BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kamu kan laki-laki,ko bisa diperkosa..?!

edited November 2011 in BoyzLove
Walaupun selama ini terdapat asumsi bahwa kekerasan seksual lebih banyak dialami oleh wanita, akan tetapi Dube, (2005) menemukan bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada anak laki-laki justru memiliki porsi yang lebih banyak dan umum terjadi.

kultur yang berlaku pada masyarakat telah membentuk suatu mitos sosial yang mengharapkan lelaki mampu mengontrol diri, tangguh dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu masyarakat menilai kesuksesan seorang lelaki sebagai seorang heteroseksual, sebagai inisiator seksual, dan sebagai pelindung bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sehingga apabila lelaki mengalami kekerasan seksual maka hal ini akan menjadi pertanyaan di lingkungan sosial, “Kamu kan lelaki. Kok bisa sampai diperkosa? Kan bisa melawan.”

Adapun beberapa mitos terkait kekerasan seksual pada lelaki yang seringkali salah kaprah pada masyarakat pada umumnya adalah :

1. Anak lelaki tidak mungkin menjadi korban kekerasan seksual, karena apabila mereka tidak menginginkannya mereka dapat melawan pelaku.

Fakta : mitos ini berawal dari pandangan masyarakat tentang peran gender, yang merujuk pada masalah “image macho lelaki” dimana lelaki tidak boleh lemah apalagi menjadi korban kekerasan seksual. Selama ini budaya telah menganggap bahwa lelaki dapat melindungi diri mereka sendiri. Pada kenyataannya, anak dan remaja lelaki secara fisik dan emosional lebih rentan daripada pelaku. Hal ini disebabkan karena pelaku kekerasan seksual seringkali menggunakan kekuasaan untuk mengontrol korbannya. Pada beberapa kasus, ancaman fisik justru tidak terjadi, melainkan melalui media manipulasi seperti pemberian imbalan, penipuan, dan kekerasan secara tidak langsung yang juga menjadi bagian dari kekerasan seksual. Oleh karena itu kita harus paham bahwa terjadinya kekerasan seksual bukan hanya masalah “melawan balik”.

2. Hampir sebagian besar kekerasan seksual yang terjadi pada anak lelaki dilakukan oleh pelaku homoseksual

Fakta : pedofilia yang melakukan kekerasan seksual pada anak lelaki tidak berarti menunjukkan orientasi homoseksual, begitu juga dengan pedofilia yang melakukan kekerasan seksual pada anak perempuan. Apabila kita mampu mengenali perilaku kekerasan seksual sebagai tindakan yang didasari pada kekuatan dan kekuasaan, yang tujuan akhirnya adalah untuk menyakiti, merendahkan, mempermalukan, dan membuat korbannya merasa tidak berdaya, maka kita akan mengetahui bahwa kecenderungan atau orientasi seksual sedikit sekali berhubungan dengan masalah ini. Menyakiti seseorang dengan melakukan kekerasan seksual akan membuat pelaku merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar daripada korbannya. Hampir sebagian besar pelaku kekerasan seksual mengidentifikasikan diri mereka sebagai heteroseksual.

3. Apabila anak lelaki mengalami orgasme pada saat mengalami kekerasan seksual, berarti ia bergairah ketika diperlakukan demikian.

Fakta : pada kenyataannya lelaki dapat bereaksi secara fisik (mengalami ereksi) ketika memperoleh rangsangan, bahkan dalam situasi traumatis dan menyakitkan sekalipun. Terapis yang mengangani pelaku kekerasan seksual mengetahui bahwa salah satu cara pelaku merahasiakan perbuatannya adalah dengan mengatakan bahwa respon fisiologis korban merupakan indikasi bahwa korban bergairah diperlakukan demikian. Pelaku pada umumnya akan mengatakan “kamu menyukainya”, “kamu menginginkannya”. Hal ini membuat beberapa korban kekerasan seksual akan merasa malu dan merasa bersalah dengan pengalaman fisik mereka saat mengalami kekerasan seksual. Stimulasi fisik seringkali terjadi dalam kekerasan seksual, akan tetapi tidak berarti korban menginginkan pengalaman atau memahami apa yang terjadi pada saat itu.

4. Adanya “sindrom vampir”, yaitu ketika anak lelaki mengalami kekerasan seksual maka ia akan melakukan kekerasan seksual pada anak lain.

Fakta : mitos yang beredar ini paling berbahaya karena akan memnimbulkan stigma negatif pada diri anak bahwa pada akhirnya ia akan ditakdirkan untuk menjadi pelaku di kemudian hari. Apabila korban kekerasan seksual lelaki, maka terkadang ia dipandang sebagai seseorang yang memiliki potensi untuk menjadi pelaku di kemudian hari, bukan sebagai korban yang membutuhkan bantuan dan dukungan. Beberapa pelaku kekerasan seksual memang memiliki sejarah mengalami kekerasan seksual ketika mereka kecil, akan tetapi tidak benar bahwa sebagian besar korban akan menjadi pelaku. Penelitian yang dilakukan oleh Jane Gilgun, Judith Becker dan John Hunter menemukan adanya perbedaan utama antara pelaku yang mengalami kekerasan seksual dan pelaku yang tidak mengalami kekerasan seksual : pelaku yang tidak pernah mengalami kekerasan seksual mengatakan bahwa mereka pernah mengalami kekerasan seksual sehingga orang akan mempercayai bahwa dirinya sebenarnya adalah korban sehingga akan memperoleh simpati dari orang lain.

5. Lelaki yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh pelaku pria akan menjadi homoseksual

Fakta : beberapa anak lelaki yang mengalami kekerasan seksual dengan pelaku lelaki mempercayai bahwa secara seksual ada bagian dalam diri mereka yang tertarik dengan lelaki, dan hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah homoseksual atau bersfat seperti wanita. Oleh karena ini beberapa korban kekerasan seksual dengan pelaku lelaki menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam kebingungan dalam menentukan identitas seksual, orientasi seksual dan bagaimana penilaian lingkungan terhadap dirinya. Pelaku kekerasan seksual tidak mampu mengembangkan dan menjaga relasi seksualitas dengan lawan jenisnya sehingga mereka membutuhkan adanya pengakuan dengan bentuk menguasai dan mengontrol orang lain, terlepas dari fakta apakah korbannya homoseksual. Sebagai tambahan, tidak ada seseorang yang dapat membuat orang lain menjadi homoseksual ataupun heteroseksual. Walau demikian kekerasan seksual yang dilakukan oleh sesama jenis dapat menyebabkan terjadinya kesalahan persepsi pada anak dan akan membuatnya terus mempertanyakan identitas seksualnya; suatu contoh dampak panjang kekerasan seksual secara emosional.

6. Apabila pelaku berjenis kelamin wanita, maka anak lelaki ataupun remaja yang mengalaminya seharusnya merasa beruntung.

Fakta : menjadi objek kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang lain, baik itu lelaki maupun wanita, selalu menyakitkan dan merusak. “Kamu tidak dapat memperkosa orang yang menginginkannya”. Mitos lain ini secara tidak langsung menyatakan bahwa anak lelaki dan pria selalu tertarik dengan segala aktivitas seksual, dan tidak memiliki batasan dalam masalah seksualitas. Budaya masyarakat juga menekankan bahwa lelaki tertarik dengan aktivitas seksual, kapanpun dan dimanapun sehingga lelaki diharapkan memenuhi standar ini. Apabila lelaki atau anak lelaki tidak menginginkan seks, terutama dari wanita dewasa, maka kemungkinan besar mereka tidak sempurna. Pada kenyataannya seks yang dilakukan secara terpaksa dan sebelum waktunya, baik oleh ibu, tante, saudara perempuan, maupun perempuan lain yang menjadi figur otoritas dapat menyebabkan kebingungan dalam diri anak dan membawa dampak dendam, depresi dan masalah lain di kemudian hari.

Note : Kekerasan seksual bukanlah sekedar wacana tentang peristiwa traumatis semata, akan tetapi peristiwa yang mampu mengguncang kehidupan seorang anak hingga mampu merubah cara pandang anak terhadap dunia. Tulisan ini dibuat oleh penulis saat menjadi relawan di salah satu children crisis center untuk membantu melakukan pendampingan korban kekerasan seksual. Tulisan ini sebagai sarana psikoedukasi, terutama pada korban lelaki karena sering terjadi “salah kaprah” berkaitan dengan kekerasan seksual yang dialami. Sehingga korban yang telah trauma justru memperoleh trauma tambahan karena adanya penilaian yang salah dari masyarakat.

«1

Comments

  • kLo baca di berita.. kayaknya skrg emg korban.a kebanyakan cowo..
    duhh kasian yaa.. moga aja yg pnh jd korban kyk gtu.. pas gedenya ga bnran jd gay kyk kitaaa..
  • termasuk gw :(,
    sbg korban,
    dluny nyesal bngt dgn diri gw sndri,
    tp skrng gw udh bs nerima dri gw sndri,
    krna tuhan psti pny rencana dbalik smua in
  • kLo baca di berita.. kayaknya skrg emg korban.a kebanyakan cowo..
    duhh kasian yaa.. moga aja yg pnh jd korban kyk gtu.. pas gedenya ga bnran jd gay kyk kitaaa..

    wait a minute, @fansnyaAdele. Kalimat terakhirmu rasanya ngeganjel deh.
  • a_hatter wrote:
    kLo baca di berita.. kayaknya skrg emg korban.a kebanyakan cowo..
    duhh kasian yaa.. moga aja yg pnh jd korban kyk gtu.. pas gedenya ga bnran jd gay kyk kitaaa..

    wait a minute, @fansnyaAdele. Kalimat terakhirmu rasanya ngeganjel deh.

    hmmm apanya.. @a_hatter
  • @fansnyaAdele
    'gak beneran jd gay kayak kita'. Apa kita jadi gay (I'm bi, ed.) karena trauma masa kecil? Gak ah.
  • mudah2an gw g prnh jd korban deh.
    Tp soal orientasi gw ud ngerasa belok dr TK sih
  • gw posting ini karna gw jga pernah jadi korban kekerasan dan pelecehan :(
  • goshh,. yg sabar yaa @aexeellz .. kejadian.a gmna itu teh?
  • di bengkel mobil tempat gw kerja dlu,gw di paksa maen sama kponakan bos gw,karna pertama kali,gw bener-bener takut.... :(
  • kmu wktu itu umurnya brpa?? nahh si bossmu itu tau ga tuhh soal kejadian ntu ..
  • pelecehan sexual waktu kecil?
    aku pernah mengalaminya, tapi rasanya bukanlah alasan mengapa aku suka ama cowok
    lol
  • aexeellz wrote:
    di bengkel mobil tempat gw kerja dlu,gw di paksa maen sama kponakan bos gw,karna pertama kali,gw bener-bener takut.... :(

    trus trus trsu, abis itu elu jadi suka cowo?
    ato....
    emang dasarnya elu uda suka cowo?

    ato.....?????

  • gw mulai suka sma cwo pas umur 15th,tpi sbatas suka aja klo ngeliat temen2 skolah gw yg body nya muscle,tpi waktu itu gw sma skali ga berpikir untuk melakukan sesuatu atau apalah itu,apalagi sampe ml sma cwo,sama skali ga kebanyang.

    klo kejaian itu pas umur gw 17th,dan itu pertama kalinya,gw di paksa jadi bot,sakit bgd,sampe gw liat ada bercak darah di bekas kondom yg dia pake...!!, awalnya dia care bngd sma gw,dan gw ga nyangka dia punya maksud tertentu sma gw,gw cuma 9 bulan kerja di bengkel itu,abis itu gw kluar,dan sejak itu gw mulai lbih berani untuk berhubungan sma cowo,entah karena sudah terpengaruh,atau karna sudah terlanjur,gw ga tau???,tpi yg pasti sekarang gw udah mulai nikmatin smua itu...
  • abis kejadian itu..emng kamunya ga jd trauma ato apa gtuu??

    @vendi74
    whattt??om ven pnh jd korban jga.. aku baru tau loh.. ntar cerita yaa om..
  • abis kejadian itu..emng kamunya ga jd trauma ato apa gtuu??

    @vendi74
    whattt??om ven pnh jd korban jga.. aku baru tau loh.. ntar cerita yaa om..

    om ven dipercaya????
    itu syirik

Sign In or Register to comment.