari “ Sapa kak vera ramah
Aku kemudian duduk di sebuah kursi disebelah kak vera.
“Cobalah sarapan buatanku “ Kata kak vera penuh harap. Diletakkannya semangkuk nasi dan sepiring lauk yang kutidak tau namanya itu dihadapanku.
“jangan de! Jangan dimakan itu tidak enak” Kata bang virgo mencegah sesendok nasi berserta lauk yang dibuat oleh kak vera.
PLETAKKK
Sebuah sendok besi berhasil mendarat dengan indahnya (?) dikepala bang virgo, siapa lagi kalau bukan kak vera yang melakukannya. Aku hanya terkekeh melihat kelakuan mereka.
“ Ayo dimakan rama… “ Rengek kak vera.
Aku lalu menyuapkan sesendok nasi berserta lauknya kedalam mulutku. Ku lihat kak vera menatapku penuh harap, tatapan yang sangat menginginkan agar aku berkata…..
“ enak “ Kataku setelah mencicipi masakan buatan kak vera ini.
“ benarkah?? “ Tanya.
“ yups… “ Jawabku.
“ Aghh… terima kasih rama “ Kata kak vera yang kemudian memelukku erat.
“ CKckckckcck “ bang virgo hanya geleng-geleng kepala melihat adegan (?) aneh ini.
Kak vera hanya menjulurkan lidahnya, mengejek bang virgo.
“ Mari makan !! “ Kata Seong eonni penuh semangat.
******************************************************************************************************************
2 Days later
- vera POV -
Hari ini, hari kepulanganku ke Amerika. Tapi hanya sebentar, aku pulang hanya untuk menurus surat-surat pindah sekolah. Mungkin 1 bulan lagi aku kembali kekorea untuk melanjutkan sekolahku, dan tentunya aku harus merayu Appaku dulu agar mengizinkanku pindah ke jakarta.
virgo yang mengantarkanku kebandara, Ia harus membolos sekolahnya karena mengantarkanku.
“virgo.. maafin aku “ Kataku disela-sela perjalannan kami ke Bandara soekarno- hatta.
“hah !!! “ Tanya Minho heran.
“Aku minta maaf padamu BELO “ kataku sedikit menekan kata B-E-L-O. Belo adalah panggilanku sejak kecil pada virgo.
“kau masih memanggilku Belo ? “ Tanya virgo heran.
“ya… memang kenapa ?“ Jawabku kesal
“Aku merindukannnya “ Gumamnya tak jelas. matanya masih serius mehadap kearah jalanan.
“hah? “ Tanyaku memastikan perkataanya tadi.
“tidak… Eh kenapa tadi kau minta maaf ?” Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
“Aku minta maaf karena kau harus membolos sekolah demi aku “ Jawabku.
“Demi kau siapa bilang “ Katanya santai.
“Dasar BELO !!!! “ Teriakku kesal ditelinga virgo.
“HeI aku sedang menyetir jangan mengganggu konsentrasiku Teriak virgo tidak mau kalah.
Aku memanyunkan bibir mungilku karena kesal. Kulihat ia hanya terkekeh melihat reaksiku..
@ soetta Airport
Aku sampai di Bandara tepat 10 menit sebelum pesawat lepas landas. Terlambat memang, ini semua karena aku harus menunggu virgo yang malah ketiduran didalam kamar mandi selama setengah jam lebih.
“Aku pulang “ Kataku didepan pintu keberangkatan.
virgo langsung mendekapku kedalam pelukannya.
“Be careful… Take care yourself … Ingat kau itu seorang gadis “ Nasehat virgo.
“Ne BELO… ngerti “ Kataku sambil membalas pelukannya.
“Aku pergi… Jangan rindukan aku,, Aku hanya sebentar “ Kataku setelah melepaskan pelukan virgo.
“Tidak akan” Jawabnya ketus.
Aku tidak heran dengan jawabnya yang seperti itu karena memang seperti itu lah virgo yang kukenal.
“Daghhh “ aku melambaikan tangan kearah virgo sambil berjalan meninggalkannya.
Ku lihat ia juga membalasnya. Baru beberapa langkah aku memasuki ruang keberagkatan, Hatiku menyuruhku untuk berbalik.
“virgo !!“ Teriakku memanggil nama virgo
Kulihat virgo yang sedang berjalan kearah yang berlawanan denganku, tapi kemudian ia berhenti dan berbalik. Aku berlari kearahnya.
“Ada apa ? “ Tanya virgo Lembut, sesampainya aku didepan tubuhnya yang tinggi.
“virgo I Love you” Kataku.
******************************************************************************************************************
- rama POV -
Hari ini aku harus pulang sendiri, karena bang virgo sedang mengantar kak vera kebandara. Bus yang aku tumpangi berhenti disebuah Halte dekat rumah.Aku turun dari Bus itu dan berjalan kaki menuju rumah baruku. Rumah itu masih sangat sepi karena hanya ditempati olehku dan bang virgo, mama dan papa masih menikmati masa bulan madu mereka. Mungkin 2 hari lagi mereka pulang. Langit hari ini sangat mendung, aku harus cepat-cepat sampai kerumah. Jangan sampai kehujanan. Aku berjalan sedikit berlari menuju rumah. Tapi…
Teeeen teeen teeen
Suara kalkson dari sebuah mobil yang berjalan disampingku. Tak lama kaca mobil itu turun dan kudapati bang virgo yang sedang duduk manis dan tersenyum kearahku.
“ Ayo naik “ Perintah bang virgo, dengan segera aku naik kemobil itu.
Mobilpun melesat entah kemana, yang kutahu ini bukan arah menuju rumah.
“ bang virgo kita mau kemana ? “ Kuberanikan diri untuk bertanya. Tapi bang virgo tak menjawab, ia tetap berkonsentrasi pada kemudi.
Tiba-tiba virgo mengentikan laju mobilnya, disebuah jalan yang sepi, ditepi jalan hanya ada pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Kemudian bang virgo menatapku tajam.
“ dede aku ingin mengatakan sesuatu “ Kata-kata bang virgo itu terdengar sangat serius.
“ Katakan saja bang ?” Jawabku sedikit takut.
“ dede i l-o-v-e- you “.
“rama aku ingin mengatakan sesuatu “ Kata-kata bang virgo itu terdengar sangat serius.
“Katakan saja bang ?” Jawabku sedikit takut.
“dede i l-o-v-e- you “
- Part 6 -
- Author’s POV -
“dede i l-o-v-e- you “ Kata virgo lembut.
Rama hanya menelan ludah mendengar ucapan virgo. Ia terdiam, berusaha mencerna kalimat yang baru saja didengarnya.
Suasana hening menelimuti 2 makhluk Tuhan itu. Hanya terdengar gemercik air hujan yang mulai turun dari langit membasahi bumi.
“bangg… kau bercandakan “ rama angkat bicara, mencoba memungkuri apa yang telah virgo katakan. Ia sama sekali tidak berani untuk melihat wajah virgo. Ia masih terus menunduk.
“tidak de… Aku serius… “ Sergah virgo cepat, menatap lekat kedua mata rama.
“Tapi bangg… “
“Aku tau de… Aku tahu kalau perasaan ini salah… Sangat salah… Tapi aku tak bisa memungkirinya de… Aku tak bisa menahannya terus… Ini lah perasaanku yang sebenarnya de… Aku menyukaimu… “ Kata virgo tegas. Kini pandangannya beralih ke depan, ia menatap lurus jalannan yang sepi.
Sedangkan rama, ia terdiam mendengar pernyataan virgo, Itu lah kata-kata yang selalu ia inginkan keluar dari mulut virgo untuknya, hanya untuknya. Air mata perlahan-lahan membasahi pipi virgo, menangis hanya itu lah yang ia bisa lakukan sekarang. Ia memang senang mendengar virgo juga memiliki perasaan yang sama dengannya, Tapi Perasaan itu salah, perasaan yang tidak pada tempatnya. Mereka bersalah jika harus saling mencintai. Mereka berdosa jika menjalaninya. Apa yang akan meraka katakana pada mama dan papa, meraka pastilah akan sangat marah bila mengetahuinya.
Tangis rama semakin kencang.
“udahh de!!! “ Kata virgo Lembut. Ia mencoba menenangkan rama yang terus menangis, Ia mencoba merengakuh rama kedalam pelukannya, tapi rama menolak. Ia malah berlari keluar dari mobil. Dengan cepat virgo menyusul rama.
“Aku tau kalau kau juga menyukaiku de “ Teriak virgo dalam hujan.
Seketika rama berhenti berlari ketika mendengar perkataan virgo. Hatinya benar–benar kacau saat ini.Ia menunduk, menutupi wajahnya yang lusuh akibat menangis dengan kedua tangannya yang mungil. Airhujan ia biarkan membasahi seluruh baju dan tubuhnya.
Virgo mendekat dan kembali merangkuh rama kedalam pelukannya.
“maaf de “ Kata virgo sambil mengeratkan pelukannya.
“knp bang ? Kenapa kau mengatakannya “ Kata rama dengan suara seraknya.
“Karena Aku tak bisa memendamnya lagi… Ini sangat sulit bagiku “ Jelas virgo.
“maaf de … maaf… Kalau ini malah membuatmu terluka…” Lanjut virgo
Kali ini rama benar-benar shock. Ia tak bisa berpikir. Kepalanya sakit karena terus menangis. Makin lama kepalanya makin terasa berat. Udara yang dingin membuat seluruh tubuh mungilnya menggigil. Pandangan rama pun makinn kabur dan akhirnya gelap. Rama jatuh pingsan dalam pelukan virgo
“dede… de…” Teriak virgo, sambil mengguncang-guncangkan tubuh mungil rama.
“Kau kenapa de ?“ Kata virgo panic lalu menggendong rama kedalam mobil.
At the night
Kini virgo tertunduk lemas disamping ranjang rama, rama masih belum sadarkan diri sejak kejadian tadi sore yang mengakibatkan dirinya jatuh pingsan. Dokter bilang rama hanya demam, mungkin karena shock dan butuh istirahat. Virgo sengaja tidak menghubungi mama dan papanya, Ia takut mengganggu acara meraka dan juga Ia masih harus menyelesaikan masalahnya dengan rama.
Tak lama kemudian rama terbangun dari mati surinya. Ia mengerjap-erjapkan matanya, berusaha mengumpulkan tenaga untuk kembali kedunia nyatanya.
“abang” Gumam rama lemah.
“Agh dede kau sudah sadar” Kata bang virgo, sembari melemparkan senyum penuh kharismanya.
rama hanya membalas dengan senyum seadanya(?)
“Apa yang kau rasakan sekarang?” Tanya virgo lembut sambil mengelus puncak kepala rama.
“Sedikit pusing dan dingin” Jawab rama lemah.
“Apa kau lapar ?” Tanya virgo lagi.
rama hanya mengangguk lemah.
“Sebentar ya” Kata virgo yang kemudian beranjak dari kamar rama.
Tak lama kemudian ia kembali bersama dengan sebuah nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas susu hangat.
“Kau makan dulu” Perintah virgo.
rama mengganti posisi tidurnya menjadi setengah duduk dan menyandarkan punggungnya kesandaran ranjang. Ia menyantap bubur yang dibawa oleh virgo dengan lahap.
“adek yang pintar” Kata virgo setelah rama menghabisan bubur yang dibawanya. rama hanya tersenyum lemah (lagi).
“Sekarang minum obatnya” Kata virgo sambil memberikan beberapa butir obat pada virgo.
- rama POV -
“Sekarang minum obatnya” Kata virgo Oppa sambil memberikan beberapa butir obat padaku.
Aku jadi teringat bang raffi dulu ia juga pernah melakukan hal yang sama padaku. Saat aku jatuh sakit saat mengikuti sebuah kegiatan sekolah yang sangat menguras tanagaku. Bang raffi bahkan rela menemaniku semalaman diruang kesehatan sekolah. Aish kenapa aku jadi memikirkan bang raffi.
Segera aku menerima obat dari bang virgo dan meminumnya.
“Sekarang minum susunya, agar tubuhmu hangat” Kata bang virgo sambil menyerahkan Segelas susu coklat hangat padaku.
“tidak bang… Jika minum obat kita tidak boleh minum susu… Itu akan menyebabkan obat tidak bereaksi didalam tubuh” Jelasku lemah.
“Oh ya.. aku bahkan tidak tahu itu… “ bang virgo seraya menggaruk kepalanya.
“bang”
“ya”
“Kenapa kau menyukaiku ?” Tanyaku to the point.
“tidak tahu” Jawabnya santai.
Aku mengernyitkan dahi, bingung akan jawaban yang terlontar dari mulut bang virgo.
“Aku tidak tahu… Benar-benar tidak tahu kenapa sampai aku jatuh cinta pada adikku sendiri… Aku hanya menyukai seseorang yang selalu memperhatikanku sepertimu… Kau yang selalu berteriak menyemangatiku saat aku bertanding, meneriakki namaku denga keras.. Kau yang selalu berteriak histeris ketika aku berhasil memasukkan bola ke ring basket… Kau yang selalu memperhatikan setiap gerak-gerikku…. Aku suka semua itu… Semua yang kau lakukan untukku” Jelas bang virgo panjang lebar.
Wajahku memanas mendengar perkataan bang virgo tentangku..
“Lalu kenapa kau menyukaiku?” Tanya bang virgo balik.
Aku kaget dengan pertanyaannya. Apa aku harus menjawab “ Karena bang virgo tampan atau karena badan bang virgo yang bagus atau karena bang virgo pintar bermain basket atau Kharisma yang bang virgo miliki membuat jantungku berdegup kencang jika melihatnya” Aigooo bukankah itu jawabanya yang konyol.
“Agh sudahlah … Kau tidur saja… Aku akan menemanimu malam ini” Kata bang virgo yang mengurungkan niatnya untuk mendengar jawaban dariku.
Aku hanya bernapas lega mendengarnya.
Aku kembali mengganti posisiku agar nyaman untuk tidur, dan bang virgo memberikan sedikit bantuan.
Malam itu aku tidur dengan sangat nyenyak karena bang virgo yang menemaniku semalaman.
**************************************************************************************************
The Day after
Aku terbangun jam 9 pagi… Aku tak masuk sekolah hari ini mengingat kondisiku yang masih lemah… Kepalaku masih sedikit pusing. Bang virgo pasti sudah berangkat sekolah… Ku raih ponselku yang tergeletak diatas meja kecil disamping ranjangku.
“Low bat” Gumamku. Segera ku ambil charge ponselku yang kusimpan dilaci meja kecil itu dan menyambungkannya ke ponselku yang kehabisan baterai ini. Ku aktifkan ponselku. Ada 3 pesan dari andi.
Message 1 -
From : andi >,+
bro!!! KAU SAKIT !!!
Kenapa tidak bilang padaku heuh !!!!!!!!!
Apa kau lupa padaku ???
Message 2 -
From : andi >,+
Minum obatmu ! Istirahat ! Jangan banyak ngocok! hahahaha>
Message 3 –
From : andi >,+
Tidurlah !
Tak usah balas pesanku !!!
‘ Apa-apaan anak ini ! Apa dia tidak bertemu dengan cindy 5 tahun sampai-sampai mengirimiku pesan seperti ini ! ‘ Pikirku setelah membaca pesan dari cowo aneh ini. Ternyata masih ada 4 pesan lagi.
Message 4 -
From : bang raffi +.+
dede kau tidak masuk sekolah ??
knp ??
Kau sakit ??
Lalu kubalas pesan bang raffi.
To : bang raffi +.+
Hehe iyah bang.. Aku sedikit tidak enak badan…
Gpp bang tenang aja..>
Message 5 -
From : mamah
rama sayang …
Baik-baik dengan abangmu..
Jangan bertengkar !
Besok mama dan papa pulang...
To : mamah
Ya mama…
AKU SANGAT RINDU MaMA !!!
Cepat pulang,,,
Muach…:*
Message 6 –
From : bang virgo
Dede sayang… Baik-baik dirumah !
Aku sudah memberikan surat ijin pada pak guru… >,
Habiskan sarapanmu dan minum obatnya !
Awas saja kalau tidak kau habiskan !!!
To : bang virgo
SIAP BOSS !
Kuletakkan ponselku pada tempatnya semula, dan kemudian aku beranjak dari kamarku menuju dapur untuk membuat sarapan.
Ku lihat seorang wanita sedang memasak didapur. Aku tak tahu siapa wanita itu. Celemek dengan motif bunga menempel (?) dengan serasi ditubuhnya. Rambutnya yang sebahu ia biarkan tergerai. Ia masih serius bergulat dengan bumbu-bumbu dapur.
‘Apa itu mama ? Tapi tubuh mama tak sekurus itu’ Pikirku
Perlahanku dekati Ia. Wanita itu tetap tak bergeming dengan kedatanganku. Aku terus melangkah mendekatinya. Dan sekarang aku tepat berada disamping wanita itu. Ternyata wanita itu adalah………….
Perlahanku dekati Ia. Wanita itu tetap tak bergeming dengan kedatanganku. Aku terus melangkah mendekatinya. Dan sekarang aku tepat berada disamping wanita itu. Ternyata wanita itu adalah…………
- Part 7 -
- Author’s POV –
Seorang gadis sedang asyik berkutat dengan bumbu-bumbu dapur yang ada dihadapannya. Bulir-bulir air keringat yang mulai membasahi wajah cantiknya tak mengurangi semangatnya untuk memasak. Ia terlihat sangat serius dengan kegiatannya kali ini.
Seorang gadis yang masih memakai piyama tidurnya terlihat heran dengan kehadiran cewe yang sedang asyik memasak itu. Perlahan cowo berpiyama itu mndkat kearah cewe yang tengah asyik memasak.
“kak vera !?” Tanya cowo berpiyama yang diketahui bernama rama itu pada cewe yang ada dihadapannya.
“ya… Agh Kau sudah bangun rama ?” Kata cewe yang dipanggil kak vera itu sambil tersenyum.
“kakak… bukankah kakak sudah pulang. Kenapa ada disini ?” Tanya rama heran.
“Hehehe” Hanya sebuah senyuman yang terukir dari wajah ceria vera.
- Flashback -
At the soetta Airport
- vera POV -
“virgo !!“ Teriakku memanggil nama virgo
Kulihat virgoo yang sedang berjalan kearah yang berlawanan denganku, tapi kemudian ia berhenti dan berbalik. Aku berlari kearahnya.
“Ada apa ? “ Tanya virgo Lembut, sesampainya aku didepan tubuhnya yang tinggi.
“virgo I Love you” Kataku.
Virgo hanya terlihat bingung dengan kelakuanku. Aku hanya sekedar ingin mengatakan perasaanku yang sesungguhnya. Aku tak banyak berharap kalau virgo juga merasakan hal yang sama padaku. Aku juga seperti gadis lain yang ingin perasaannya dibalas oleh orang yang mereka sukai, Tapi aku juga tahu kalau virgo punya seseorang yang ia sukai.
Ia masih terdiam ditempatnya berdiri.
“Aku… Aku hanya ingin mengatakan perasaanku yang sebenarnya… Aku tahu kau menyukainya… Itu sangat terlihat bodoh. Sebaiknya kau belajar untuk menyembuyikan perasaanmu dengan baik. Katakan padanya bahwa kau menyukainya, Jangan buat ia menunggu.” Jelasku panjang lebar, kemudian aku menepuk pundaknya dan akupun berlari menuju pintu keberangkatan.
Tepat ketika aku memasuki gate pesawat sebuah panggilan muncul dilayar ponselku.
Tertera jelas nama kak andin dilayar ponsel mungilku.
“ Hello kakak.. “ Sapaku.
“vera jika kau ingin tinggal dijakarta jangan kembali kemari “ Kata kak andin to the point.
“Why kakak ?“ Tanyaku bingung.
“papa marah padamu, Ia melarangmu untuk pindah lagi kejakarta.”
“Heh… memang kenapa. Padahal aku sudah dibandara”
“Tidak usah pulang… kakak akan menyusulmu 2 hari lagi… Tunggulah aku”
“Yeah… OK “
Plip… Selesai sudah pembicaraanku dengan kak andin. bagaimana ini ? virgoo pasti sudah pulang.
papa kau menyusahkanku…
Setelah keluar dari bandara aku mencari taksi, aku berencana untuk tinggal dihotel saja untk beberapa hari ini. Besoknya aku akan pergi menemui virgoo untuk meminta bantuan padanya.
The Day after
Pagi-pagi sekali aku menelphone virgoo, untuk meminta bantuan padanya. Ia malah menyuruhku untuk pulang kerumahnya, Ia bilang rama jatuh sakit. Ia memintaku untuk menemani rama dirumah.
- Flashback end -
“ Oh… Begitu baiklah “ Kata rama setelah mendengar penjelasan dariku mengapa aku belum pulang dan kembali kerumahnya.
“ Ehm apa yang kau rasakan sekarang ? Kata virgo kau sakit “ Tanya ku cemas.
“ gpp kak .. Aku merasa sudah lebih baik.. Hanya masih sedikit pusing “ Jawabnya lemas.
“Kau pasti belum sarapankan “ Kataku, kemudian mengambilkan sarapan yang telah aku buat tadi.
“Makanlah “ Kataku sembari menyodorkan semangkuk nasi dan sepiring lauk yang sudah ku siapkan untuknya.
Dia menghabiskan sarapan buatanku dengan lahapnya.
“bener bener enak… “Serunya
“kak vera aku memasak ya” Pintanya memelas.
“ ya… Makannya kau harus sembuh dulu “ Kataku ramah.
Ia tersenyum, kemudian melanjutkan makannya hingg habis tak tersisa. Ia beranjak membereskan mangkuk dan piring2 kotor dari meja makan.
Kini semuanya sudah beres. Tinggal menunggu virgo pulang.
“kaka bisa temani aku dikamar aku bosan sendirian “ pinta rama.
“Okay” Jawabku singkat.
Aku berjalan mengikuti rama kekamarnya.
“terima kasih kakak” Ujar rama begitu aku masuk kedalam kamarnya.
“yapss… Kamarmu bagus “ Pujiku tentang kamar bercat biru ini “bang virgo… dia sangat baik padaku… Katanya ia sendiri yang mendesign kamar ini” Kata rama bangga , kini ia telah berbaring diranjangnya.
“ya… Dia memang baik, tapi tidak padaku” Kataku cemberut.
“Aghh kakak “ Serunya.
rama kau sungguh membuatku cemburu…… >,
“Jam berapa biasanya virgo pulang?” Tanyaku.
“Jika tidak berlatih karate dia biasa pulang sekitar jam 2 siang” Jawab Shinmi.
- like a G6 like A G6
Ku dengar ringtone ponsel mengema dikamar rama.
- rama’s POV -
- - like a G6 like A G6
Ponselku berdering, membuyarkan percakapanku dengan kak vera.
Kuraih ponselku yang tergeletak dimeja disamping ranjangku.
“hallo” Sapaku pada orang diseberang saluran.
“hallo rama…” Balas orang diseberang saluran yang dari suaranya kukenal sebagai andi.
“Aku, cindy, bang raffi, dan bang viko akan datang kerumahmu…SEKARANG” Kata andi penuh semangat.
“Bukankah ini masih jam sekolah?” Tanyaku
“tidak… Hari ini pulng lebih cepat… Katanya para guru akan mengadakan rapat tahunan… Jadi semua murid dipulangkan… Dari pada aku bosan dirumah lebih baik aku menjenguk temanku yang malas ini bukan… hehehe” Jelas andi panjang lebar.
“ Aish Dasar kau…”
“Tunggu aku sebentar lagi aku datang” Kata andi yang langsung menutup telephonenya setelah ia selasai bicara. Dasar cowo aneh, ia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bicara .
“siapa ?” Tanya kak vera mengagetkan ku.
“temen sekelas kak… Ia bilang akan datang menjengukku sekarang” Jelasku
“Oh… I See” Jawabnya.
Kemudian kami mulai terlibat kembali dalam sebuah pembicaraan yang hangat dan menyenangkan. Dari percakapan ini aku tau kak vera adalah cewe yang rendah hati, selalu tersenyum dan sangat baik padaku, ada satu hal lagi yang ku tau darinya ternyata kak vera menyukai ang virgo. Apa jadinya jika ia tau bahwa aku dan bang virgo……
Tak berapa lama kemudian terdengar bunyi Bel rumahku.
Teet teet teet
Aku beranjak dari ranjangku, tapi dengan sigap kak vera mencegahku.
“Biar aku saja” Katanya, kemudian keluar dari kamarku.
“ terima kasih kak” Ujarku.
Ia kemudian kaluar dari kamarku. Aku kembali pada posisiku yang masih berada diatas ranjang. Kini Aku merasa lebih baik, kepalaku tak terasa pusing lagi, badanku juga sepertinya sudah tidak demam lagi.
- vera POV -
Aku keluar dari kamar rama untuk membukakan pintu, Ku harap yang datang itu adalah virgo. Aku ingin ia membantu masalahku ini. Ku langkahkan kaki menuju sebuah pintu besar yang terletak diruang tamu rumah ini. Ku buka perlahan pintu besar itu. Ku lihat 4 cowo dan seorang cewe berdiri didepan pintu. Mereka masih mengenakan seragam sekolah.
“ Teman rama ? “ Tanyaku pada mereka.
“ yupss. Selamat siang ? “ Jawab salah seorang cowo.
“ selamat siang “ Sapa mereka bersamaan yang kemudian membungkukan badan.
“ Masuklah “ Kataku sambil tersenyum.
“ terima kasih “ Sahut seorang cewe.
Mereka masuk kedalam rumah, sedangkan aku masih berdiri disini mencari sesosok cowo yang kutunggu-tunggu sedari tadi.
“ virgo where are you ? ” Gumamku, setelah mengamati sekeliling rumah.
Aku kemudian masuk mengikuti teman-teman rama.
“ maaf… Dimana kamar rama ?” Tanya seorang namja berkulit putih, berpipi cubby yang sepertinya pernah ku lihat. Oh aku ingat dia adalah pacarnya si rama .
“ Agh abang apakah kau sangat rindu pada rama ?” Sindir cewe teman rama.
Sedangkan cowo yang disindirnya itu hanya tersipu malu.
“ikut aku “ Ujarku.
“ Ini dia kamarnya… Masuklah…” Kataku yang kini berada didepan kamar rama bersama dengan teman-teman rama.
“ terima kasih “ Ujar mereka serempak.
Mereka masuk kedalam kamar rama. Sedangkan Aku beranjak kedapur untuk membuatkan meraka minuman, tapi seorang cewe, teman rama mencegahku.
“ maaf “ Katanya.
“ ya… Ada apa ?” Sahutku cepat.
“ tidak.. aku hanya ingin tau kau siapa ? Sepertinya aku pernah melihatmu , tapi..” Tanyanya.
“ aku vera… Aku teman dekat virgo “ Jawabku.
“ Agh aku cindy… senang berkenalan dengan kak “ Katanya memperkenalkan diri.
“ sayang… ayo rama mencarimu “ Ujar seorang cowo berambut pirang.
“ ya ayo ” Sahut andi yang kemudian masuk bersama cowo tadi sambil menggandeng erat tangannya, setelah melemparkan (?) senyum manisnya padaku.
Aku beranjak ke arah dapur. Aku masih menuggu kedatangan virgo.
“ virgo I need you “ Gumamku sambil memandang foto besar virgo yang tergantung agak jauh dari dapur.
Aku membawakan 4 gelas minuman dan beberapa cemilan kedalam kamar rama. Kulihat mereka sedang bercanda, rama kini terlihat lebih sehat dari sebelumnya. Cowo rama sedang duduk disamping ranjang rama, andi dan seorang cowo bertubuh kurus berdiri sampingnya. Sedangkan Seorang cowo lagi duduk di depan meja belajar rama sambil memutar-mutar kursi belajar yang ia duduki.
Aku meletakan minuman yang aku bawa disebuah meja kecil yang ada ditengah kamar rama.
“ makasih kak “ Ujar rama yang masih diam ditempat tidurnya.
“ sama sama “ Jawabku ramah.
“ Kalau ada yang kurang bilang padaku ya “ Kataku sebelum keluar dari kamar rama.
“ makasih “ Seru teman-teman rama.
Aku menutup pelan pintu kamar rama. Aku turun kelantai bawah menunggu virgo pulang. Lagi-lagi aku berjalan ditaman rumah virgo, Ini adalah tempat favourite ku sejak kecil. Karena disinilah aku biasa menghabiskan waktu bersama virgo, Memandang bintang bersamanya dimalam yang indah seperti kemarin itu adalah moment yang sangat aku sukai.
At rama’s Room
- Author’s POV -
“rama siapa cewe itu ?” Tanya nama yang bernama raffi.
“Dia kak vera, teman dekatnya bang raffi “ Jawab rama.
“Oh “
“Apa bang virgo belum pulang ?” Tanya seorang cowo yang sedang berdiri disamping andi.
“Aku juga belum melihatnya “ Sahut andi.
“Dimana dia ?” Gumam rama.
“ Agh ramatidak usah kau cari dia… Kan disini sudah ada bang raffi... Yak an bang ”ledek andi seperti biasa.
Terlihat semburan merah disekitar pipi rama dan bang raffi,tapi kemudian rama memberikan death glarenya yang mematikan pada andi sedangkan raffi hanya terseyum.
“Kalian tidak usah meledek begitu uhhuk uhuk” Kata viko dengan mulut masih penuh dengan biscuit yang belum selesai ia telan, tapi kemudian tersedak.
“Hahhaha abang kau ini “ tawa cindy sambil menepuk-nepuk punggung viko.
“Diam kau !! “ Bentak viko pada cindy.
“andi bisa tolong kau ambilkan aku air” Kata viko
“bang !” Seru cindy yang kemudian memukul keras punggung abangnya itu.
“Ini bang “ Kata andi sembari memberikan segelas air pada viko.
Raffi dan rama hanya terkekeh melihat pertengkaran antar teman itu.
“Kya andi .. Jangan turuti dia !” Seru cindy cemburu.
“knp ?” Jawab andi polos.
“Kita pergi saja… Aku malas melihat tampang mesumnya bang viko “ Kata cindy sambil menarik tangan mungil andi, meninggalkan para abangnya itu.
“AWAS KAU cindy !!!!“ teriak viko dengan.
Dengan cepat cindi dan andi lari keluar dari kamar rama, masih bergandengan tangan .
“ rama bye bye” Teriak andi.
“hosh hosh hosh…. anak itu … Cepat sekali larinya “ Ujar viko yang masih ngos-ngosan
“dede Abaikan cowo mesum ini ya “ Kata raffi pada rama.
“ dede apa wajah gantengku ini terlihat seperti wajah mesum ?”Tanya viko penuh harap.
“ tidak koq” Jawab rama.
“ Bagus ! Kau dengarkan raffi ! …. kau memang adik yang baik “ jawab viko bangga.
raffi hanya berdecak melihat tingkah temannya ini.
“dede … Aku pulang dulu ya… fandi mencariku… Cepat sembuh ya de … bye “ Ujar viko yang kemudian beranjak keluar dari kamar rama.
Kini tinggalah raffi dan rama berdua..
At the Garden
- vera’s POV -
Kulihat 2 teman rama berlari tergesa-gesa keluar dari rumah.
“ knp?” Tanyaku pada mereka yang sudah berada digerbang rumah..
“ gpp kak … Aku pulang dulu ya … “ jawab andi.
“ Agh ya… hati-hati ” jawabku cepat.
“ bye bye “ Ujar andi dan seorang cewe disampingnya bersamaan.
“ bye” Jawabku singkat.
Setelah ku pastikan andi dan cewe itu pergi, Aku beranjak masuk kedalam rumah. Tapi ketika aku akan memutar daun pintu seseorang telah membuka pintunya terlebih dahulu. Seorang cowo bertubuh tak terlalu tinggi tapi berbadan kekar keluar dari dalam rumah. Ia tersenyum kearahku dan aku pun membalas senyumannya.
Brrrrrmmmmmmmm (suara mobil)
Kudengar suara mobil yang bergerak masuk kehalaman didepan rumah. Akupun menoleh ke arah suara itu dan aku lihat mobil Sport merah milik virgo telah terparkir sempurna dihalaman depan rumah.
‘ virgo akhirnya Kau pulang ‘ Batinku.
cowo itu berjalan kearahku.
“ vik … Ada apa kemari ?” Tanyanya pada cowo didepanku.
“ Aku menemani raffi menjenguk rama “ Ujar cowo yang dipanggil viko itu.
“ Kau sudah mau pulang … Mana raffi ?” Tanya virgo lagi.
“ Dia masih didalam .. Sudah ya aku sudah ditunggu fandi… Bye…” Ujar cowo itu kemudian menaiki sebuah sepeda motor besarnya yang terparkir di depan Mobil virgo di samping sebuah sedan berwarna silver yang kuduga milik cowo si rama.
Setelah cowo itu pergi, virgo segera masuk kedalam rumah.
“ Apa dia tidak melihatku ?“ Gumamku kesal.
Aku pun mengikuti virgo masuk kedalam rumah.
‘virgo aku ingin bicara denganmu’ Batinku.
Sampai didepan kamar rama, virgo bersiap membuka pintu kamar itu. Dengan cepat aku mencegahnya.
Aku menggeleng, berharap ia tak masuk kedalam kamar rama.
“ Jangan ganggu mereka “ Ujarku pelan
Because a LOVE part 8 -End
Sampai didepan kamar rama, virgoo bersiap membuka pintu kamar itu. Dengan cepat aku mencegahnya.
Aku menggeleng, berharap ia tak masuk kedalam kamar rama.
“ Jangan ganggu mereka “ Ujarku pelan.
- Part 8 (END) -
“ baiklah” Jawabnya sembari tersenyum tipis kearahku.
Kemudian Ia berbalik dan maju kekamarnya.
Tapi kemudian ia berbalik lagi, mungkin ia menyadari aku yang kembali mengikutinya.
“Aku mau ganti baju… Apa kau mau melihat aku berganti baju heuh !! ” Ujarnya meledekku.
“tidak “ Sergahku cepat.
“ Bagus !” Katanya sambil tersenyum, senyum yang bisa membuat semua cewe meleleh jika melihatnya.
“ Tunggu saja aku di ayunan… Aku tau kau ingin bicara denganku“ Ujarnya yang kemudian masuk kedalam kamarnya.
****************************************************************************************************
Aku menunggu virgoo di ayunan ditaman samping rumahnya.
Desiran angin disore hari menerpa tubuhku. Membelai lembut rambut hitamku. Ku hirup panjang udara sore kota jakarta yang sangat ku rindukan. Ini adalah salah satu alasan kenapa aku ingin kembali tinggal di jakarta.
Tak lama kemudian aku lihat samar-samar tubuh tinggi virgo berjalan kearahku.
Aku tersenyum padanya, memberikan senyum termanis yang bisa terukir diwajahku.
“ Ada apa ?” Tanyanya.
“Aku tak mau kembali kesana, Aku mau tinggal disini … Bantu aku virgoo … pleasee…“ pintaku memelas. Aku sangat berharap ia mau membantuku.
“ knp ?” Tanyanya lembut, kemudian duduk diayunan kayu bersamaku.
“ Aku… Aku benci melihat papa yang selalu bertengkar dengan mama “ Jawabku jujur.
Otakku kini mulai memutar memori ketika papa dan mama bertengkar, mereka sama sekali tidak mempedulikanku. Sedangkan kak andin sudah terbiasa dengan hal ini. Ia selalu bisa tak perduli pada apa yang terjadi antara mama dan papa, tapi tidak padaku. Air mata mulai mengumpul dipelupuk mataku, jika mengingat itu semua.
“ Kau taukan papaku sangat sibuk. Itu membuat mamaku tidak tahan. Appa juga selalu memaksakan apa yang ia inginkan dan itu membuatku tertekan. Ia selalu mengatur hidupku. mama tak bisa membelaku ia sangat lemah jika berhadapan dengan papa kakaku, kau tau dia seperti apa ia sekarang ? Ia tak pernah menikmati hidupnya. Ia hanya tau bekerja bekerja dan bekerja . Aku tak mau seperti dia “ Jelasku panjang lebar.
Ku lihat virgoo hanya menatap prihatin padaku. Air mata ku sudah tidak bisa dibendung lagi. Aku menangis kencang. Menangis, hanya itu yang bisa aku lakukan. papa pasti akan datang kemari sebentar lagi, ia pasti menyuruhku pulang, walaupun aku menolak Ia pasti akan selalu memaksaku sampai aku menuruti semua keinginannya.
‘ bagaimana ? virgo tolong Bantu aku , pleasee Hiks hiks hiks ‘ pintaku dalam hati.
Aku terus menangis. Perlahan Kurasakan hangat menyelimuti tubuhku, Aku mendongakkan kepalaku memastikan apa yang dilakukan virgo. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya padaku aku hanya bisa terus menangis. Ia mengelus lembut puncak kepalaku.
‘ virgo maafkan aku gumamku lirih, aku berharap virgoo tak mendengarnya.
****************************************************************************************************
At rama’s Room
- rama’s POV -
Aku dan bang raffi masih terdiam setelah kepergian bang viko. Aku sangat senang mereka mau datang menjengukku.
“ Ehm rama… sepertinya aku harus pulang. Ini sudah sore ” Kata bang riffki , beranjak dari kursinya.
“ ya bang “ Jawabku agak sedikit kecewa. Aku masih ingin bang riffki disini bersamaku.
‘ Aish kenapa denganku?? Kan ada bang virgo !! ’ Pikirku, memungkiri apa yang tadi kupikirkan..
Bang rifki mengambil tasnya yang tergelak dibawah kursi yang sedari tadi didudukinya, kemudian ia berjalan kearah pintu. Dengan sedikit lemas aku bangun dari posisiku tadi, Aku ingin mengantar bang riffki sampai ke depan rumah.
Aku dan bang riffki sedang berjalan menuruni tangga, Aku berjalan dibelakangnya.
Saat melewati jendela besar disamping tangga yang kuturuni ini aku melihat 2 sosok yang sangat aku kenal. Mereka sedang berpelukan !! OMG !! bang virgo dan kak vera sedang berpelukan !! Aku terdiam melihat mereka… Lagi-lagi aku melihat pemandangan yang tidak enak ditempat ini . Ini sudah yang kedua kalinya.
“ dede “ Panggil bang riffki.
Aku segera membuyarkan pikiranku.
“ Agh ya bang “ jawabku cepat.
“ Apa yang kau lihat ?? “ Tanya bang riffki, Ia kemudian melihat kearah yang sedari tadi kuamati.
Sedetik kemudian Ia tersenyum sinis setelah melihat apa yang dilakukan bang virgo dan kak vera .
“ rama malhagoshipeo (rama dengarkan aku) “Ujar bang riffki tegas. Ia memegang erat kedua pundakku. Aku hanya menatap bingung matanya yang melihat tajam kearahku. Ia sedikit menunduk menyetarakan tinggi tubuhnya dengan tinggiku.
“ Lupakan dia de … Lupakan dia… dia Akan menyakitimu jika kau terus menyukainya… Apa kau ingin terus terluka seperti ini sepanjang hidupmu ? “ Kata bang riffki berusaha meyakinkanku. Aku berpikir keras , Benar apa yang dikatakan bang riffki. Ini semua akan menyakiti hatiku sendiri.
Bang riffki menatap sayu mataku, ekspresi wajahnya memintaku untuk percaya denagn kata-katanya. Aku mengangguk lemah. Memang mungkin ini yang terbaik. ‘ Bukankah Cinta itu tak harus memiliki ‘ pikirku.
Bang riffki tersenyum bahagia melihat reaksiku tadi. Ia melanjutkan langkahnya menuju pintu. Aku melihat kearah bang virgo dan kak vera yang masih berpelukan, Aku tersenyum sekilas kearah mereka, dan mengikuti langkah bang riffki menuju pintu depan.
“ sampai jumpa de “ Ujar bang riffki dari dalam mobilnya.
“ sampai jumpa abang “ Jawabku seraya membungkukkan badan.
Brmmmmmmmmmmm
Mobil bang riffki melaju meninggalkan rumahku. Aku melambaikan tangan kearah bang riffki
Setelah memastikan Mobil bang riffki yang sudah tak terlihat lagi, aku mebalikkan tubuh ku untuk masuk kembali kedalam rumah. Tapi…
“ rama !! “ Panggil seseorang. Suara itu sangat kukenal. Aku mencari asal suara itu. Aigoo ! Ternyata itu mama dan papa ada disampingnya sedang menurunkan koper-koper besar dari dalam taksi.
Setelah membayar taksi mama dan papa menghampiriku. mama langsung memelukku erat.
“ Hmpp mama aku sesak..” Kataku meronta dalam pelukan mama.
“ maafin mama sayang.. mama sangat rindu padamu “ Ujar mama sambil mencubit pipiku.
“ Bagaimana kabarmu nak ? “ Tanya papa.
“ Baik pa “
“ Agh Ayo masuk dulu “ Kata mama
Aku, mama dan papa masuk kedalam rumah. Kami duduk disofa, mama langsung menggeledah semua isi tasnya, Mencari oleh-oleh yang ia belikan untukku.
“ Dimana virgo ?? “ Tanya papa yang sedari tadi terlihat mencari keberadaan bang virgo.
“ abang ada ditaman dengan kak vera “ jawabku.
“ rama lihat.. Ini keren bukan ??” Kata mama semangat setelah menemukan barang yang sudah ia temukan. Ia menyodorkan sebuah sepatu merek terkenal yang sudah lama aku inginkan “ keren ma … terima kasih mahh “ Ujarku kemudian memeluk mama.
“ iyah sayang “
“ Kau bilang vera.. ram ? ” Tanya papa memastikan.
“ ya pa “ jawabku heran.
“ Ku kira dia sudah pulang . Pantas saja papanya ingin datang kemari, ternyata ini sebabnya.” Ujar papa misterius.
“ Maksud Appa ?” Tanya ku penasaran.
“ jadi Begini rama“ Kata appa bersiap menjelaskan.
****************************************************************************************************
At the Garden
- vera’s POV -
“ Sudah lebih baik ?” Tanya virgo setelah beberapa lama memeluk hangat tubuhku,
Aku hanya mengangguk lemah. virgo perlahan mulai melongarkan pelukannnya. Kini tangisku hanya tersisa isakan tak berarti.
“ Lakukan apa yang kau inginkan . Katakan pada papamu apa keinginanmu. Aku yakin ia akan mengabulkannya. “ Ucap virgo bijak. Aku menatap lekat wajahnya.
“ Aku tak yakin tentang itu virgo “ Jawabku pesimis.
“ Jangan begini ver. semangattt… Dimana veraku yang ceria ?“ Ucap virgoo meyakinkanku.
‘ veraku… ‘ Hatiku berdebar ketika virgo mengatakan “ veraku “ . Tapi taukah kau virgo, hatiku tak bisa yakin seperti itu. Percaya diriku telah hilang.
“ veraa !!! “ Panggil seseorang yang sangat familiar ditelingaku.
“ papa “ Kataku kaget setelah melihat sosok papa berdiri dihadapanku sekarang. Aku berdiri, papa dengan tergesa-gesa segera menghampiriku.
“ Pulanglah !? ” Ucap papa dingin.
“ please pa… Aku tidak mau “ Ucapku memelas, mungkin kini air mata telah memenuhi pelupuk mataku lagi.
“ maaf om “ Ujar virgo gagah. Kurasakan tangan kekarnya menyentuh kedua bahuku dari belakang, mencoba menguatkanku.
“ Bukan maksudku untuk ikut campur, tapi vera juga ingin menjalani hidupnya seperti yang ia inginkan om.. Tolong om mengerti itu “ Ucap virgo tegas.
Kali ini aku melihat sosok lain dari virgo, sekarang ia telah tumbuh menjadi Pria yang gentle…
papa hanya terdiam setelah mendengar perkataan virgo. Sungguh selama ini tak ada yang berani untuk membelaku didepan papa seperti yang virgo lakukan tadi.
Aku tersentuh dengan apa yang telah virgo lakukan. Ia sungguh pria sejati.!!
“ Agh pak bagus ! “ Panggil papa virgoo. Sejak kapan ia berdiri disitu.
“ selamat pagi pak ferdian ? ” Balas papa ramah, kemudian berlalu menghampiri papa virgo.
“ selamat pagi “ Balas papa virgo tak kalah ramah.
Aku hanya menatap bingung kedua pria paruh baya itu, pandanganku beralih kearah virgo yang juga menatap papanya dan papakuu yang kini tengah berpelukan hangat.
Perlahan tangan virgo menyentuh lembut tanganku. Ia menggengam erat tangan mungilku, Mengaitkan jari-jari kekarnya dangan jari-jariku.Aku menatapnya heran, Ia hanya tersenyum dan Kemudian menarikku untuk masuk kedalam rumah. Kini terlukis sebuah senyuman manis diwajahku karena perlakuan virgo. Jantungku kembali berdegup kencang.
‘ virgo bisakah kau melupakannya dan menyukaiku ‘ pikirku
Aish apaapaan ini vera ??? sadarlah……
****************************************************************************************************
Kini Aku, virgo, papaku dan papa Minho telah berada diruang tamu rumah virgo.
mama rama tak lama kemudian ikut duduk diruangan ini. Aku tak melihat keberadaan rama.
“ selamat pagi nama saya bagus “ Ucap papa memperkenalkan diri pada mama rama.
“selamat pagi nama saya indi paramita “ Balas mama rama lembut.
“ maaf aku tak bisa datang ke upacara pernikahan kalian “ Kata papa.
“ gpp… Aku tau kau sibuk “ Kata papa virgo pengartian.
“ Dimana rama? ” Tanyaku pada mama rama yang duduk tepat disebelahkiriku, Sedangakan virgo duduk di sebelah kananku, masih terus memengang erat tanganku. ^,^
“ rama dikamar, aku menyuruhnya istirahat, ia terlihat pucat “ Jawab mama rama sembari tersenyum.
virgo langsung berdiri setelah mendengar jawaban dari mama rama. Ia melepas genggaman tangannya dariku. Aku menengerucutkan bibirku, kesal dengan sikapnya yang tadi manis padaku sekarang kembali lagi seperti biasa. Huft aku hanya menghela napas panjang.
- Author’s POV -
virgoo beranjak dari duduknya, lalu naik kelantai 2 rumah yang telah ia tempati selama hidupnya. vera hanya menatap kesal cowo bertubuh tinggi itu.
virgoo berjalan kearah kamar rama. Tepat didepan pintu kamar anak itu, ia terlihat ragu ketika akan memutar knop pintu itu. Tapi kemudian dengan yakin ia membuka pintu.
Di lihatnya seorang anak laki laki yang masih memakai lengkap piyama tidurnya.
“ rama “ Panggil virgoo membuat gadis itu berpaling kearahnya.
“ abang “
Segera tubuh besar virgo mendekap tubuh mungil rama kedalam pelukannya. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir tebal cowo tampan itu. rama hanya menatap bingung cowo yang tengah memeluknya itu. Ia sama sekali tak membalas maupun mencoba melepas pelukan virgo.
“ rama malhago sipeo… ( Shinmi dengarkan aku ) “ Ucap virgo.
Wajah rama terlihat mekin bingung dengan kelakuan virgo.
“ ya “ jawab rama.
“ Saranghae… Yeongwonhi saranghalkeyo ( Aku mencintaimu… Aku akan selamanya mencintaimu) “ Ucap virgoo lembut tepat ditelinga rama.
“ abang… “
rama hanya terdiam mengdengar pernyataan dari virgo.
virgo perlahan melepaskan pelukannya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah rama. Perlahan rama menutup pelah matanya. Ia tau apa yang akan virgo lakukan padanya.
CHUP…
Sebuah ciuman hangat disore hari yang cerah antara rama dan virgo . Dua mahkluk Tuhan yang saling mencintai, tetapi cinta yang mereka jalani itu salah. Mereka akan menderita jika terus menjalaninya.
- Author’s POV -
Keheningan menyelimuti rama dan virgo, setelah ciuman hangat tadi. Entah mengapa suasana menjadi seperti ini, Keduanya masih canggung satu sama lain. Mereka malah tenggelam dalam pikiran masing-masing. rama duduk dipinggiran ranjangnya. Tatapannya kosong. Bingung, bahagia dan, takut, semua perasaan itu bercampur menjadi satu. Sedangkan virgo ia termenung disebuah sofa kecil dipojok kamar rama. Di Wajahnya terlihat jelas bahwa otaknya sedang memikirkan sesuatu. Sesekali menggelengkan kepalanya, mencoba menolak apa yang muncul dalam pikirannya.
“ Istirahatlah de “ Ujar virgo tiba-tiba, sambil tersenyum tipis lalu meninggalkan rama sendiri dalam kamarnya.
virgo menutup rapat pintu kamar rama, baru beberapa langkah ia berjalan terdengar jeritan bahagia dari kamar rama. virgo hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja kearah ruang tamu.
- rama’s POV -
“ AGHHHH “ jeritku beberapa saat setelah bang virgo keluar dari kamarku. Aku segera menutup erat mulutku yang tadi berteriak.. OMG ! bagaimana kalau bang virgo masih diluar, ia pasti mendengar jeritanku tadi… Aigoo ! Malunya >,
Aku segera beranjak keranjangku, kututupi seluruh bagian tubuhku dengan selimutku yang tebal. Dalam selimut aku terus memegangi bibirku… OMG !!! Aku malu … sangat malu… Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan bang virgo, pasti aku salah tingkah >,< EOTTEOKHAE ??????????
- vera’s POV -
Ya Tuhan apa yang harus kukatakan agar papa mengizinkanku tinggal dijakarta lagi…
“ papa ku mohon, Tidakkah kau mengerti perasaanku … perasaan anakmu sendiri !! papa please… “ Pintaku
Sedari tadi papa bersikeras dengan egonya. Ia menatap tajam kearahku, Agar aku mau kembali kerumah bersamanya.
Air mata kembali membanjiri pelupuk mataku.
‘ Jangan menangis vera , kau lemah sekali si !! ‘ Kataku pada diriku sendiri yang kembali menangis. Aku mencoba untuk tenang tapi tetap tidak bisa air mata terus mengalir deras membasahi pipiku.
Mama rama memelukku hangat , mengelus punggungku lembut, mencoba untuk menenangkanku.
“ Berhentilah menangis vera “ Suara berat virgo menggema diruangan ini.
“ virgo “ panggilku lirih disela tangisku.
virgoo berjalan mendekat kearahku. Mama rama yang mengerti dengan keadaan, melapas pelukan hangatnya dari tubuh mungilku.
Kini virgoo duduk berjongkok didepanku. Tangannya mulai beranjak ke wajahku. Jari-jari besarnya mulai mengusap pipiku, menghapus airmata yang membanjiri wajahku.
“ Uljima vera… Na yeogisseo (Aku disini) “ Ujar virgo lembut.
Tangannnya beralih ke pundakku lalu mendorongku kedalam pelukaknya. OMO ! virgo kenapa kau melakukan ini. Disini ada papa, papamu dan mama rama.. >,
“ virgoku sudah besar “ Ujar papa virgo.
“ Sebaiknya kita tinggalkan mereka Kajja “ Ujar mama rama yang kemudian meninggalkan ruangan ini diikuti dengan papa dan papa virgoo. Mereka meninggalkanku dan virgoo berdua disini.
“ Uljima vera… Naega dangsineun gyeotte iseulke (Tenanglah Shinmi … Aku disini bersamamu) “ Kata virgo lembut. Kemudian melepas pelukannya pelan.
Ia masih diposisi yang sama, berjongkok didepanku. Kemudian ia tersenyum, aku pun membalasnya.
“ Lihat wajahmu sembab ! Matamu bengkak !… Kau terlihat seperti nenek sihir jelek dalam dongeng “ Katanya ketus.
Aku hanya tersenyum mendengarnya, aku tau ia hanya menggodaku.
“ Aku tidak mengangis “ Kataku
“ Hahahaha Dasar gadis bodoh ! Kau tidak bisa berbohong padaku “ Katanya, tertawa keras, kemudian ia berdiri bersiap meninggalkanku.
“ Aku memang bodoh ! “ Ujarku sedikit berteriak.
“ Aku bodoh karena karena mencintai orang yang tak mencintaiku “ Kataku yang sontak membuatnya menghentikan langkahnya.
Ia berpaling kearahku. Wajahnya penuh dengan tanda Tanya besar.
“ Apa Maksudmu ? “ Tanya virgo bingung.
“ Anhio … lupakan saja “ sergahku cepat. Aku berdiri, kemudian berjalan cepat kearah kamarku.
Grebbb
Tangan virgo menangkap tanganku, tangannya menggenggam leanganku erat.
“ virgo Appo “ Ujarku memelas, menatap wajahnya.
“ vera… Malhageo sipeoseo ( vera… dengarkan aku )… Kembalilah pada papamu… Pulanglah vera… Aku akan menyusulmu “ Ucap virgo.
Kata-katanya sungguh membuatku bingung. Apa maksudnya ia akan menyusulku …
virgo menatapku memelas, aku menelan ludah karena tatapannya.
Kami terdiam beberapa saat, dan
“ Oh… Istirahatlah “ Ucapnya singkat, lalu melepaskan tangannya dari tanganku.
Aku tahu bukan hanya itu yang ia ingin katakan.
“ Jujurlah padaku virgo “ Gumamku sambil menatap punggung virgo yang makin lama makin tak terlihat.
- Author’s POV –
virgo berjalan meninggalkan vera yang masih terus menatapnya penuh harap. vera yang selalu berharap agar virgo dapat merasakan hal yang sama seperti yang Ia rasakan pada virgo. Karena begitu sakit bila perasaan yang kita rasakan tak terbalaskan, tapi begitu menyenangkan jika rasa itu terbalaskan.
“ Jujurlah padaku virgo “ Gumam vera lirih, sangat lirih karena hanya ia yang dapat mendengarnya.
virgo terus berjalan, sampai di dpan pintu kamar rama, ia berhenti, lalu menatap pintu itu dan berpikir sejenak.
“ dede Mianhae… Jeongmal Mianhae… “ Ucap virgo lirih. Matanya memancarkan sebuah kepedihan yang mendalam.
*************************************************************************************************************
virgo kemudian menemui papanya, mama rama dan papa vera. Mereka terlibat pembicaraan serius selama beberapa jam dan akhirnya sebuah senyum terukir diwajah virgo setelah perbincangan yang tegang itu selesai.
Papa vera kemudian meminta vera untuk segera mengemasi barang-barangnya.
“ Shireo Appa (Aku tidak mau Ayah) Biarkan aku disini “ Pinta vera memelas.
“ vera dengarkan papamu… Pulanglah “ Ucap virgo lembut.
“ Tapi … “
“ vera ! Aku akan datang untukmu “ Ucap virgo lembut, sangat lembut terdengar ditelinga vera.
“ Heh maksudmu ? “ Tanya vera.
“ Kau akan tahu nanti … sekarang pulanglah “ Ucap virgo.
“ Arasseo (Aku mengerti) “ Kata vera kecewa, kecewa karena virgo yang ia harap bisa membantunya malah menyuruhnya pulang.
vera bergegas kekamarnya, dan mengemasi semua barang-barangnya.
*************************************************************************************************************
- vera’s POV -
Sekarang aku dalam perjalanan ke Bandara soetta. virgo mengantarku dan papa ke bandara. virgo yang mengemudikan Mobil, Aku duduk disampingnya. Sedangkan papaku dan papanya duduk santai dibelakang sambil membicarakan bisnis mereka. Aku hanya diam menatap jalanan, sungguh aku kecewa dengan virgo yang malah tak membantuku, padahal aku menaruh harapan besar padanya.
‘ Huh ! Dasar BELO ! ‘ Umpatku
Tapi aku masih heran dengan kata-katanya tadi.
‘ vera ! Aku akan datang untukmu ‘ Kata-kata itu terus terngiang dalam benakku.
‘ Apa maksudnya ? ‘ Pikirku.
Kini aku dan papa bersiap masuk kedalam pesawat. papaku dan papa virgo malah saling berpelukan hangat, sedangkan aku masih kesal pada virgo. Aku pun hanya diam. Aku memalingkan wajahku dari virgo.
“ A-Yo lah vera jangan begini ! Jebal ! “ Kata virgo yang langsung memelukku.
“ … “ Aku terdiam
“ vera !” Panggilnya
“ Mwo ? “ jawabku ketus.
“ Please wait for me… Aku akan datang untukmu, aku akan selalu ada untukmu, tapi itu nanti jika waktunya telah tiba “ Ucapnya yang makin membuatku bingung.
“ hah ? “ Gumamku bingung.
CHUP
virgo mengecup sekilas keningku. Membuatku terpaku ditempat.
“ Masuklah “ Ujar virgo seraya mendorong tubuhku untuk masuk kedalam.
papa menggandeng tanganku untuk masuk kedalam, Ku lihat virgo melambaikan tangannya penuh semangat padaku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
- rama’s POV -
“ MWO ? “ kagetku begitu mendengar cerita mama yang mengatakan bahwa Seong kak vera sedang dalam perjalanan kebandara.
Aku segera berlari keluar rumah dan mencari taksi yang bisa membawaku kebandara sekarang.
Aku langsung mencari keberadaan kak vera didalam bandara.
‘ Aku belum sempat berterimakasih padanya ‘ pikirku.
Tiba-tiba pandangaku tertuju pada sosok yang kukenal, ia seong kak vera dan bang virgo. Aku segera mendekat, tapi apa yang kulihat… bang virgo mengecup kening kak vera.
OMG ! lututku lemas… Akhirnya kuurungkan niatku untuk menemui mereka.
“ Huft baru tadi bang virgo menyatakan perasaannya padaku tapi, sekarang ia malah mencium kak vera. Apa maksudnya ? “ Kataku pada andi ditelephone.
“ Lupakan dia ram… “ Saran andi
“ Bagaimana kalau aku tidak bisa ? “ kataku pesimis.
“ Kaukan punya bang rifki >,< BABO ! “ kesal andi.
“ Aigoo ! Kau lucu sekali jika kesal begitu andi… Joahae (Aku suka) .. hehhe “ Godaku.
“ MWO ? apa maksudmu ? “ teriak andi.
Bang riffki ! andi kau benar aku punya bang riffki yang selalu ada disampingku.
‘ Belajarlah melupakan bang virgo ram … Kau punya bang riffki ‘ Semangatku.
Meskipun bang riffki belum pernah mengatakan padaku secara langsung tapi aku tahu kalau ia suka padaku dari tingkahnya, rasa cemasnya jika aku terluka, rasa cemburunya jika aku dekat dengan bang virgo .
Aku tersenyum sekalugus malu sendiri bila mengingat semua itu. >
Some months later
Hari ini adalah hari kelulusan bang virgo dan bang riffki. Mereka lulus dengan nilai yang memuaskan.
Rencananya bang rifki akan melanjutkan sekolahnya di Universitas indonesia,sedangkan bang virgo akan melanjutkan sekolahnya amerika bersama kak vera . Entah mengapa bang virgo memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di amerika bersama kak vera , bang virgo akan berangkat keamerika sekitar 1 minggu lagi.
‘ Huft Kenapa bang virgo harus sekolah jauh-jauh keamerika ’ gumamku.
“ rama kenapa kau masih disini, acaranya akan segera dimulai ” suara manis cindy menyadarkanku dari lamunanku.
“ ya … Fussy girl ” Jawabku lemah. Aku beranjak dari kursiku dan berjalan menuju auditorium tempat berlangsungnya acara kelulusan bang virgo dan riffki.
“ Palliwa !” Teriak cindy sambil menarik lenganku.
“ YA ! cindy pelan-pelan ” Seruku.
At the Auditorium.
Kini kakiku berhenti tepat didepan pintu Auditorium. Kulihat bang virgo sedang menerima sertifikat kelulusannya diujung ruangan besar ini. Ia terlihat sangat tampan dengan Jas yang ia pakai.
Aku berjalan masuk, mataku berkeliling mencari kursi yang kosong. Disana… Disebelah papa dan mama. Aku langsung menuju kearah mereka, dengan cindy yang ikut dibelakangku.
Tunggu… Langkahku terhenti ketika aku malihat sesuatu. Ada seseorang yang duduk disebelah kanan mama dan berbicara penuh semangat dengan mama dan papa.
“ Aw ” Seru cindy yang menabrak tubuhku.
“ Wae geurae Shinmi-ah ? ( Kenapa ram ?) ” Tanya cindy heran.
“ Anhio.. Sepertinya ada kak vera disini ” JAwabku.
“ MWO ? kak vera?. Kukira ia tidak akan datang kejakarta lagi ” Kata cindy.
“ KAjja ” Kataku,sambil menarik lengan kurus cindy.
Vera ’s POV
Disini aku sekarang, Disekolah virgo untuk melihat hasil belajarnya selama 3 tahun terakhir. Aku sungguh bersemangat, Karena setelah ini virgo akan masuk universitas yang sama denganku diamerika, dan itu berarti virgo akan selalu bersamaku. Aku akan membuat virgo melupakan rama. Apa aku jahat. Tentu saja tidak.
‘ virgo na jombwa, nareul jom barabwa. Don’t thinking about he again please. I’m here just for you ( virgo lihat aku. Tolong hanya lihat padaku) ’ Batinku sembari menatap virgo yang sedang berdiri diPodium dan bersiap untuk menerima sertifikat kelulusannya.
“ kakak ” Sapa seseorang.
Aku menoleh kearahnya. Ternyata rama.
“ selamat pagi rama . Lama tak bertemu. ” Sapaku pada rama yang kini berdiri didepanku.
“ ya kak ” Jawabnya.
“ rama ” Seru mama rama.
“ Darimana saja kau ? Cepat duduk ” Lanjutnya.
“ Mianhae mama ” Jawabnya malu-malu.
Kemudian rama duduk disebelah kananku.
“ Sebentar lagi virgo akan menerima sertifikatnya. Aku tak sabar melihatnya ” Ujarku sambil mengeluarkan camera dari dalam tasku. Aku berniat memotret virgo ketika ia menerima sertifikatnya. Aku sunguh tak sabar.
rama’s POV
kak vera terlihat begitu semangat dengan acara ini. Terlihat dari raut wajahnya yang sangat bahagia bercampur dengan rasa gugupnya yang menurutku berlebihan.
“ virgo ferdian ” Seru pembawa acara yang memanggil bang virgo untuk segera naik kepodium. Kulihat bang virgo menghela napasnya panjang dan kemudian beranjak dari tempatnya menuju podium.
Kak vera langsung berdiri ketika bang virgo berjalan menaiki podium. Camera ditangannya telah bersiap untuk mengabadikan moment berharga ini.
Bliztt… Kilatan lampu blitz dari camera milik kak vera yang sedang melancarkan aksinya (?) memotret semua gerak gerik bang virgo… Setelah bang virgo menerima sertifikat kelulusannya, Ia langsung turun dari panggung dan berjalan menuju arah kami –Aku,kak vera ,mama dan papa-
Diwajahnya terpancar kebahagiaan yang amat besar. Sebuah senyum mengembang dibibirnya yang seksi…
Kak vera langsung berlari menghampiri bang virgo.
“ virgo selamatttt !!! Embbb ” Seru kak vera. Yang langsung dibekap oleh bang virgo dengan tangannya yang besar (?).
“ Jangan keras-keras BABO ” Lirih bang virgo ditelinga kak vera.
Memang teriakan kak vera cukup membuat seluruh undangan diruangan ini melihat heran kearah kami.
“ hihihihi Mianhae.. nan geunyang haengbokhaeyo (Maafkan aku… Aku hanya bahagia) ” Kata kak vera yang diiringi dengan kekehan kecil dari mulutnya. mama dan papa juga sedikit geli dengan tingkah bang virgo dan vera yang seperti anak kecil itu.
“ papa bangga padamu virgo ” Ucap papa, papa kemudian memeluk tubuh jangkung bang virgo dan menepuk punggung anak kesayangannya itu.
“ terima kasih papa ” Balas virgo yang juga terharu.
“ selamat yah sayang ” Ucap mama sambil memberikan sebuket bunga pada bang virgo.
“ makasih mah ” Jawab bang virgo.
“ A-Yo kita rayakan ini ” Seru kak vera penuh semangat.
“ Changkaman … andi odika ? (Tunggu sebentar… andi dimana ?) ” Tanyaku bingung karena andi tiba-tiba menghilang.
Kurogoh ponselku yang ada disaku blezerku. Segera kucari nomor Hanna dikontak poselku.
“andi-ya Odika ? (andi kau dimana ?) ” Tanyaku langsung begitu andi mengangkat telephone dariku.
“ rama… cindi…cindi …Hiks cindi … ” Jawab andi lirih dibarengi dengan isakan darinya.
“ Waeyo ?? museun cindy eottaeseo ? (Kenapa ?? Ada apa dengan cindy?) ” Tanyaku panic.
“ Dia … Kritis Hiks hiks” Jawan Hanna masih terisak, malah semakin kencang.
“ Mwo ? Uljima andi … Dangsineun jigeum eoddiseo ? ( Apa ? Tenanglah andi … Dimana kau sekarang ?” Tanyaku lagi.
“ Byeongwon (Di Rumah sakit) Hiks hiks ” Jawabnya.
“ Mianhae … Aku tak bisa datang sekarang ” Ujarku.
“ Arraseo rama (Aku mengerti rama)… Hiks ” Katanya.
“ Mianhae andi .. Jeongmal Mianhae ” Ucapku memelas.
“ Ne rama Gwenchanayeo (Ya rama tidak apa-apa)”
“ oKey rama Uljima ne ? ” Kataku berusaha menenangkan andi yang terpukul.
“ Nuguseo ? ” Tanya Umma.
“ andi Umma … cindy masuk rumah sakit lagi ” jawabku.
“ Oh… kasian dia… Semoga cindy cepat sembuh ya ” Ujar Umma prihatin.
“ Agh… Kalian pulang dulu saja. Aku..”
“ Mau malihat raffikan ? ” Kata Umma memotong ucapanku.
“ Agh Umma sudahlah…” Jawabku malu.
“ Arraseo… Kami pulang dulu … Hati-hati ne..” Ujar Appa.
“ Ne Appa… ” Jawabku
“ Anyeong rama ” Ucap mereka serempak, kemudian berjalan menuju pintu keluar.
Aku memperhatikan mereka sampai diujung pintu auditorium. bang virgo yang berjalan dibelakang Umma dan Appa berhenti sebentar kemudian menolah kearahku dan melemparkan senyum manisnya padaku. Aku pun membalasnya, tapi tunggu jantungku tak berdegup kencang seperti dulu, ketika bang virgo menunjukan senyum manisnya padaku. Senyum itu …
Huft… Aku menghela napasku panjang. Ku langkahkan kakiku ketempat dudukku tadi. Aku akan menunggu bang riffki sampai ia mendapat sertifikatnya. Tapi bukankah aku seharusnya ada disisi andi sekarang…
‘ Aish Babo. !’ Runtukku pada diriku sendiri.
Aku membalikkan tubuhku. ‘ Aku harus ada disamping andi sekarang ’ pikirku.
BRAKK
“ Mianhamnida ” Ucapku membungkuk meminta maaf pada orang yang tak sengajaku tabrak.
“ rama Aku menunggumu ” Ucap namja yang ku tabrak.
“ bang riffki . Mianhae ” Ucapku gelisah.
“ Kau terlambat… Lihat aku sudah mendapatkannya ” Ucap bang riffki sambil menunjukan gulungan kertas berikatkan pita merah yang cantik.
“ Mianhae bang. Aku… ” Ucapanku terpotong ketika seorang wanita paruh baya menyapa kami. Wajahnya mirip dengan bang riffki , bisa dipastikan bahwa wanita itu adalah Umma dar bang riffki
“ Kau ini.. tega sekali meningalkan Umma sendiri ” Omel Umma rifki.
“ MIanhae Umma . Kenalkan ini…” Ucap bang rifki
“ Aigoo .. Nuguseo ? ” Tanya Umma riffki penasaran.
“ saya rama tante ” Sapaku pada Umma bang riffki sembari membungkukkan badan.
“ wah kau tampan sekali nak ” Puji Umma riffki
“ Gomawo Ahjumma ” Jawabku tersipu malu.
Kulihat bang riffki hanya tersenyum kearahku, Tapi hanya sekejap, kemudian ia menundukkan wajahnya.
‘ OMO ! Apa dia malu ’ Pikirku.
Setelah pertemuan dengan Umma bang riffki tadi. Aku meminta bang riffkia untuk menemaniku menjenguk cindy. Aku sangat khawatir dengan keadaannya yang semakin memburuk, dan andi aku takut jika ia terus menangis karena cindy.
Benar ! Sesampainya aku dan bang riffki diRuang kamar cindy, kulihat andi tertidur disamping ranjang cindy, dia tertidur dengan posisi duduk.
‘ Pasti sakit ’ Pikirku begitu melihat kondisi andi, matanya yang sembab, Bajunya yang lusuh. Kondisinya sungguh memprihatinkan.
Sedangkan cindy, Kondisinya masih buruk banyak selang kabel yang terpasang bagian dadanya yang terhubung dengan alat pendeteksi detak jantung.
“ cindy Bertahanlah… Fighting ! ” Ucapku pada cindy yang masih koma.
1 week later
Hari ini adalah hari keberangkatan bang virgo ke amerika, Ia akan berangkat bersama kak vera yang setia disampingnya. Tentang pernyataannya waktu itu sungguh aku tak mengerti maksudnya.
Hanya Aku , kak vera , dan bang virgo. Umma dan Appa sedang berada di bali untuk urusan bisnis. Mereka memang terlalu sibuk. Aku meminta bang menriffkiemaniku kebandara, aku malas pergi sendiri. Awalnya aku ingin mengajak andi, sekaligus menghiburnya agar tidak terlalu memikirkan keadaan Taemin tapi lagi-lagi ia menolak.
“ riffki Jaga dongsaengku dengan baik ! ” Seru bang virgo yang tengah berjalan menuju Gate pesawat sambil melambaikan tangan panjangnya kearah kami
Aku hanya tersipu malu, berbeda dengan bang riffki yang malah berseru “ Kuroom.. Kau tenang saja ” Apa-apaan cowo ini.
- Author’s POV -
virgo dan vera , itulah nama dari 2 manusia yang sedang berjalan menuju tangga yang mengarah kepintu pesawat.
“ vera ” Panggil cowo bernamavirgo itu pada gadis yang berjalan disebelahnya.
“ Yeah..” jawab si gadis.
“ Mulai hari ini buat aku menyukaimu… Anhi Buat aku MENCINTAIMU !” Ucap virgo penuh keyakinan.
“ Heuh ” vera hanya menunjukan wajah bingungnya pada virgo.
“ Anhio… A-Yo berangkat ” Seru Minho sambil merangkul pundak Seong.
virgo terlihat bahagia dengan sikapvirgo sekarang. Senyum mengembang disudut bibirnya. Akhirnya setelah sekian lama yang ia harapkan akan segera menjadi kenyataan.
***************************************************************************************************************************************
Author’s POV
rama dan virgo berjalan keluar dari area Bandara menuju tempat parker.
“ rama apa kau mau langsung pulang ? ” Tanya riffki ditengah perjalanan.
“ Heuh … Terserah abang saja.” Jawab rama
“ Ehm bagaimana kalau kita pergi ke Pantai, Kau mau ? ” Tanya rifki lagi.
“ Jinja. mullon geosida bang (Benarkah. Tentu saja Aku mau bang ) ” Jawab Shinmi dengan mata berbinar-binar. *authorbgt
“ OKAY Let’s go ” Seru Jinki sembari menggenggam erat tangan mungil rama.
Semburan merah diwajah Shinmi terlihat semakin jelas ketika bang riffki menggenggam tangannya erat.
At the Beach
“ Huaaa Neumo yeoppo. Sudah lama sekali aku tidak kesini. Gomawo hyung” Seru rama begitu turun dari mobil.
“ Ne cheonmaneyo. Kajja ” Balas riffki, kemudian merangkul pundak rama. Mereka berdua berjalan menuju bibir pantai. Suasana saat itu sepi, mungkin karena memang bukan hari libur, sehingga tak banyak pengunjung di pantai tersebut.
“ Huaaaaaaaaa Neomu neomu yeoppo ” Seru rama sembari merentangkan kedua tangannnya. Merasakan hembusan angin pantai yang menyapa lembut tubuhnya.
“ Kau suka ? ” Tanya riffki
“ Joahae hyung. Gomawo… Jeongmal Gomawoyeo ” Seru rama senang.
rama hanya tersenyum mendengarnya. Lalu rama berlari-lari kecil ditepi pantai, menghampiri gulungan ombak yang tak begitu besar, kemudian berlari menghindarinya, persis anak kecil. Jinki hanya terkekeh kecil melihat tingkah rama yang seperti itu. Kemudian riffki mengampiri rama yang tengah asik menyusun sebuah istana dari pasir pantai, riffkipun berjongkok disampingrama.
“ rama ” Ucap Jinki memecahkan konsentrasi rama.
“ Ne hyung waeyo ? ” Jawab rama yang tak melepasakan pandangannya dari pasir yang tengah ia susun.
“ rama na jom bwa . Jebal ” Ucap riffki penuh harap.
“ Agh Ne hyung” Balas rama kemudian mengalihkan pandangannya dari istana pasir yang sedari tadi ia buat.
“ rama ”
“ Nehyung ” Kata rama lembut, Ia tak sabar mendengar apa yang akan dikatakan oleh riffki.
Wajah riffki berubah merah, jantung yang berdegup tak beraturan. Gugup, sangat Gugup, terlabih jka ia menatap wajah rama.
“ Huuuuuuu ” riffki membuang napasnya panjang (?). Mencoba menenangkan dirinya yang gugup. Sedangkan rama, Ia bingung melihat abangnya itu yang terlihat tak tenang.
“ abang katakana saja ” Bujuk rama.
riffki mendekatkan wajahnya kearah rama kemudian,
“ rama Saranghae ” Ucap riffki lirih tepat di depan wajah rama yang hanya berjarak 7 cm dari wajahnya. Tangan riffki menyentuh kedua pipi rama dan memeganganya.
“ Aku sudah tau hyung ” Ucap rama santai.
“HEuh..” gumam riffki heran
“ Agh hyung aku sudah tau sejak lama ” Ucap rama sedikit kesal.
“ Kenapa kau tak menyatakannya dari dulu ” Kali ini wajah rama benar-benar menunjukkan kekesalannya.
“ Aish rama … Aku hanya belum siap. Tapi bukankah aku sudah menyatakannya sekarang ” Ucap riffki.
“ Tetap saja. Aku harus menunggu lama ” KAta rama yang kemudian berajalan menjauh dari riffki.
“ AIsh rama Kau jangan buat suasana jadi begini ” Seru riffki
“ Terserah hyung ” Balas rama lebih keras.
“ Aish Anak ini . Tidak bisakah ia tau keadaan. Ini sudah sangat menyiksaku.” Gumam riffki.
“ Padahal suasananya sangat cocok untuk menyatakan cinta. Ckckckc” lanjut riffki yang kemudian berjalan menghampiri Shinmi.
“ rama ” Rayu riffki
“…” rama hanya terdiam. Sedikit mengerucutkan bibirnya menandakan bahwa ia masih kesal.
“ Apa kau mau Ice cream ?” TAwar riffki
“ Shireo ” Seru rama.
“ Kau ini makin keras kepala !” ledek riffki
“ Biar saja ” jawab rama ketus.
“ Kau jadi tak cakep tau ” rayu riffki lagi.
“ Aku memang tidak cakep ” jawab rama
“ Terserahlah … Ayo Pulang ” Ujarriffki yang sudah tak sanggup menghadapi sikap kekanak-kanakan rama.
“ Shireo ” Ucap rama manja.
“ Wae ? mau apa lagi sekarang ” Tanya riffki sebal.
“ Aku ingin melihat Sunset ” Kata rama sambil menunjuk kearah matahari yang sebentar lagi tenggalam.
“ Kau benar-benar ” Gumam riffki kesal.
“ Kajja hyungg !! ” Seru rama
“ Ne Ne Ne ” kata riffki menurut.
Mereka kemudian duduk diatas kap mobil riffki sambil menikmati suasana sunset yang hangat.
“ hyung Mianhae ” Ucap rama lirih.
“ Heuh ”
“ Saranghae ” Ucap rama singkat kemudian mengecup kilat pipi riffki.
“ Ya ! rama kau nakal” Seru riffki kaget setelah ramamengecup pipinya.
“ hehehehe ” Hanya kekehan kecil yang keluar dari bibir rama.
GREPP
Tangan riffki kini melingkar di pundak rama, merengkuhnya kedalam dadanya yang hangat. Mereka benar-benar menikmati sunset yang indah saat itu.
“ hyung Gomawo ” Ujar rama.
“ Untukk ?? ” Tanya riffki.
“ Untuk mencintai cowok bodoh sepertiku ” Ucap rama
“ Kau memang bodoh ”
“ hyungg !” Protes rama kesal, melipat kedua tangan didepan dada dan membuang muka dari riffki..
“ hahahaha ” riffki tertawa keras.
“ Saranghae… Neomu neomu Saranghae ” Lanjut riffki.
- 3 years later -
“ hyungg… nuuna … Chukae…” Ucap seorang gadis ceria pada sepasang pengantin dihadapannya. Ia kemudian memeluk sang mempelai wanita yang sangat cantik dengan gaun pengantin indahnya.
“ Neomu yeoppo vera nuuna … “ Ucap gadis itu.
“ Gomawo rama “ Balas mempelai wanita yang dipanggil vera itu.
“ virgo kau mendahuluiku “ Ujar seorang cowo pada mempelai pria yang terlihat tampan dengan Tuxedo putih yang melekat ditubuh tingginya.
“ Cepat-cepatlah kau lamar cowok ini riffki “ Goda virgo pada riffki.
Hanya sebuah senyuman malu yang terukir diwajah riffki dan rama.
virgo telah belajar bagaimana untuk melupakan rama dan mencoba untuk menyayangi vera yang dulu ia anggap sebagai adiknya sendiri. Perasaan itu berubah seiring berjalannya waktu. virgo telah menghapuskan rasa sukanya pada rama dan belajar mencintai Gadis yang kini telah menjadi Istrinya.
****************************************************************************************************
- rama POV -
Aku harap bang virgo a dankak vera bahagia untuk selamanya.
Kini tak ada lagi bang virgo dihatiku. andi telah mengajarkan padaku bahwa Cinta itu tak harus memiliki. Hanya bang riffki yang ada dihatiku kini dan kuharap untuk selamanya…
“ rama “ Ucap bang riffki yang membuyarkan pikiranku.
“ Ne hyung “ Jawabku.
“ Srama Will you marry me ? ” Kata bang riffki sembari berlutut dihadapanku.
OMO !! hyung Kau membuatku malu. >
bang riffki membuka sebuah kotak kecil berwarna biru, dikeluarkannya sebuah cincin dan menyematkannya dijari manisku.
“ rama Narang gyeolhon hae jullae ? ( rama Maukah kau menikah denganku ?) “ Ucap bang riffki sukses membuatku meleleh dengan sikapnya.
“ Kuroom hyung (Tentu saja bang )“ Jawabku.
“ Gomawo jagiya “ Ujar bang riffki kemudian memelukku erat.
“ Cheonmane hyung >< “ Balasku.
_ Gomawo riffky hyung karena telah mencintaiku – rama..
N di chaptr 8 kan si rama di tarik cindy, knp tiba2 cindy di RS?
Tapi ttp bgus kok
Alurnya juga terlalu cepet, ga ada pengenalan tokoh. Tiba2 tokohnya pada dateng padahal ga ada peran penting di cerita kayak si viko itu.
Tapi saya suka ceritanya, sama karakter ramanya. Imut2 gitu hehe. Keep writing yaa buat TSnya