Sekilas tentang pengalamanku menjalani kehidupan yang rasanya semua orang mengabaikan.
Terkadang aku merasa sudah terlalu lelah dengan semuanya. Mungkin kutipan lirik lagu dari ungu ya.. yang bunyinya
'Mungkin inilah jalan hidupku, mengagumi tanpa dicintai'. Ya, menurutku lirik lagu tersebut cukup menggambarkan sederetan
kisah dalam menjalani kehidupanku sebagai seorang yang memiliki rasa ketertarikan
dengan pria.
Entah kenapa rasa ketertarikan itu tiba-tiba muncul semenjak aku beranjak SMA kelas 1.
Padahal sebelumnya tidak pernah terbesit dalam pikiranku untuk mencintai sosok seorang pria.
Ya seingatku dulu pada waktu itu aku mengalami yang kebanyakan orang menyebutnya masa pubertas. Dimasa-masa
itu biasanya akan muncul ketertarikan dengan lawan jenis (kalo sejenis belum pernah kubaca defenisinya)
.
Teman-teman sekelas pada banyak yang udah pacaran, dan kemana-mana selalu dengan pacarnya. Lain halnya denganku, meskipun sebelumnya beberapa wanita-wanita pernah ingin menyinggahi hati ini, tetapi rasa ketertarikan
untuk menjadikan sebagai pacar belum ada (hanya sebatas mengagumi) dan ujung-ujungnya semuanya aku tolak mentah-mentah (tragis ya
). Tapi kan yang namanya cinta ga bisa dipaksain.
Kisah itu diawali ketika aku sedang mengikuti upacara bendera
disekolah saya dulu. Pada saat itu aku bertindak sebagai ketua regu barisan dari kelas saya 1B untuk melapor kepada pemimpin upacara.
Dan jantung saya pun hampir copot saat itu (majas hiperbola gan
) melihat sosok seorang pria yang berdiri ditengah lapangan sana. Dia itu abang kelasku, sebut saja namanya Andre.
Hampir tak tahan memandang sosok pria tinggi berambut gelombang dan berkulit putih itu.
Sengatan matahari pagi tidak terasa memandang kegantengan abang kelasku itu.
Apalagi kalo senyum, woahhhh upacara sampe sore haripun saya relaa (lebay ya hahahahaha).
Dengan segala upaya yang ada saya berusaha mencari informasi tentang andre ,sering berhayal tentang dia, dan memimpikan dia dalam tidur hahahaha.
Hati ini mulai luluh dan bahkan udah hampir sepenuhnya untuk dia.
Setiap hari aku berusaha untuk melihat dia walau hanya sebentar saja, dan selalu menunggu kehadirannya disekolah.
Mungkin hal ini bisa dikatakan hal tergila yang pernah aku lakukan.
Pernah ketahuan sama dia karena aku pernah tertangkap basah memandang dia waktu main band pada saat festival band sekolah.
Karena kelamaan liatin dia, secara tak sadar dia melihat kearahku juga, waktu itu dia sebagai drummer.
Tak bisa rasanya menyembunyikan rasa malu itu. Makanya aku langsung buru-buru cabut. Untuk gak ada berita aneh-aneh tentang aku dan dia disekolah.
Dia juga sering main kekelasku karena dia punya teman satu bandnya dikelasku juga. Mungkinkah dia merasakan hal yang sama atau tidak, tetapi yang jelas setiap kali aku duduk2 dikursi panjang didepan taman kelasku, bisa kupastikan dia juga pasti akan duduk didepan taman kelasnya dan sering menatap kearahku. Oh ya kelasku sama dia berseberangan dan hanya dipisahkan lapangan sekolah. Tatapan itu sering aku tangkap dan dalam sanubariku kuartikan sebagai rasa cinta. Hal tersebut sering terjadi dan bahkan hampir setiap hari. Tapi yang anehnya, kita belum pernah sama sekali berkenalan. Kayaknya main dari hati ke hati ni
. Tetapi hal itu tidak memudarkan semangatku untuk segera berkenalan dengan andre. Setiap hari aku selalu berharap dan bahkan pernah berdoa untuk bisa dekat dengannya.
Tetapi semua perasaan itu pupus setelah mengetahui perilaku
dia dengan ganknya akhir-akhir ini yang suka bikin onar dan sering godain cewe-cewe disekolah.
Dia memang ganteng, tak heran cewe-cewe disekolah pernah berantem gara-gara memperebutkan dia.
Begitu mendengar berita itu, kekaguman dan rasa ingin dekat dengan sosok andre
semakin pudar, padahal rasa suka dan cinta bahkan sudah melekat erat di sanubari. Lain lagi dibeberapa hari kemudian mendengar berita tentang dia yang sudah jadian
sama kakak kelasku juga yang sekelas dengan dia (mungkin untuk mencegah cewe2 disekolah ali biar ga berantem), membuat hati ini tersayat-sayat.
Akhirnya aku menyimpan semua rasa suka yang dulu pernah ada untuk dia. Sesi saling memandang dari depan kelas pun tak pernah terjadi lagi. Dia udah semakin sibuk dengan gebetan barunya. Dan mulai saat itu, akupun mulai malas untuk nonkrong didepan kelas pada waktu jam istirahat.
Tahun berganti tahun, akupun semakin fokus untuk menyibukkan diri dengan belajar dan berusaha menutup mata akan segalanya tentang andre.
Tak terasa acara lulus-lulusan pun udah dekat untuk siswa kelas tiga. Itu artinya andre bakal meninggalkan sekolah dalam waktu dekat ini.
Meskipun sudah berusaha membencinya, tetapi rasa itu selalu saja masih tertinggal. Begitu sedih untuk melepasnya. Sosok andre gak bakal kutemui lagi
. Semenjak anak kelas 3 selesai ujian, biasanya mereka akan ikut bimbel untuk SPMB saat itu. Ya, andre juga ikut bimbel di ibukota provinsiku yg cukup jaud dari tempat asalku. Dia pun ngekost disana.
Hari-hari begitu sepi tanpa kehadiran anak kelas tiga. Mereka udah libur semenjaknselesai ujian nasional. Sepi sih pasti, dan yang lebih menyedihkan lagi, sosok andre bakalan tidak muncul lagi disekolah. Satu-satunya kesempatan untuk bisa melihat dia lagi dan bahkan hanya mengucapkan kata selamat kepadanya adalah pada waktu menerima ijaza.
Tibalah pengumuman kelulusan. begitu bangga mendengar anak kelas tiga sekolahku lulus semua dan tentunya andre termasuk salah satunya.
Akupun berencana untuk memberikan selamat kepadanya untuk yg terkahir kalinya seperti yg aku bayangkan sebelumnya.
Hari penerimaan ijaza pun tiba. Aku begitu senang karena bakal punya kesempatan untuk bisa memberikan selamat kepada orang yang aku kagumi dan juga pernah kubenci sebelumnya. Setidaknya dia akan mengingat hal itu. Tetapi semuanya sia-sia. Andre yang aku harapkan tak juga muncul-muncul dari ratusan anak kelas tiga yang datang untuk mengambil ijaza. Aku udah standby didepan kelas mulai pagi sampai sore untuk melihat anak-anak kelas tiga (kebetulan anak kelas 1 dan 2 udah selesai ujian dan tidak belajar lagi). Tapi dia belum juga muncul.
Aku tak tahu persis kapan dia ngambil ijazanya. Tetapi sampai detik ini, aku sendiri belum pernah lg bertemu dengannya. Dan dari berita terakhir yang kudengar, dia kuliah disalah satu Perguruan tinggi swasta dan baru lulus 2011 kmaren.
Semenjak itu, akupun semakin fokus dengan studiku di tahun ajaran berikutnya.
Tak ingin terikat lagi dengan bayangan tentang andre. Ingin membuang semua rasa itu.
Ditahun ajaran baru pastinya banyak wajah-wajah segar yang hampir tidak pernah kita lihat sebelumnya. Banyak insan-insan baru yang akan menyemangati hari kita. Tetapi aku mencoba untuk tidak pernah lagi suka apalagi cinta sama mahkluk yang sejenis denganku.
Jika sekiranya mulai tumbuh rasa-rasa suka itu, aku harus berusaha membuangnya jauh-jauh sebisa mungkin. Tetapi yang namanya hati susah dibohongin. Aku hampir kembali terjatuh lagi dan menyukai
seorang pria yang lumayan menarik menurutku yang ketika itu dia berkunjung ke kelasku.Tetapi rasa itu langsung aku tepis. Aku ingat namanya Heri anak kelas 1E. Dia tersenyum kepadaku. Meskipun senyuman itu lumayan bisa menyegarkan otak yg lagi stress, tetapi aku gk terlalu ambil kehati. Cukuplah hanya sebatas sampai disitu saja (tak ada makna lebih yg ada dalam benakku). Meskipun sering cuek dgn heri, tetapi diam-diam aku sering memperhatikan perkembangannya disekolah tp bukan secret admirer yah, hanya pemantau saja
. Tapi Heri sama saja dengan Andre, tanpa hitung semester 1 berakhir, dia sudah
menggandeng
seorang cewe yang saat itu menjadi pacarnya. Benerkan, semuanya sama aja. Ya memang sih, mereka tidak pernah mengatakan suka samaku. Ya wajara mereka pacaran. Dan justru sebaliknya aku yang harus dipertanyakan.
Sejenak aku berpikir 'Mau jadian, mau ngapain itu urusan dia', karena rasa buat heri gak ada apa2 (posisiku saat itu hanya sebagai pemantau
).
Semenjak saat itu dan hingga lulus SMA kelas 3, akupun selalu berusaha untuk menutup hati dengan yang namanya lelaki. Karena ujung-ujungnya hanya sebagai secret admirer saja.
To be continued
Comments
Setelah lulus SMA, akupun bingung menentukan tujuanku. Antara melanjut kuliah atau ambil sekolah kepolisian. Orang tuaku dan saudara-saudaraku sangat berharap sekali aku jadi polisi. Karena mereka bilang fisik dan kemampuan yang aku miliki sangat mendukung. Tetapi hatiku bersikeras menolak karena sedari dulu aku pengen kuliah dan tidak berminat jadi polisi (maaf buat mas bro yang polisi yah ). Akhirnya dengan melalui perdebatan yang sangat rumit saat itu, akupun tidak jadi ambil sekolah kepolisian. Aku memilih untuk melanjut kuliah disalah satu universitas swasta.
Pada bulan septembernya, akupun mulai start kuliah disalah satu universitas swasta dan mengambil jurusan Teknik. Disitu aku mengikuti beberapa kegiatan yang sangat menjengkelkan salah satunya ospek. Ospek merupakan kegiatan yang paling ku benci, karena seolah – olah ospek itu lebih ke proses ngerjain anak-anak baru oleh senior-senior. Kegiatan itu aku lalui dengan penuh rasa jengkel dan pengen gebukin senior yang ngerjain aku (Maaf bagi yang pernah mengospek :P, peace gan ). Habis.. sangat menjengkelkan sekali, mulai disuruh nyanyilah, katakan cintalah, buat surat cinta, lari-lari keliling lapangan basket sambil teriak-teriak. Pokoknya sangat menyiksa mahasiswa baru saat itu. Tetapi hal itu tak berlangsung lama, semuanyapun berlalu juga.
Pada saat perkuliahan mulai efektif, akupun mulai membuat sebuah rancangan berupa target yang harus aku tempuh dalam perkuliahan (tentunya kuliahnya gak asal-asalan supaya bisa mencapai nilai yang bagus). Segala rasa yang dulu yang pernah ada untuk andre, pelan-pelan mulai memudar. Akupun mulai sibuk untuk kuliah dan mengikuti berbagai kegiatan dikampus.
Suatu hari ketika berjalan pulang selesai mengikuti latihan kegiatan di aula kampus sore harinya,secara tak sengaja aku melewati lapangan basket yang sedang dihuni oleh pemain-pemain basket handal. Mereka sedang bermain basket disana. Sejenak aku beristirahat sambil menikmati permainan mereka. Wah, mainnya jago banget ya , seandainya aku bisa seperti mereka (secara hanya tau dikit-dikit doing soal basket ) . Mataku tertuju pada seorang pria yang sedang ikut main saat itu. Sebenarnya udah sering liat dia dikampus, secara dia senior aku. Sebut namanya Doni. Doni , sosok yang begitu sempurna dengan baju basketnya yang sudah basah karna keringat sedang bermain-main dengan bola berwarna orange tua ditangannnya. Aku berusaha meyakinkan diri, ini bukan rasa suka tapi sekedar kagum. Spontan aku menggeleng-gelengkan kepala supaya konsentrasiku terhadap doni buyar. Dalam benakku terlintas tidak akan ada lagi kata suka dengan pria mengingat pengalaman dengan andre yang ujung-ujungnya diriku jadi secret admirer. Lupakan sajalah, itulah jawaban yang terbesit secara spontan dalam pikiranku.
Besoknya aku kembali mengikuti perkuliahan seperti biasa. Selama perkuliahan tak henti-hentinya aku memikirkan doni. Kuliahku hari itu masuk jam 10. Sambil menunggu ruang kelas selesai dipake oleh kelas lain, aku dan teman-teman berdiri dekat pintu sambil ngobrol sembari menunggu kelas selesai. Dan ketika jam 10 kurang 15 menit, ruang kelas yang ingin kami pakaipun pintunya sudah dibuka pertanda kelas sudah selesai dan oh Shitt….. ternyata kelas doni yang kuliah disitu. Dia pun keluar dari ruangan kelas . Dia lewat dari depanku dan tersenyum ramah pada kami yang sedang menunggu ruangan sembari menyapa teman-temanku yang sering ngobrol sama dia. OMG, apakah ini pertanda awal keberuntunganku kali ini (hahaha, kayak undian aja yak).
Kelaspun dimulai, tapi konsentrasiku buyar mengingat wajah doni sebelum masuk kelas tadi. Aku sengaja mengambil kursi paling belakang supaya posisinya aman untuk berhayal :P. Yang kutuliskan dalam binder kuliahku bukannya materi hari ini, tetapi nama doni yang aku lukis dalam binder itu. Akupun mulai berandai-andai hingga tak tahu sampai kemana angan-anganku saat itu. Tak terasa kuliahpun udah sampai jam 12, tak ada yang kucatat materi yang kucatat hari ini. Doni..doni, kenapa bayangan kamu selalu masuk dalam pikiran aku sampai aku menyianyiakan kuliah probability dan statistic saat itu.
Aku dan teman-teman segera keluar dari ruang kelas. Tiba-tiba kami kaget melihat mahasiswa pada berkerumunan dipapan informasi. Ternyata nilai UTS udah keluar. Anjrittt, gimana nih nasibku. Dengan segera aku berlari menuju papan informasi dan tak sabar ingin melihat pengumuman hasil UTS saat itu. Dan syukurlah, nilai masih aman-aman saja. Sejenak dalam pikiranku nama doni. Akupun melihat nilai UTS doni. Wowww, dia luar biasa sekali, nilainya bagus-bagus semua. Akupun merasa malu saat itu, dan mulai saat itu aku berjanji akan lebih bagus lagi. Setidaknya bisa menyamakan nilai doni(Biar dia juga liat nilaiku., secara biasanya orang pasti liat yang tinggi-tinggi duluan nilainya.. siapa tau aja nilaiku dilihatnya nanti wkwkwkwk).
Semenjak itu rasa penasaranku sama doni semakin menggebu-gebu saja. Aku berusaha kembali mencari informasi sedetail mungkin tentang doni sama seperti yang aku lakuin dulu sama andre. Dan jawabannya adalah Friendster. Ya, situs itu mungkin membantu pikirku. Waktu itu aku belum punya Friendster. Segera kubuatkan accountku Fsku dan langsung menambahkan teman-teman FS yang kukenal. Tak lupa juga aku mennambahkan doni sebagai teman, siapa tau aja jadi awal yang baik untuk pertemanan selanjutnya. Akupun mulai melihat profil dia dan melihat aktivitasnya di FS. Ternyata dia masih single. Akupun sering memantangi Friendster, siapa tau doni udah merespon pertemanan di Fs.
Tetapi satu kelemahanku, belum berani untuk ngobrol secara langsung didunia nyata. Selalu kehilangan topik kalo ketemu dan ujung-ujungnya cuma sapa doang. Perasaan grogi selalu saja musuh besarku dalam setiap kesempatan. Tapi hal itu tak berlangsung lama karena dalam beberapa bulan kemudian kejadian yang sama terulang kembali. Ternyata doni sudah jadian dengan cewe teman SMA dia dulu. Hancur hancur lelur luluh lantah (tak bisa terungkapkan dengan kata-kata saat itu). Tak ada bedanya dengan Andre, Heri, dan Doni. Endingnya pasti sama semua. Aku kembali sadar, ternyata kesalahan ada padaku. Mereka semua hanyalah cowo straight yang tidak punya rasa suka sama cowo. Aku sering berpikir, kenapa aku dilahirkan kalau aku tidak bisa menunjukkan rasa sayangku yang tulu sama orang lain. Aku tidak menyalahkan Tuhan. Tetapi kenapa rasa ini ada? Seandainya aku disuruh untuk memilih, Aku tidak akan memilih seperti ini, tapi aku mendapatkannya. Aku tidak memintanya untuk jadi seperti ini sebelumnya. Akupun sering menyalahkan diri sendiri.
Semenjak itu, akupun makin frustasi. Dalam pikiranku, gak akan mungkin cowo bisa mencintai cowo. Hal itu sangat tidak mungkin. Mulai saat itu akupun kembali membuka hati mencintai wanita dan menepis rasa suka dengan pria. Dan pada bulan mei akupun jadian dengan adek kelasku waktu SMA dulu namanya citra. Kami menjalani hubungan backstreet karena orang tua dia ga setuju berhubungan dengan keluargaku. Dari SMA dulu dia cinta mati samaku, tapi aku tak sadar akan hal itu. Aku anggap dia sebagai adek aku dulu. Tapi saat itu kami resmi pacaran karena aku tau rasa itu harus ditepis dengan hal seperti itu. Hubungan kamipun bertahan sampe 3 bulan, karena dia diasrama dan susah untuk komunikasi. Lain lagi tantangan dari keluarga yang menolak untik pacaran dengan dia (Karena orang tuanya pernah buat masalah hingga berimpas kekeluargaku). Akupun putus dari citra. Sebenarnya citra sangat sedih sekali dengan keputusan yang sudah aku ambil. Tetapi apa boleh buat, itu sudah keputusan akhir aku. Aku yang mutusin dia karena jarak yang begitu jauh (hubungan LDR) dan status backstreet. Hidupku seolah-olah sudah hambar. Semua yang aku inginkan dalam percintaan semuanya tidak sesuai dengan keinginan hati.
Akupun menjalani kehidupanku dan perkuliahanku saat itu dengan rasa hambar. Satu semester nilaiku menurun dari sebelumnya. Orangtuaku bertanya-tanya tentang nilaiku yang menurun. Beliaupun memberikan semangat kembali kepadaku. Akupun sadar dan tak bisa larut-larut dalam masalah ini, kupompa kembali semangat yang mulai hilang. Beberapa list kegiatan aku buat dinotes ku, dan kembali bergabung dengan kegiatan kampus yang pernah aku tinggalkan. Akupun aktif kembali dalam setiap kegiatanku dengan bermottokan No time for love. Seolah-olah dunia tanpa cinta manurutku. Dan akupun berhasil melakukannya sampai wisuda.
Akhirnya kamipun ngrobol disalah satu food court di mall itu. Kalo diajak ngobrol dianya sangat santai dan enak. Dia banyak menceritakan hal-hal tentang kehidupannya termasuk percintaanya. Dia udah menjalani 7 kali percintaan dengan laki-laki (OMG berarti gue kedelapan dong). Ternyata setelah dijelasin secara detailnya, dia termasuk lelaki kuat yang sering diputusin dan diselingkuhin sama bf nya. Rata-rata melakukan hal yang sama untuk setiap bfnya. Aku tidak tau alas an detailnya . Beberapa jam kemudian, diapun mengungkapkan perasaannya setelah cukup lama berchating selam 2 bulanan tanpa ketemuan. Akupun menerima dia sebagai bf yang pertama dan juga yang terakhir sampai saat ini. Ada beberapa hal yang ingin kurubah dari dia termasuk untuk jenis pakaian yang dia pakai jangan terlalu norak dan pergaulannya jangan kebanyakan dengan wanita. Tetapi manusia punya pendirian masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Masukan yang kita berikan mau diterima atau gak itu tergantung orangnya. Dan itulah hal yang membuat kami berbeda. Dia sangat susah untuk menerima masukan yang aku berikan dan akhirnya hubungan itu hanya berlangsung selama dua bulan saja. Kitapun akhirnya mengakhiri hubungan tersebut dengan tetap saling bersahabat, menghargai, dan saling menjaga rahasia masing-masing. Diapun menjadikan aku sebagai adeknya sendiri. Dan sampai saat ini aku masih berhubungan baik sama dia layaknya abang dan adik. Setelah hubungan dengan Michael berakhir, kisah yang sama kembali lagi seperti cerita saya dalam “this feeling kills me”. Tapi endingnya tidak sama seperti kisah andre dkk, aku jadi teman dekat sama dia karena secara dia sudah beristri. Sampai saat ini akupun vakum dalam pencarian cinta. Karena aku gak mau menyakiti hatiku sendiri karena menyimpan rasa didalam hati. Mencintai orang yang salah dan mereka semua ternyata straight.
Demikian sekilas kisah yang bisa aku ceritakan.
@radraf Τнäиκś y bro