PART I
Tahun 2424, Bulan Februari 12, Musim ke 9, Tanggal 14
“Ah panas”, ucap cowok berbaju hitam ketat bercelana panjang mengibaskan tangannya.
“Ia nih panas”, timpal seorang cowok di sebelahnya.
“Makin hari makin panas saja”, keluh cowok berbaju hitam itu lagi.
“Gimana ga mau panas?”, tiba-tiba seorang wanita muncul dari bilik membawa minuman. “Kitakan di gurun”.
“Ia ya”, kata cowok berbaju hitam baru sadar dan menghampiri wanita setengah baya itu.
Maaf semuanya, kenalkan namaku Fian, aku adalah salah satu dari ankloning. Saat ini aku menjadi buronan dari Persatuan Dunia. Dan sekarang aku berada di daerah bergurun untuk menyembunyikan identitasku. Saat ini aku dan kedua rekanku berada di sebuah rumah. Lebih tepatnya seperti pesawat terbang, yah itu istilah zaman dulu. Nama pesawatku adalah D12 yang sekarang bersandar di gurun. D12 aku terlihat sangat besar sedikit, bentuknya seperti huruf V dan sekarang aku berada di bawah pesawatnya, duduk bersama rekanku. D12 sangat canggih, dia aku buat memiliki kemampuan menghilangkan diri dari radar dan mampu tidak terlihat sama sekali di darat maupun di perairan. Oya lupa, umurku sekarang 22 tahun bukan 21 tahun.
Sebelumnya kenalkan di sebelahku tadi adalah Azka, rekanku yang membuat Time Machine. Orangnya pintar tapi sayang sedikit telmi, menurutku. Orangnya juga baik, perhatian denganku. Lalu wanita setengah baya itu adalah Reigo, sama seperti Azka mereka adalah keturunan kloning biru, berbeda dengan aku yang ankloning spesial, mereka kloning biru diciptakan sebagai keturunan contoh bangsawan di masa lalu. Sedangkan ankloning diciptakan sebagai “senjata” buat Persatuan Dunia. Namun karena satu hal, aku menjadi pemberontak meskipun tidak mengikuti Freedomland.
Aku jelaskan sedikit, hampir dua setengah abad yang lalu dunia bergejolak, yang membuat semua manusia asli beserta hewan juga tentunya mengalami penurunan jumlah. Akhirnya salah seorang dari mereka membuat kloning untuk menciptakan kembali manusia baru. Tapi sayang, ternyata kloning baru itu tidak sesuai dengan induk selnya. Mereka memberontak dan menghancurkan sebagian manusia asli. Lalu manusia asli yang tersisa berkumpul dan membentuk Freedomland yang menentang kepemimpinan dari bangsa kloning yang mampu hidup hingga 1 abad lebih. Ya seperti itulah ceritanya sedikit. Dan kloning-kloning itulah yang membentuk Persatuan Dunia. Mereka masing-masing membuat 9 negara hanya 1 kawasan bebas yang tidak dijadikan negara dikarenakan daerah itu merupakan daerah yang sarat dengan konflik. Semenjak berkuasanya kloning-kloning, dunia terasa terkekang, tidak ada hak-hak hidup, pendapat dan apa punlah itu. Mereka di desain selalu taat kepada Persatuan Dunia. Hampir nyaris semua manusia yang ada di Bumi ini bentukan hasil kloning. Ada 5 tipe kloning, pertama ankloning, yaitu kloning spesial yang berfungsi sebagai “senjata” dan jumlahnya hanya ada 255 orang, lalu kloning biru merupakan hasil kloning dari keturunana bangsa bangsawan zaman dahulu. Kloning biru memiliki sifat yang sangat familiar layaknya seorang raja yang anggun. Berikutnya ada kloning E merupakan kloning biasa yang diciptakan sebagai rakyat dna jumlahnya ada milyaran orang. Setelahnya ada kloning langit, mereka dijadikan angkatan militer di Perstauan Dunia. Terakhir ada kloning abadi, merupakan kloning yang diperuntukan untuk pemimpin Persatuan Dunia dan jumlahnya sangat langka.
Persatuan Dunia bagiku adalah kumpulan setan. Kumpulan orang-orang diktator, entah darimana aku mendapatkan istilah itu. Pemimpinnya terdiri dari 9 orang yang mewakili 9 negara. Dan ada 3 orang spesial yang memerintahkan Persatuan Dunia salah satunya Everet, orang yang masih muda belia dan memiliki kediktatoran paling tinggi dari yang lain. Karena kemampuannya yang mampu mengalahkan manusia asli, dia diberi julukan the Man-blood. Julukan aneh bagiku, tapi dia adalah orang yang paling dihormati di Persatuan Dunia.
Lalu kalian penasaran denganku? Tidak semua kloning memiliki pandangan yang sama, ada dari mereka juga yang menginginkan kebebasan. Seperti aku, saat aku menerobos masuk ke Kantor Abadi dan membaca 1000 rahasia Persatuan Dunia. Betapa kagetnya aku, ternyata di rahasia itu ada istilah “orang tua”. Siapa ya orang tua itu? Kemudian aku terus mencari hingga menemukan bahwa orang tua itu terdiri dari seorang pria dan seorang wanita tapi kenapa ada yang bilang dari soernag pria dan seorang pria? Maka dari itu aku ingin sekali membuat Time Machine dan kembali ke masa lalu.
Namun sayang, Persatuan Dunia sangat melarang orang membuat Time Machine maka dari itu aku diincar oleh semua pemerintah 9 negara. Akhirnya jadi buronanlah. Tidak apa-apa bagiku jadi buronan asalkan aku bisa mengetahui keberadaan orang tuaku. Aku ingin menjadi manusia seutuhnya.
“Ternyata kalian di sini?”, seorang cowok muncul tepat beberapa meter dari D12. Dia sendirian.
“Itukan.....”, ucap Reigo.
“Azka, bawa masuk Reigo dan kemudikan pesawat!”, perintahku.
“Tapi Fian?”,
“CEPAT! Biar aku hadapin dia”.
Azka dan Reigo segera menaiki tangga dan kembali masuk ke dalam D12-ku. Aku berjaga-jaga dari orang tiba-tiba datang itu. Orang itu adalah salah satu dari komandan terbaik persatuan Dunia. Orang itu terlihat tanpa menenteng senjata apa pun, tapi aku tetap waspada dan mengarahkan kedua tanganku ke ikat pinggangku.
“Sepertinya aku harus beresin kamu dulu”, ucap cowok itu menantangku.
“Apa bisa?”, ejekku. Aku berlari untuk menghadang cowok itu agar kedua rekanku bisa berlari terlebih dahulu. Aku tarik ikat pinggangku dan berubag menjadi sebuah senjata yang orang zaman dahulu menyebutnya, pedang. Tapi aku lebih suka menyebutnya D10.
Cowok itu masih tidak bergeming sedikit pun melihat aku berlari ke arahku. Segera aku hunuskan D10 di kedua tanganku. Kemudian aku lompat dan mengayunkan ke arahnya. Dengan gesitnya cowok itu bisa menghindar ke kiri.
Brummm.....
Brummmm....
D12 aku terdengar sudah hidup dan bersiap berangkat menjauh. Aku harap mereka tidak apa-apa.
“Ah, mereka kabur”, ucap cowok itu. Badannya memang terlihat sama sepertiku, bahkan aku perkirakan seumuran denganku.
“Hai pengecut!”, ejekku. “Lawan aku dulu”.
“Aku rasa kamu bukan lawan sepadan, Fian!”, kata cowok itu. Wajah coklatnya terlihat sangat tenang. Namun sorot matanya yang tajam menandakan dia memang lawan yang sulit bagiku. Melihatnya membuat aku gugup, kenapa aku malah gugup?
Cowok itu terlihat memegang pergelangan tangan kirinya. Sekilas dia seperti mengambil seusuatu di jam tangannya. Kemudian dia melepas jam tangannya dan spontan menghentakkannya ke arahku. Jam tangan itu berubah menjadi cambuk yang panjang atau lebih tepatnya seperti tali panjang. Hentakannya membuat debu di sekitarku beterbangan. Banyak sekali sehingga aku harus menganngkat kedua tanganku untuk menghalau debu itu. Aku mendengar sebesit suara di sisiku. Untaian tali yang dikeluarkan dari cowok itu terlihat mengelilingi dan menangkap aku. Tubuhku ditarik ke arah cowok itu. Begitu mudahnya dia menangkapku.
Ikatan talinya begitu kuat sehingga aku menjatuhkan kedua D10ku ke tanah. Badanku yang ditarik sekarang berada di hadapan cowok itu. Aku bisa dengan jelas mendengar suara nafasnya. Wajah kami terlihat sangat dekat sekali.
“Inikah buronan mahal itu?”, ejeknya. Aku merasa dia menarik aku dengan satu tangannya saja. Badanku menempel ke badannya.
“Jangan anggap enteng aku, uh....”, aku berusaha untuk membentaknya tapi ikatannya semakin kencang dan terasa sangat menyakitkan.
Satu tangannya berusaha untuk memelukku. Aku (berusaha) bergerak untuk melepaskan ikatannya tapi tidak berhasil. Keringatku pun mengucur dengan deras dari badanku, selain karena suhu gurun yang semakin panas, ikatannya membuat aku harus bergerak lebih kuat. Seharusnya bagi ankloning seperti aku, ikatan seperti ini sangat mudahlah lepas tapi kenapa yang ini tidak?
Tampak terlihat juga wajahnya mengucur keringat. Goresan yang dibuat keringat cowok itu membuat aku takjub. Sesaat kami terlihat saling menatap di teriknya suhu gurun. Aku merasakan nafasnya semakin menderu keras di wajahku. Aku secara tanpa sadar mendekatkan wajahku ke wajahnya perlahan-lahan. Tanpa pikir panjang aku melakukan aktivitas yang namanya, ciuman.
Aku tepat mencium bibirnya. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan hal itu. Aku tatap wajahnya terlihat sangat syok. Kenapa dia malah syok, padahal aku biasa saja? Mungkin karena dia syok, ikatannya terasa kendur dan dengan sisa kekuatanku aku bisa melepasnya. Aku kepalkan tanganku, aku tinju dadanya. Dia terbanting ke dalam gurun. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan aku pun kabur. Aku hentakan kakiku, lalu dari alas sepatu keluar semacam piringan oval dan membawa aku terbang dari tempat itu. Kemudian aku mengambil kembali D10 aku.
.................................
Tidak terlalu lama aku terbang dan berhasil menemukan D12ku yang bersandar di bibir pantai. Aku segera turun dan segera menemui Azka yang sedang tertunduk memeluk tubuh Reigo.
“Az?”, tanyaku yang heran melihat pemandangan di depanku. Aku melihat Reigo tergeletak tak berdaya di pelukan Azka. Azka terlihat menangis.
“Ma..maafkan aku Fian”, ucap Azka sembari menangisi Reigo dipelukannya.
“Kenapa Reigo?”.
“Tadi...kami di serang”. Azka mencoba menjelaskan.
“Diserang?”, tanyaku bingung.
“Ia, dan Reigo mengorbankan nyawanya untuk menolongku”,
“Apa?.....”, aku terkejut mendengarkan penjelasan Azka.
“Ini salahku!”, teriak Azka yang memecahkan tangisannya.
Aku berdiri syok dan tidak percaya dengan semua ini. Waktu berjalan begitu cepat. Aku tidak menyangka pasukan Persatuan Dunia membuntuti Azka. Aku memegang kepalaku. Aku menyesal diriku tidak segera pergi. Namun, semuanya sudah terlambat, Reigo sekarang sudah pergi ke suatu dunia, apa yang disebut dengan, surga, begitu yang aku tahu dari zaman dulu.
Tanpa aku duga aku meneteskan air dari mataku. Aku begitu heran kenapa aku bisa melakukan hal yang hanya bisa dilakukan oleh kloning biru? Apa yang aku rasa begitu kalut dengan kepergian Reigo. Perasaan yang tidak pernah aku rasakan semenjak aku dilahirkan sebagai ankloning.
“Az, kita harus cepat pergi lagi”, ucapku menenangkan Azka.
“Aku ingin menguburkan Reigo layaknya manusia biasa”, ucap Azka sedu.
“Ya kalau maumu itu, kita lakukan”.
Aku dan Azka menguburkan Reigo di sekitar pantai itu. Tapi masih dalam hatiku, aku menyesal tidak berada di saat Azka dan Reigo diserang. Aku ingat kata Reigo, apa pun yang terjadi aku harus bisa membuat Time Machine dan membawa "orang tua" untuk mengubah dunia yang kelam ini.
Comments
[ide_na unik]
Btw, aq pgn ada komentar dan saran sblm lanjut ke next part
Kk @adacerita ini critanya ga dilanjutkn atuh
Sebenernya ku juga ada ide buat yg jenis ini, tapi mgkn dgn bahasa yg simpel dan tak terlalu berkhayal jauh, tapi itu kapan kapan aja, skrg lagi fokus bikin"galau..."